News
Abdul Mu’ti Baca Buku di Sela Pembekalan Magelang, Kurikulum Pendidikan Nasional Seperti Apa yah?
Published
4 weeks agoon
Monitorday.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, membagikan kesehariannya selama retreat di Akademi Militer, Magelang.
Bersama anggota Kabinet Merah Putih lainnya, Abdul Mu’ti berangkat ke Akmil untuk mendapat pembekalan dari Presiden Prabowo Subianto. Tak lupa, Ia sempatkan membaca buku, semoga itu tradisi baik yang mesti dijaga.
Soal membaca, tentu patut diapresiasi. Tapi membaca sekaligus menyiapkan roadmap kurikulum pendidikan nasional juga dinantikan publik.
Publik kini menantikan kurikulum pendidikan nasional yang akan diimplementasikan oleh Prof. Abdul Mu’ti. Sebagai seorang akademisi dan sekretaris umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Prof. Mu’ti diharapkan dapat membawa angin segar dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dalam konteks pendidikan yang terus berkembang, pembaruan kurikulum menjadi hal yang sangat krusial untuk menghadapi tantangan zaman.
Salah satu harapan utama publik adalah agar kurikulum yang baru dapat mencerminkan kebutuhan dunia nyata. Dengan perkembangan teknologi yang cepat dan perubahan sosial yang dinamis, penting bagi pendidikan untuk menyiapkan siswa dengan keterampilan yang relevan. Kurikulum yang disusun dengan baik akan memastikan bahwa para siswa tidak hanya menguasai pengetahuan akademis, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang dapat mereka terapkan di kehidupan sehari-hari.
Selain itu, banyak orang berharap agar kurikulum tersebut mampu mengintegrasikan nilai-nilai karakter dan budi pekerti. Dalam konteks masyarakat yang semakin plural, pendidikan tidak hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter. Kurikulum yang menekankan pada pengembangan karakter dapat membantu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki integritas dan rasa empati yang tinggi.
Prof. Mu’ti juga diharapkan mampu melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam penyusunan kurikulum. Dengan melibatkan guru, orang tua, serta masyarakat, proses ini diharapkan menjadi lebih inklusif dan representatif. Pendekatan kolaboratif semacam ini tidak hanya akan memperkaya konten kurikulum, tetapi juga menciptakan rasa memiliki di kalangan masyarakat terhadap pendidikan yang dijalankan.
Tak kalah penting, kurikulum yang baru harus responsif terhadap kebutuhan lokal. Indonesia yang memiliki keragaman budaya dan tradisi memerlukan pendekatan pendidikan yang mempertimbangkan konteks daerah masing-masing. Dengan memadukan pengetahuan global dan lokal, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan di lingkungan mereka sekaligus menghargai identitas budaya mereka sendiri.
Transformasi pendidikan yang signifikan memerlukan waktu dan sumber daya yang memadai. Dengan perencanaan yang baik, serta dukungan dari berbagai pihak, harapan besar akan terciptanya pendidikan yang lebih baik di Indonesia dapat terwujud, dan Prof. Abdul Mu’ti sebagai pemimpin di bidang ini menjadi harapan banyak orang untuk masa depan pendidikan yang lebih cerah.
Diketahui, Abdul Mu’ti melalui uanggahan foto di akun Twitter pribadinya @Abe_Mukti mengungkapkan “Menyempatkan membaca di sela-sela acara Retreat Kabinet Merah Putih,” Sabtu, 26 Agustus 2024.
Mu’ti terlihat membaca sambil duduk di dalam barak. Ia juga mengenakan seragam komponen cadangan (komcad).
Melihat potret tersebut, publik mengaku salut karena Mu’ti mengisi waktu luangnya dengan membaca.
“Perbanyak literasi,” kata sebuah akun.
“Abis banyak baca, mohon yang baik-baik dijadikan referensi untuk bikin roadmap kurikulum 2045,” sahutnya.
Sementara itu, kegiatan retreat digelar hingga Minggu, 27 Oktober 2024.
Para pejabat sebelumnya diterbangkan dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma pada Kamis, 24 Oktober 2024 dengan menggunakan pesawat Hercules dan pesawat Boeing milik TNI AU.