Monitorday.com – Program Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk memberikan makan siang dan susu gratis dinilai tepat sebagai langkah awal agar anak tidak terkena stunting sekaligus membuat seorang anak cerdas dan sehat.
Hal ini dikatakan Anggota Komisi IX DPR RI dari Partai Gerindra, Suir Syam dalam keterangannya, Kamis (30/11). Menurut dia, untuk menumbuhkan anak yang cerdas dan sehat, yang diutamakan ialah pemberian gizi yang cukup.
“Kalau gizinya baik, mulai dari anak di dalam rahim ibu sampai umur dua tahun, kalau gizinya bagus, karbohidrat cukup, protein cukup, kemudian vitamin dan mineral cukup, maka anak itu otaknya akan cerdas dan sehat,” ujarnya.
Suir Syam mengatakan, sedianya seorang wanita memiliki kebutuhan energi sekitar 1.900 kkal, dengan kebutuhan protein sekitar 50 gram per hari sebelum hamil.
“Ketika hamil pada trimester pertama, kebutuhan energinya meningkat menjadi 2.080 kkal, serta kebutuhan protein 68 gram per hari. Kemudian pada trimester kedua dan ketiga, kebutuhan energinya meningkat menjadi 2.200 kkal,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, calon ibu yang kekurangan asupan protein berisiko menimbulkan sejumlah masalah bagi bayi yang lahir. Di antaranya, bobot berat badan di bawah normal, hingga masalah kelainan fisik dan gangguan tumbuh kembang yang menjadi salah satu penyebab stunting.
Termasuk, lanjut dia, berdampak pada kurang sempurnanya pembentukan air susu ibu kelak dalam masa laktasi. “Jadi kalau kita memberikan program makanan yang bergizi seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan diberikan kepada anak TK, SD, SMP, SLTA, dan ibu hamil, gizi mereka akan baik. Pemberiannya dilakukan siang hari,” ujar suir Syam.
Dia juga menilai bahwa program peningkatan gizi untuk menyelesaikan masalah stunting tersebut mudah dilaksanakan sebab ada kader yang bertugas menangani masalah gizi.
“Pada ibu hamil, tentu ada kader kita, apakah kader-kader gizi, atau kader posyandu (terkait penyebarannya, red). Program stunting yang dibuat pemerintah itu ada timnya, untuk memberikan makanan kepada ibu-ibu yang anaknya kurang gizi. Hal itu mudah dilaksanakan karena memiliki kader yang banyak,” tandasnya.