Connect with us

Bukan Lagi Partai Seputaran Ibukota

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep mengklaim partainya kini tidak hanya di seputar DKI Jakarta. Pasalnya dulu, partai anak muda ini kerap ribut soal kebijakan di Jakarta, hingga kemudian mendapat julukan sebagai ‘Partai Seputaran Ibukota’.

Deni Irawan

Published

on

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ruang Sujud

Menjaga Kehormatan Sesama: Menghindari Tabarruj di Era Digital

Yusuf Hasyim

Published

on

Mobitorday.com – Tabarruj bukan sekadar soal penampilan pribadi, tetapi juga berkaitan erat dengan tanggung jawab sosial. Dalam Islam, menjaga kehormatan diri tidak hanya untuk melindungi diri sendiri, tetapi juga untuk menjaga kehormatan orang lain. Inilah prinsip utama yang sering dilupakan dalam budaya digital yang serba cepat dan visual. Saat seorang Muslimah menampakkan dirinya secara berlebihan, tanpa sadar ia bisa mengganggu fokus dan ketenangan jiwa orang lain, khususnya kaum lelaki.

Di era digital, tabarruj tidak hanya hadir di jalan atau pusat perbelanjaan, tetapi lebih kuat dampaknya di media sosial: Instagram, TikTok, YouTube, bahkan platform dakwah. Unggahan dengan dandanan berlebihan, gaya bicara menggoda, atau sekadar menampilkan sisi tubuh yang menarik perhatian, semuanya menjadi potensi tabarruj yang bisa mencoreng nilai kesopanan dan kehormatan kolektif umat.

Menjaga diri dari tabarruj adalah bentuk amar makruf nahi mungkar dalam kehidupan modern. Ketika seorang Muslimah dengan sadar memutuskan untuk tidak menampakkan perhiasannya di ruang digital, ia sedang melindungi hati-hati yang mungkin lemah. Tindakan ini bukan hanya bentuk ibadah pribadi, tetapi juga bentuk kasih sayang kepada sesama, dengan tidak memberi celah bagi syahwat dan fitnah berkembang.

Islam memuliakan perempuan dengan menempatkannya sebagai simbol kehormatan. Rasulullah SAW bersabda bahwa dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah perempuan shalihah. Salah satu ciri perempuan shalihah adalah yang mampu menjaga pandangan dan menjaga dirinya dari menjadi pusat perhatian yang tidak syar’i.

Fenomena hari ini, ketika standar kecantikan ditentukan oleh algoritma dan jumlah like, telah membuat banyak Muslimah tidak sadar sedang terjebak dalam budaya tabarruj. Mereka merasa harus tampil cantik, menarik, dan glamor demi diterima atau diakui. Padahal, kehormatan sejati tidak pernah ditentukan oleh tampilan luar, tetapi oleh komitmen pada nilai-nilai kebenaran dan kesucian.

Perlu juga disadari bahwa menghindari tabarruj bukanlah bentuk keterbelakangan atau menolak kemajuan. Justru inilah bentuk kemajuan spiritual, di mana seorang perempuan tidak lagi tergoda oleh pengakuan dunia, tetapi fokus kepada ridha Tuhannya. Inilah bentuk kebebasan sejati—bebas dari tekanan sosial, bebas dari standar kecantikan palsu, dan bebas dari eksploitasi visual.

Mari bangun komunitas Muslimah yang saling mengingatkan, bukan saling membandingkan. Komunitas yang mendukung satu sama lain untuk tetap tampil baik tanpa mengorbankan kehormatan. Komunitas yang tidak menilai dari wajah di kamera, tetapi dari kejujuran dan akhlak yang terpancar dalam tindakan nyata.

Akhirnya, menjaga diri dari tabarruj adalah bentuk kontribusi kecil namun berarti dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat, bermartabat, dan selaras dengan ajaran Islam. Karena ketika kita menjaga kehormatan diri, kita sedang menjaga harga diri seluruh umat.

