Istilah ‘Krismuha’ yang merujuk pada kampus-kampus dengan mayoritas mahasiswa Kristen dan Katolik dari Muhammadiyah, telah menjadi perbincangan hangat di TikTok dalam beberapa hari terakhir.
Salah satunya adalah unggahan di akun @pandanganjogja, yang telah ditonton lebih dari 1,1 juta kali, dikomentari lebih dari 1.500 kali, dan dibagikan lebih dari 2.200 kali.
Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menggunakan istilah Krismuha untuk merujuk pada kampus-kampus Muhammadiyah, seperti UNIMUDA Sorong di Papua Barat, yang mayoritas mahasiswanya beragama Kristen dan Katolik.
Meskipun dimiliki oleh Muhammadiyah, sekitar 70 persen mahasiswa di UNIMUDA Sorong adalah Kristen dan Katolik.
“70 persen mahasiswanya saudara-saudara kami, yang secara agama Kristen dan Katolik, penduduk asli Papua. Dan ini bentuk dari kampus Krismuha (Kristen Muhammadiyah),” kata Haedar Nashir dalam peresmian RS PKU Muhammadiyah UNIMUDA Sorong, Jumat (24/11) pekan lalu.
Muhammad Sayuti, Sekretaris PP Muhammadiyah, menjelaskan bahwa tidak hanya UNIMUDA di Sorong, Muhammadiyah memiliki beberapa kampus lain, terutama di Indonesia Timur, yang mayoritas mahasiswanya beragama Kristen dan Katolik, disebut sebagai kampus Krismuha.
Misalnya di Papua, terdapat empat kampus Krismuha, termasuk UNIMUDA Sorong, Universitas Muhammadiyah Sorong, STKIP Muhammadiyah Manokwari, dan Universitas Muhammadiyah Jayapura.
“Jadi di tanah Papua sendiri ada empat,” kata Muhammad Sayuti kepada Pandangan Jogja, Kamis (30/11)
Sementara di Nusa Tenggara Timur, terdapat tiga kampus Krismuha, seperti Universitas Muhammadiyah Kupang, STKIP Muhammadiyah Kalabahi di Alor, dan Universitas Muhammadiyah Maumere.
Di kampus-kampus ini, tidak hanya mahasiswanya yang mayoritas Kristen dan Katolik, tetapi beberapa dosen dan kepala program studi juga beragama Kristen dan Katolik.
Muhammadiyah memiliki delapan kampus Krismuha, dengan total perkiraan ribuan mahasiswa. UNIMUDA Sorong adalah yang memiliki jumlah mahasiswa terbanyak, lebih dari 5.000 mahasiswa.