Monitorday.com – Sebanyak 22 kiai muda Indonesia telah menuntaskan pelatihan Makhtutath di Mesir yang diadakan oleh Kemenag RI bersama Institute of Arabic Manuscripts.
Program pelatihan ini berlangsung selama tiga minggu di Kairo, mencakup 22 pertemuan dan 42 jam pelatihan.
Giat ini didukung oleh Dana Abadi Pesantren Direktorat Pendidikan Diniyah bekerja sama dengan LPDP 2024.
Penutupan pelatihan pada 26 November 2024 dihadiri oleh ulama dari Mesir dan peserta dari Ma’had Aly seluruh Indonesia.
Prof. Abdul Sattar Al-Halluji menyampaikan apresiasi kepada Indonesia atas inisiatif mendalami makhtutath.
Ia menekankan bahwa ilmu makhtutath tidak hanya penting bagi penutur Arab, tetapi bagi siapa saja yang serius mempelajari Islam.
Ia juga menyebut peran penting ulama non-Arab dalam membangun peradaban Islam, seperti Ibnu Sina dan Al-Biruni.
Dr. Abdul Muta’ali menambahkan bahwa makhtutath berkontribusi besar dalam membentuk renaissance di Eropa.
Ia mengungkapkan bahwa Niccolo Machiavelli terinspirasi dari Muqaddimah karya Ibnu Khaldun.
Dr. Ahmed Abdul Basith mengingatkan pentingnya belajar sebagai kewajiban setiap muslim.
Ia berharap program ini terus berlanjut dengan semakin banyak peserta di masa depan.
Perwakilan peserta, Ahmad Zuhairuz Zaman, mengapresiasi pelatihan ini sebagai pengalaman yang sangat bermanfaat.
Ia juga berterima kasih kepada para pengajar yang mendatangkan ahli tahqiq dari universitas terkemuka Mesir.
Wahyudi Rahman menyatakan optimisme bahwa para peserta akan menjadi motor penggerak penelitian turats di Indonesia.
Ia menggambarkan peserta sebagai bulan sabit yang akan segera menjadi purnama dalam penelitian keislaman.
Penutupan pelatihan ini diharapkan memacu semangat untuk mendalami turats dan memperkaya ilmu Islam di Indonesia.