Continue Reading

Ruang Sujud

Tabarruj di Era Digital: Tantangan Muslimah Masa Kini

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Di era digital saat ini, tantangan bagi para Muslimah untuk menjaga kesucian diri semakin besar. Salah satu tantangan utama adalah maraknya budaya tabarruj, yaitu berdandan dan menampilkan diri secara berlebihan untuk dilihat banyak orang, terutama melalui media sosial. Jika dahulu tabarruj hanya terjadi di ruang publik, kini ia merambah ruang virtual, di mana setiap unggahan bisa dilihat ribuan bahkan jutaan orang.

Tabarruj di era digital sering tidak disadari. Awalnya hanya sekadar ingin tampil cantik di kamera, kemudian terbiasa memakai filter dan pose tertentu, hingga akhirnya menjadi konten rutin di media sosial. Sayangnya, banyak dari konten itu melampaui batas-batas syar’i: memperlihatkan lekuk tubuh, suara lembut yang menggoda, atau bahkan ekspresi yang ditujukan untuk menarik perhatian laki-laki. Semua ini masuk dalam kategori tabarruj, meskipun hanya terjadi di balik layar ponsel.

Islam tidak melarang seorang Muslimah untuk tampil baik. Yang ditekankan adalah niat dan tujuan, serta bagaimana ia menjaga batasan antara berhias yang dibolehkan dengan berhias yang mengundang fitnah. Perhiasan yang ditampakkan di hadapan laki-laki non-mahram, baik secara langsung maupun lewat foto dan video, tetap termasuk dalam kategori tabarruj yang dilarang oleh agama.

Media sosial menjadi ladang ujian yang sangat besar. Bahkan, banyak akun dakwah atau hijrah yang pada akhirnya tergelincir dalam tabarruj digital. Mengutip ayat dalam QS. An-Nur ayat 31, Allah memerintahkan para perempuan beriman untuk “tidak menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak darinya.” Ayat ini menjadi pengingat kuat bahwa batas aurat dan sikap sopan tidak berubah meski platformnya berubah.

Bukan hanya soal pakaian dan dandanan, tapi juga gestur, gaya bicara, dan cara membawa diri. Banyak konten video yang kelihatannya islami, namun dibumbui dengan penampilan dan gaya yang mengarah pada sensualitas. Ini menjadi bukti bahwa tabarruj digital bukan sekadar risiko, tapi sudah menjadi fenomena sosial yang perlu disikapi serius oleh para Muslimah.

Menjadi perempuan yang menjaga diri di era digital memang tidak mudah. Tapi inilah bentuk nyata dari jihad zaman kini—melawan godaan popularitas, validasi sosial, dan dorongan untuk pamer kecantikan. Justru di tengah arus tersebut, Muslimah yang mampu menahan diri dan menjaga kesopanan akan tampak mulia di sisi Allah dan menjadi teladan bagi sesama.

Langkah konkret yang bisa dilakukan adalah memilah konten yang diunggah, menjaga niat ketika membuat video atau foto, serta tidak memancing komentar-komentar dari lawan jenis. Menutup aurat bukan sekadar pakaian, tapi juga sikap. Jangan sampai keinginan untuk eksis di media sosial justru menyeret kita ke dalam dosa yang terus dilihat banyak orang.

Kesimpulannya, era digital bukan alasan untuk longgar dalam menjaga kesucian. Justru di sinilah medan ujian baru bagi para Muslimah untuk tetap teguh menjaga diri. Mari bersama belajar untuk menghindari tabarruj digital dan mengisi dunia maya dengan konten-konten yang membawa keberkahan, bukan kemaksiatan.

Continue Reading

Ruang Sujud

Bahaya Tabarruj: Ketika Kecantikan Menjadi Fitnah

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Kecantikan adalah anugerah dari Allah SWT yang patut disyukuri, tetapi ketika ditampakkan secara berlebihan di hadapan publik, ia bisa berubah menjadi fitnah. Inilah yang dimaksud dengan tabarruj, yaitu menampakkan perhiasan, tubuh, atau dandanan secara berlebihan sehingga menarik perhatian lawan jenis. Dalam Islam, tabarruj bukan hanya persoalan gaya, tetapi juga soal keamanan moral dan sosial.

