Dalam sejarah Islam, kisah Ashabul Ukhdud (Pemilik Parit-Parit Api) merupakan kisah yang menunjukkan keberanian dan keteguhan dalam mempertahankan keimanan mereka meskipun dihadapkan pada ujian yang sangat berat. Kisah ini terkandung dalam Al-Quran, khususnya dalam Surah Al-Buruj (85:4-8).
Ashabul Ukhdud tinggal di suatu wilayah yang diperintah oleh seorang raja yang tiran. Raja tersebut meminta kepada penduduknya untuk menyembahnya sebagai tuhan, bukan kepada Allah SWT. Namun, sekelompok orang dari Ashabul Ukhdud menolak untuk menyembah raja tersebut karena mereka berpegang teguh pada iman mereka kepada Allah yang Maha Esa.
Dalam kebencian dan kemarahan atas penolakan tersebut, raja tersebut memerintahkan untuk menggali parit-parit yang panjang dan dalam. Kemudian, raja menyuruh mereka untuk membakar api besar di dalam parit-parit tersebut. Raja kemudian memaksa para pengikutnya, termasuk para anak-anak dan ibu mereka, untuk memilih antara memeluk kepercayaan raja atau terjun ke dalam parit api tersebut.
Meskipun dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit, para Ashabul Ukhdud tetap teguh pada keimanan mereka kepada Allah SWT. Mereka lebih memilih mati sebagai martir yang mempertahankan keimanan mereka daripada mengkhianati kepercayaan mereka. Para wanita, anak-anak, dan laki-laki dari kelompok ini memilih untuk terjun ke dalam parit api daripada mengorbankan iman mereka.
Allah SWT meriwayatkan kisah ini dalam Al-Quran untuk mengabadikan keberanian dan keteguhan hati para Ashabul Ukhdud. Ayat-ayat dalam Al-Quran, Surah Al-Buruj (85:4-8), menyatakan,
“Dan mereka menyaksikan tidak lain kepadanya melainkan hanya Allah, sedang mereka (pembunuh-pembunuh itu) mengetahui bahwa iman mereka disebabkan karena agama yang benar. Dan mereka tidak diadzab (dianiaya) kecuali karena mereka beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
Kisah Ashabul Ukhdud merupakan pengingat bagi umat Islam akan pentingnya mempertahankan keimanan mereka kepada Allah SWT meskipun dihadapkan pada cobaan dan kesulitan yang besar. Mereka menunjukkan contoh yang sangat mulia tentang bagaimana nilai-nilai iman dan keberanian bisa mengatasi segala bentuk ketidakadilan dan penindasan.
Hikmah yang dapat dipetik dari kisah ini adalah:
1. Keteguhan dalam Keimanan
Ashabul Ukhdud menunjukkan keteguhan dalam keimanan mereka kepada Allah meskipun dihadapkan pada situasi yang sangat sulit dan menakutkan.
2. Kebijaksanaan dalam Memilih Antara Kebenaran dan Kebathilan
Mereka lebih memilih mati sebagai syuhada (martir) daripada menyerah pada permintaan raja yang mengharuskan mereka meninggalkan iman mereka.
3. Keberanian dan Ketulusan Hati
Keberanian mereka menginspirasi umat Islam untuk tetap mempertahankan kebenaran dan keimanan mereka dalam menghadapi segala macam ujian dan cobaan.
Kisah Ashabul Ukhdud adalah bukti nyata tentang betapa pentingnya mempertahankan keimanan kepada Allah dalam segala situasi, bahkan ketika dihadapkan pada kesulitan yang luar biasa. Ini adalah pengingat bagi umat Islam untuk tetap teguh dan setia dalam keyakinan mereka kepada Allah, meskipun dihadapkan pada ujian yang berat.