Islam sangat menjaga kehormatan perempuan. Ketika perempuan memamerkan kecantikannya di ruang publik, hal itu dapat menimbulkan fitnah, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Dalam konteks ini, fitnah berarti ujian atau godaan yang bisa menyebabkan seseorang tergelincir dalam dosa. Oleh karena itu, Islam mewajibkan hijab dan mengatur etika berhias bagi perempuan agar tidak menjadi sumber kerusakan.

Nabi Muhammad SAW telah memperingatkan dalam sabdanya, “Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih membahayakan bagi laki-laki selain fitnah perempuan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa daya tarik perempuan yang tidak dijaga dapat menjadi sumber godaan besar bagi kaum laki-laki, sehingga menjadi sebab munculnya kemaksiatan dalam masyarakat.

Dampak negatif dari tabarruj bukan hanya pada aspek moral, tetapi juga pada kestabilan sosial. Ketika perempuan lebih mengutamakan penampilan luar dan mengejar validasi dari pandangan laki-laki asing, maka nilai-nilai keluarga, kesucian, dan kesetiaan bisa tergerus. Bahkan, tidak sedikit kasus perselingkuhan, pelecehan, hingga kekerasan seksual yang berawal dari tampilan yang memancing nafsu.

Di era media sosial, tabarruj semakin tak terbendung. Banyak perempuan yang dengan sengaja menampilkan wajah dan tubuh mereka dalam balutan make-up tebal atau busana yang menarik perhatian. Konten semacam ini sering viral, disukai, dan dikomentari, tanpa disadari memperkuat budaya pamer dan eksploitasi tubuh. Hal ini bukan hanya bertentangan dengan nilai Islam, tetapi juga merendahkan martabat perempuan itu sendiri.

Namun, Islam tidak mengekang perempuan untuk tampil baik. Justru Islam sangat mendorong kebersihan dan kerapian. Perbedaannya terletak pada niat dan konteks. Berhias untuk suami atau dalam lingkungan sesama perempuan adalah hal yang dianjurkan. Tapi jika berhias untuk mendapat pujian dari orang asing, itulah yang dikategorikan sebagai tabarruj dan dilarang.

Solusi dari bahaya tabarruj adalah dengan menanamkan kesadaran bahwa kecantikan sejati adalah kecantikan hati. Ketika seorang perempuan fokus memperbaiki akhlaknya, memperdalam ilmunya, dan menjaga aurat serta kesopanan, maka ia akan menjadi teladan yang diridhai Allah dan dihormati masyarakat. Kecantikan fisik itu fana, tapi kecantikan iman akan abadi.

Sebagai penutup, marilah kita renungkan bahwa menjaga diri dari tabarruj bukan berarti menolak menjadi cantik, tetapi memilih untuk menjadi cantik dengan cara yang benar. Jangan biarkan kecantikan menjadi sumber fitnah, tapi jadikan ia sebagai jalan menuju ridha Allah dan kemuliaan hidup.

Continue Reading

News

Israel-Hamas Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata di Tengah Agresi Militer Meningkat di Gaza

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Israel dan Hamas kembali melanjutkan perundingan gencatan senjata pada Sabtu (17/5) di Doha, Qatar. Langkah diplomatik ini berlangsung di tengah eskalasi agresi militer Israel yang telah menewaskan ratusan warga Gaza dalam 72 jam terakhir.

Otoritas Kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 146 orang tewas pada hari ketiga kampanye pengeboman terbaru Israel, menjadikannya salah satu gelombang serangan paling mematikan sejak runtuhnya gencatan senjata pada Maret lalu. Ratusan lainnya terluka, dan banyak yang terkubur di bawah reruntuhan bangunan.

Israel meluncurkan “Operasi Kereta Perang Gideon” dengan tujuan merebut lebih banyak wilayah di Gaza. Pasukan Israel telah menghentikan semua pasokan yang memasuki Gaza sejak awal Maret, meningkatkan kekhawatiran internasional atas nasib 2,3 juta penduduk Gaza.

Taher Al-Nono, penasihat media untuk pimpinan Hamas, mengonfirmasi bahwa perundingan tidak langsung dengan delegasi Israel di Doha dimulai pada Sabtu, membahas semua masalah tanpa prasyarat. Delegasi Hamas menguraikan posisi kelompok tersebut, termasuk perlunya mengakhiri perang, menukar tahanan, penarikan Israel dari Gaza, dan mengizinkan bantuan kemanusiaan serta kebutuhan rakyat Gaza kembali ke jalur tersebut.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga menyatakan bahwa negosiasi tentang kesepakatan untuk membebaskan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas telah dilanjutkan di Doha. Ia mencatat bahwa pembicaraan dimulai tanpa Israel terlebih dahulu menyetujui gencatan senjata atau mencabut blokadenya.

Sementara itu, para pemimpin Arab dalam pertemuan puncak di Baghdad menyerukan kepada para pemimpin Arab untuk membantu menghentikan agresi dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Mereka juga menekankan pentingnya penghentian agresi militer Israel dan mendesak akses bantuan kemanusiaan tanpa syarat.

Situasi di Gaza semakin memburuk, dengan rumah sakit-hospital di wilayah utara, termasuk fasilitas medis Indonesia, mengalami kekurangan pasokan medis dan kewalahan menangani jumlah korban yang terus meningkat.

Perundingan yang berlangsung di Doha ini menjadi harapan baru bagi masyarakat internasional yang mendesak penyelesaian damai atas konflik yang telah berlangsung lama ini.

Continue Reading

Sportechment

Crystal Palace Juara Piala FA, Akhiri Puasa Gelar 119 Tahun

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Crystal Palace mencatatkan sejarah baru dengan menjuarai Piala FA 2024–2025, mengalahkan Manchester City 1–0 di final yang berlangsung di Stadion Wembley, Sabtu (17/5/2025). Kemenangan ini mengakhiri puasa gelar mereka selama 119 tahun sejak klub berdiri.

Eberechi Eze, mantan pemain akademi Arsenal, menjadi pahlawan bagi The Eagles dengan mencetak gol tunggal pada menit ke-16. Gol tersebut berawal dari umpan silang Daniel Muñoz yang berhasil disambut Eze dengan sepakan voli kaki kanan yang memantul tanah, mengecoh kiper City, Stefan Ortega.

Kiper Crystal Palace, Dean Henderson, tampil gemilang dengan melakukan enam penyelamatan penting, termasuk menepis penalti dari Omar Marmoush pada menit ke-33. Penampilan impresif Henderson menjadi kunci kemenangan timnya.

Kemenangan ini juga menandai pencapaian pertama Palace di kompetisi Eropa, karena mereka berhak tampil di fase grup Liga Europa 2025–2026.

Sementara itu, bagi Manchester City, hasil ini menjadi kekecewaan besar. Setelah menjuarai Liga Inggris empat musim berturut-turut, mereka gagal meraih trofi musim ini dan terancam gagal lolos ke Liga Champions musim depan.

Kemenangan Crystal Palace ini juga diwarnai dengan dukungan emosional dari para suporter. Sebelum pertandingan, mereka menampilkan tifo yang menggambarkan Mark Wealleans, seorang pendukung setia yang meninggal pada 2017, bersama dua anaknya. Anak-anak Wealleans hadir di final, melanjutkan warisan ayah mereka.

Dengan kemenangan ini, Crystal Palace menorehkan tinta emas dalam sejarah sepak bola Inggris dan menjadi bukti bahwa semangat dan kerja keras dapat mengubah nasib.

Continue Reading

Sportechment

Ditekuk Crystal Palace di Final Piala FA, Guardiola: Kami Sedih, Tapi…

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, mengungkapkan rasa kecewa mendalam setelah timnya kalah 0-1 dari Crystal Palace dalam final Piala FA 2024/2025 di Wembley, Sabtu (17/5) malam WIB.

Gol tunggal Eberechi Eze di menit ke-16 menjadi penentu kemenangan bersejarah bagi Palace, yang meraih trofi pertama dalam 120 tahun sejarah klub .

Guardiola menyatakan bahwa meskipun rencana permainan tidak berhasil, ia tidak menyesal. “Kami di sini dan bermain untuk menang dan bermain jauh lebih baik daripada kemenangan 5-2 di kandang sendiri atas Palace dan bermain lebih baik daripada musim lalu ketika kami kalah dari United [di final],” ujar Guardiola.

“Kami punya peluang, tetapi tidak mudah karena ada begitu banyak pemain di sana [di kotak penalti] dan kami terus maju. Sekarang kami beristirahat dan memulihkan diri dengan cepat untuk dua final terakhir agar lolos ke Liga Champions,” tambahnya.

Sementara itu, kiper Crystal Palace, Dean Henderson, tampil gemilang dengan menggagalkan penalti Omar Marmoush dan melakukan sejumlah penyelamatan krusial lainnya. Henderson dinobatkan sebagai pemain terbaik pertandingan .

Dengan kemenangan ini, Crystal Palace tidak hanya meraih trofi pertama mereka, tetapi juga memastikan tempat di Liga Europa musim depan

Continue Reading

Ruang Sujud

Tabarruj dalam Pandangan Islam: Antara Gaya dan Dosa

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Tabarruj adalah istilah dalam Islam yang merujuk pada perilaku berhias atau berdandan berlebihan dengan tujuan menarik perhatian lawan jenis. Dalam bahasa Arab, kata ini berasal dari akar kata baraja, yang berarti menampakkan sesuatu dengan jelas. Dalam konteks syariat, tabarruj dianggap sebagai bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip kesopanan dan kesucian yang diajarkan kepada perempuan Muslimah.

Al-Qur’an dan hadis Nabi SAW memberikan peringatan keras terhadap praktik tabarruj, karena ia dapat membuka pintu fitnah. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 33, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu.” Ayat ini menunjukkan bahwa Islam menghendaki para Muslimah menjaga diri, termasuk dalam berpakaian dan berhias, agar tidak menjadi sumber godaan bagi kaum lelaki.

Bukan berarti Islam melarang perempuan untuk berhias sama sekali. Islam justru menganjurkan kebersihan, kerapihan, dan penampilan yang baik, terutama di hadapan suami. Namun, batasannya jelas: tidak boleh dilakukan dengan maksud menarik perhatian di ruang publik atau disaksikan oleh laki-laki non-mahram. Perhiasan atau busana yang mencolok dan menarik pandangan secara sengaja termasuk dalam kategori tabarruj.

Sayangnya, di era modern ini, batasan antara berdandan wajar dan tabarruj kian kabur. Tren fashion, media sosial, dan gaya hidup yang menonjolkan visual telah membuat banyak Muslimah terjebak dalam budaya mempercantik diri di luar batas yang dibolehkan agama. Bahkan, tidak sedikit yang menjadikan selfie sebagai ajang pamer kecantikan yang akhirnya menyeret mereka pada tabarruj tanpa disadari.

Tabarruj bukan hanya soal pakaian minim, tetapi juga menyangkut cara berjalan, berbicara, dan bersikap. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah menyebutkan bahwa di akhir zaman akan ada perempuan yang berpakaian tapi telanjang, berjalan dengan lenggak-lenggok, dan kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak mencium aromanya. Hadis ini mengindikasikan bahwa gaya berlebihan bisa menjadi sebab seseorang jauh dari rahmat Allah.

Menjaga diri dari tabarruj adalah bentuk ketaatan kepada Allah dan wujud dari rasa malu yang merupakan bagian dari iman. Muslimah yang memahami batasan syar’i akan berusaha tampil bersahaja namun tetap rapi dan bersih. Kecantikan yang sejati bukanlah yang terlihat oleh mata, tetapi yang terpancar dari akhlak dan ketakwaan.

Sebagai penutup, mari renungkan bahwa setiap bagian dari tubuh dan penampilan kita adalah amanah. Menggunakannya sesuai petunjuk syariat bukan sekadar bentuk ketaatan, tapi juga perlindungan dari fitnah dan kehinaan. Memilih untuk tidak tabarruj bukan berarti menolak kecantikan, tetapi menjaganya agar tetap dalam koridor yang diridhai Allah SWT.

Continue Reading

Sportechment

PSSI Hadiri Kongres FIFA ke-75, Apa Saja yang Dibahas?

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Kongres FIFA ke-75 tahun 2025 digelar pada Kamis (15/5) di kota Asuncion, Paraguay. Dihadiri oleh Presiden FIFA Gianni Infantino serta delegasi dari 211 negara anggota, kongres tahunan ini menjadi forum penting untuk membahas isu-isu strategis yang akan membentuk arah sepak bola global dalam beberapa dekade ke depan.

Indonesia turut ambil bagian dalam ajang prestisius ini melalui kehadiran tiga perwakilan dari PSSI, yaitu Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Muhammad, Vivin Sungkono Cahyani, dan Sekjen Yunus Nusi. Partisipasi ini mencerminkan komitmen PSSI dalam mendukung program dan tata kelola sepak bola yang lebih baik dari FIFA.

Dalam sambutannya, Presiden FIFA Gianni Infantino menyampaikan laporan tahunan FIFA dan menyoroti berbagai pencapaian serta tantangan yang masih harus dihadapi dunia sepak bola. Pria asal Swiss itu juga menegaskan pentingnya solidaritas antarnegara anggota dalam menjaga semangat olahraga yang inklusif dan bebas dari diskriminasi.

FIFA juga menggelar Pemilihan Komite berupa Komite Disiplin, Komite Etik, serta Komite Banding, Komite Tata Kelola, Audit, dan Kepatuhan. Dalam kegiatan itu juga FIFA menggelar diskusi mengenai proposal yang diajukan asosiasi anggota mengenai sejumlah event sepak bola pada masa depan.

Selain itu, FIFA juga membahas sejumlah topik dalam diskusi tambahan antara lain:

  • Komitmen Melawan Rasisme
    Infantino kembali menegaskan sikap tegas FIFA terhadap segala bentuk diskriminasi. Kongres melanjutkan pembahasan inisiatif global anti-rasisme yang telah disepakati sebelumnya, sekaligus menekankan pentingnya persatuan dan inklusivitas dalam sepak bola.
  • Piala Dunia Antarklub 2025

Format baru Piala Dunia Antarklub yang akan digelar pertama kali pada 2025 menjadi sorotan. Kompetisi ini tidak hanya menjanjikan kualitas tinggi dalam persaingan klub-klub terbaik dunia, tetapi juga menjadi sarana redistribusi dana solidaritas kepada klub-klub dari berbagai negara.

  • Piala Dunia Wanita 2027, 2031, dan 2035

Kongres menegaskan dukungan berkelanjutan terhadap pengembangan sepak bola wanita. Selain mempersiapkan Piala Dunia Wanita 2027 yang akan berlangsung di Brasil, FIFA juga mulai membuka bidding untuk edisi 2031 dan 2035.

  • Piala Dunia 2023 dan 2034

Kesiapan penyelenggaraan Piala Dunia 2030 menjadi salah satu agenda penting. Turnamen ini akan digelar di Maroko, Portugal, dan Spanyol, dengan laga perayaan 100 tahun di Argentina, Paraguay, dan Uruguay. Sementara itu, Arab Saudi dipastikan menjadi tuan rumah untuk edisi 2034.

  • Pengembangan Sepak Bola Global

Program-program pengembangan seperti “Football for Schools” kembali disorot sebagai upaya membangun fondasi sepak bola dari akar rumput. FIFA juga memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan sepak bola wanita secara menyeluruh.

  • Tata Kelola dan Kepatuhan

FIFA menggarisbawahi pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam menjalankan federasi, termasuk dalam hal keuangan dan kepatuhan terhadap regulasi. Prinsip good governance menjadi landasan dalam memperkuat institusi sepak bola dunia.

  • Isu-isu Asosiasi Anggota

Kongres juga membuka ruang dialog terkait tantangan yang dihadapi oleh berbagai asosiasi anggota. Salah satu isu yang mencuat adalah situasi di Palestina, yang menjadi topik diskusi khusus dalam kerangka solidaritas dan bantuan kemanusiaan.

  • Perkembangan Teknologi dan Regulasi

FIFA terus mengikuti perkembangan teknologi dalam olahraga. Kongres membahas inovasi yang mendukung keadilan pertandingan serta pembaruan regulasi yang relevan dengan dinamika modern sepak bola.

Kongres FIFA 2025 di Asuncion membuktikan sepak bola tidak hanya soal kompetisi di lapangan, tetapi juga tentang bagaimana dunia bisa bersatu untuk membentuk masa depan yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan bagi olahraga paling populer di dunia ini.

Continue Reading

Ruang Sujud

Menjaga Kehormatan Sesama: Menghindari Thaharah di Era Digital

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Thaharah, dalam pengertian luas, tidak hanya sebatas membersihkan tubuh dari najis atau hadas, tetapi juga mencakup kebersihan hati, pikiran, dan interaksi sosial. Di era digital saat ini, konsep thaharah dapat dikembangkan sebagai nilai moral dalam menjaga kehormatan dan etika antar sesama, terutama dalam penggunaan media sosial dan komunikasi daring.

Dalam Islam, menjaga kebersihan hati dan tutur kata sangat dianjurkan. Media sosial yang penuh dengan komentar kasar, fitnah, dan ghibah seringkali menjadi lahan kotor yang mencemari jiwa. Dalam hal ini, thaharah bisa dimaknai sebagai upaya menyucikan diri dari konten-konten negatif dan menjaga kehormatan sesama pengguna digital. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketika kita memutuskan untuk mengunggah sesuatu di media sosial, kita juga punya tanggung jawab moral untuk menyebarkan yang benar, bukan hoaks atau ujaran kebencian. Ini bagian dari thaharah digital: membersihkan lingkungan virtual dari hal-hal yang merusak martabat orang lain. Seperti halnya najis yang harus dibersihkan sebelum salat, konten kotor pun harus dijauhkan agar hati tetap bersih dalam bersosialisasi secara daring.

Thaharah dalam konteks sosial juga berarti menghindari hal-hal yang menjatuhkan martabat orang lain. Di zaman sekarang, perbuatan seperti menyebar foto tanpa izin, membuka aib, atau mempermalukan orang di ruang publik digital adalah tindakan yang bertentangan dengan prinsip menjaga kehormatan sesama. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 12: “Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah menggunjing satu sama lain…”.

Kebersihan hati menjadi inti dari thaharah sosial. Hati yang bersih akan mendorong seseorang untuk menyebarkan kebaikan dan menjaga adab dalam interaksi. Thaharah hati bisa dilakukan dengan memperbanyak dzikir, istighfar, dan menahan diri dari prasangka buruk. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh distraksi ini, menjaga ketenangan batin adalah bentuk thaharah yang sangat relevan.

Era digital memudahkan kita untuk menilai, mengomentari, bahkan menghina orang lain tanpa melihat langsung wajahnya. Di sinilah pentingnya memahami bahwa Islam bukan hanya mengajarkan kebersihan lahir, tapi juga batin. Thaharah bukan hanya untuk salat, tapi juga untuk membentuk kepribadian mulia dalam bermasyarakat.

Kesimpulannya, menjaga thaharah tidak berhenti pada wudhu atau mandi wajib, melainkan juga pada bagaimana kita menjaga lisan, tulisan, dan hati dari hal-hal yang kotor. Dunia digital butuh lebih banyak orang yang suci secara etika dan spiritual. Maka, mari jadikan thaharah sebagai prinsip hidup, baik dalam ruang nyata maupun dunia maya.

Continue Reading

Sportechment

Real Madrid Resmi Datangkan Dean Huijsen, Rekrutan Pertama Musim Depan

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Real Madrid resmi mengumumkan perekrutan Dean Huijsen pada Sabtu (17/5) siang waktu setempat.

Bek tengah berusia 20 tahun itu didatangkan dari AFC Bournemouth dengan status transfer penuh dan dikontrak selama lima musim hingga 30 Juni 2030. Kepindahan Huijsen akan efektif per 1 Juni 2025.

Dalam pernyataan resminya, Real Madrid menyampaikan bahwa kesepakatan telah dicapai antara klub dan Bournemouth untuk transfer pemain bertalenta asal Spanyol tersebut. Meski lahir di Belanda,

Huijsen kini berstatus sebagai pemain internasional Spanyol dan telah menimba pengalaman di sejumlah liga top Eropa. Ia pernah membela Juventus dan AS Roma di Serie A Italia serta Bournemouth di Premier League Inggris.

Karier Huijsen dimulai dari klub Costa Unida CF sebelum bergabung ke Malaga dan akhirnya masuk akademi Juventus pada 2021 saat masih berusia 16 tahun. Ia sempat tampil bersama tim Juventus Next Gen dan mendapatkan kesempatan promosi ke tim utama pada akhir musim 2023, meski hanya tampil satu kali. Ia kemudian dipinjamkan ke AS Roma selama setengah musim, sebelum dipermanenkan Bournemouth pada 2024.

Performa Huijsen bersama Bournemouth terbilang impresif. Pada musim ini, ia tampil dalam 30 pertandingan dan mencetak tiga gol, kontribusi yang membawanya masuk dalam nominasi Pemain Muda Terbaik Liga Primer Inggris 2024–2025.

Kepindahan Huijsen ke Real Madrid pun langsung dikonfirmasi oleh pakar transfer ternama, Fabrizio Romano, yang menyebut sang pemain sebagai rekrutan pertama Los Blancos untuk musim depan.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



Ruang Sujud9 minutes ago

Menjaga Kehormatan Sesama: Menghindari Tabarruj di Era Digital

Ruang Sujud4 hours ago

Tabarruj di Era Digital: Tantangan Muslimah Masa Kini

Ruang Sujud8 hours ago

Bahaya Tabarruj: Ketika Kecantikan Menjadi Fitnah

News13 hours ago

Israel-Hamas Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata di Tengah Agresi Militer Meningkat di Gaza

Sportechment13 hours ago

Crystal Palace Juara Piala FA, Akhiri Puasa Gelar 119 Tahun

Sportechment14 hours ago

Ditekuk Crystal Palace di Final Piala FA, Guardiola: Kami Sedih, Tapi…

Ruang Sujud14 hours ago

Tabarruj dalam Pandangan Islam: Antara Gaya dan Dosa

Sportechment1 day ago

PSSI Hadiri Kongres FIFA ke-75, Apa Saja yang Dibahas?

Ruang Sujud1 day ago

Menjaga Kehormatan Sesama: Menghindari Thaharah di Era Digital

Sportechment1 day ago

Real Madrid Resmi Datangkan Dean Huijsen, Rekrutan Pertama Musim Depan

News1 day ago

Forum Menteri Pendidikan APEC Dukung Pendidikan Bermutu untuk Semua dan Digitalisasi Inklusif

Ruang Sujud1 day ago

Thaharah Sebagai Syarat Sah Ibadah: Kajian Fikih Praktis

Ruang Sujud1 day ago

Jenis-jenis Thaharah: Dari Wudhu hingga Mandi Wajib

News1 day ago

Bertemu Prabowo, Presiden Industri Pertahanan Turki Perkuat Kemitraan Strategis

Ruang Sujud1 day ago

Makna dan Pentingnya Thaharah dalam Kehidupan Sehari-hari

Sportechment2 days ago

Titi DJ dan Cakra Khan Duet di Lagu “Layar”

Sportechment2 days ago

Putuskan Keluar dari Pelatnas, Ini Riwayat Pendidikan Jonatan Christie

Sportechment2 days ago

Ronaldo Kembali Jadi Atlet Terkaya Dunia 2025, Jauh Tinggalkan Messi

News2 days ago

Selamat! Anggoro Eko Cahyo Resmi Jabat Dirut BSI, Muhadjir Effendy Jadi Komut

Sportechment2 days ago

Tiket Laga Indonesia vs China Kembali Dijual, Mulai Kapan?