Connect with us

Badai Kecaman Tak Menggoyah Elektabilitas Prabowo Gibran

Hasil survei dari lembaga Political Statistics menunjukkan bahwa elektabilitas paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka tetap kokoh di posisi teratas di tengah badai kritik yang dilancarkan kepadanya dalam sebulan terakhir.

Deni Irawan

Published

on

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News

Polemik UU TNI!Mantan Panglima GAM Justru Pro

Di tengah perdebatan sengit tentang revisi UU TNI, mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Sayed Mustafa Usab, memberikan perspektif yang berbeda. Ia menyoroti bagaimana polemik ini cenderung diarahkan pada trauma sejarah daripada substansi aturan.

Published

on

Monitorday.com – Pengesahan revisi UU TNI menuai pro dan kontra. Di satu sisi, ada kekhawatiran akan kembalinya dwifungsi ABRI seperti di era Orde Baru. Di sisi lain, ada argumen bahwa revisi ini justru bertujuan memperkuat peran TNI dalam mendukung jalannya pemerintahan tanpa mengabaikan batasan aturan yang ada.

Sayed Mustafa Usab, mantan Panglima GAM, menilai bahwa polemik ini terlalu dibesar-besarkan dengan sentimen historis. Menurutnya, tidak ada upaya sistematis untuk menghidupkan kembali dwifungsi ABRI. Justru, revisi ini mengatur dengan lebih jelas bagaimana prajurit TNI bisa ditempatkan di lembaga sipil tanpa membawa struktur militer mereka.

“Penempatan TNI di lembaga sipil tentunya berdasarkan kemampuan dan kelayakan mereka,” ujar Sayed. Ia menegaskan bahwa mekanisme seleksi tetap berlaku, dan mereka yang ditunjuk harus mengundurkan diri dari status militer aktif.

Sayed juga menyoroti bahwa kekhawatiran tentang TNI menguasai ranah sipil terlalu berlebihan. Ia menegaskan bahwa keputusan akhir tetap ada di tangan pemerintah, bukan di TNI itu sendiri. “Pemerintah yang menerima atau menolak, bukan TNI yang menentukan sendiri,” katanya.

Bahkan di Aceh, daerah yang pernah mengalami konflik berkepanjangan, Sayed melihat bahwa isu ini tidak terlalu mempengaruhi masyarakat. Menurutnya, yang lebih penting bagi rakyat Aceh saat ini adalah kesejahteraan, bukan perdebatan yang bernuansa politis.

“Pemikiran pemberontakan seperti dahulu sudah tamat,” ujar Sayed. Ia menekankan bahwa tuntutan rakyat kini lebih kepada pemerataan kesejahteraan di seluruh Indonesia, bukan pada perdebatan ideologis.

Dinamika perdebatan soal revisi UU TNI mencerminkan bagaimana sejarah masih menjadi faktor besar dalam melihat kebijakan saat ini. Namun, seperti yang disampaikan Sayed, kebijakan harus dilihat dalam konteksnya saat ini, bukan hanya melalui lensa masa lalu.

Continue Reading

News

Mudik Lebaran 2025, Mesin Penggerak Ekonomi

Mudik Lebaran 2025 menjadi pendorong ekonomi nasional dan daerah. Lonjakan konsumsi di sektor transportasi, akomodasi, makanan, oleh-oleh, dan pariwisata meningkatkan perputaran uang dan kesejahteraan masyarakat.

Published

on

Monitorday.com – Bau tanah basah selepas hujan di kampung halaman, suara takbir menggema di udara, dan senyum lebar para pemudik yang akhirnya tiba setelah perjalanan panjang—semua ini bukan sekadar ritual tahunan. Mudik Lebaran 2025 bukan hanya tentang nostalgia dan reuni keluarga, tetapi juga momentum emas bagi perekonomian nasional dan daerah.

Sejak awal April, gelombang pemudik mulai membanjiri berbagai moda transportasi. Jalan tol, stasiun, terminal, hingga bandara dipenuhi lautan manusia yang pulang ke kampung halaman. Di balik hiruk-pikuk ini, ada roda ekonomi yang bergerak semakin kencang. Konsumsi masyarakat melonjak drastis, memberikan dorongan luar biasa bagi berbagai sektor. Transportasi mengalami lonjakan permintaan, tiket kereta dan pesawat ludes terjual, kendaraan pribadi memenuhi jalanan, sementara penjualan bahan bakar meningkat tajam. Hotel dan penginapan pun panen pelanggan, dari kelas melati hingga bintang lima. Di kota-kota tujuan mudik, bisnis makanan dan oleh-oleh kebanjiran pesanan, pusat perbelanjaan ramai, dan pasar tradisional hidup lebih semarak dari biasanya.

Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Wihadi Wiyanto, menegaskan bahwa fenomena mudik kali ini adalah bukti nyata daya beli masyarakat yang tetap terjaga. Industri makanan dan minuman mencatatkan pertumbuhan signifikan. Warung tegal di pinggir jalan hingga restoran mewah mengalami peningkatan pelanggan. Pedagang kaki lima merasakan rezeki berlipat, sementara UMKM yang memproduksi makanan khas daerah menikmati lonjakan penjualan. Ini bukan sekadar siklus tahunan, melainkan aliran darah segar bagi ekonomi rakyat.

Dampak ekonomi mudik ini semakin kuat dengan dukungan dari berbagai sektor. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pemudik yang kembali ke daerah asal mereka membawa efek domino positif bagi perekonomian lokal. Pergerakan besar-besaran ini bukan hanya mempercepat perputaran uang, tetapi juga mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru di daerah. Banyak pemudik yang memanfaatkan momen ini untuk berinvestasi atau bahkan membuka usaha kecil-kecilan setelah melihat peluang di kampung halaman mereka.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, turut mengamini bahwa aktivitas mudik memberikan dampak positif bagi ekonomi daerah. Ia mengungkapkan bahwa pergerakan pemudik mendorong konsumsi barang dan jasa, yang pada akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal. Ia mencontohkan Dusun Bambu di Kabupaten Bandung, yang mencatat lonjakan pengunjung hingga 17.000 orang per hari selama libur Lebaran. Ini bukan hanya berkah bagi pengelola destinasi wisata, tetapi juga bagi masyarakat sekitar yang menggantungkan hidup pada sektor pariwisata.

Data historis menunjukkan bahwa mudik selalu menjadi pendorong ekonomi yang efektif. Pada 2024, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat perputaran uang selama libur Lebaran mencapai Rp157,3 triliun. Pergerakan pemudik pun terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2023 mencatat 123,8 juta pemudik, naik drastis dari 85,5 juta pada 2022. Tahun 2024 melonjak ke angka 193,6 juta orang, dan untuk 2025, Kementerian Perhubungan memperkirakan jumlah pemudik mencapai 146,48 juta orang. Lonjakan ini beriringan dengan meningkatnya konsumsi dan belanja masyarakat di berbagai sektor.

Mudik Lebaran 2025 bukan hanya soal perjalanan pulang. Ini adalah fenomena ekonomi dengan dampak luas. Dari warung kopi di pinggir jalan hingga pusat perbelanjaan mewah, dari pedagang kaki lima hingga industri transportasi, semua merasakan dampaknya. Bagi pemerintah, ini adalah kesempatan untuk memastikan distribusi ekonomi yang lebih merata. Bagi para pemudik, ini bukan sekadar perjalanan, melainkan kontribusi nyata terhadap roda perekonomian bangsa. Lebaran bukan hanya soal kembali ke kampung halaman, tetapi juga momentum untuk menghidupkan ekonomi dari kota hingga desa.

Continue Reading

Sportechment

Momen Spesial Timnas Indonesia U-17 Rayakan Idulfitri di Jeddah

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Timnas Indonesia U-17 merayakan Hari Raya Idulfitri 1446 H dengan penuh kehangatan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Arab Saudi, pada Minggu (30/3).

Dalam momen spesial ini, para pemain merasa seperti berada di tanah air karena bisa berkumpul dengan masyarakat Indonesia yang tinggal di Jeddah.

Sekitar 2.200 Warga Negara Indonesia (WNI) hadir dalam acara tersebut, menciptakan suasana Lebaran yang akrab dan meriah. Para pemain mengikuti berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari Salat Idulfitri bersama hingga halal bihalal dan ramah tamah dengan sesama warga Indonesia.

“Kami merasa bangga dan senang bisa merayakan Idulfitri bersama Timnas Sepak Bola U-17 yang sedang berjuang di Piala Asia dan membawa nama Indonesia di kancah internasional. Kehadiran mereka menjadi kebanggaan tersendiri bagi WNI di Arab Saudi,” ujar Konsul Jenderal RI di Jeddah, Yusron B. Ambary, dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri.

Para pemain Timnas U-17 pun menyambut hangat acara ini. Gelandang muda, Evandra Floresta, mengungkapkan rasa syukurnya bisa merayakan Lebaran bersama masyarakat Indonesia di Jeddah.

“Kami sangat bersyukur bisa merayakan Idulfitri di sini. Kehangatan masyarakat Indonesia di Jeddah membuat kami merasa seperti di rumah sendiri. Ini menjadi suntikan semangat bagi kami sebelum bertanding,” ujarnya.

Timnas Indonesia U-17 kini bersiap menghadapi perjuangan di Piala Asia U-17 2025. Skuad Garuda Muda tergabung di Grup C bersama Korea Selatan, Afghanistan, dan Yaman. Semua pertandingan di grup ini akan berlangsung di Jeddah.

Indonesia akan memulai perjalanan mereka dengan menghadapi Korea Selatan pada Jumat (4/4), diikuti laga melawan Yaman pada Senin (7/4) dan Afghanistan pada Kamis (10/4). Dua tim teratas dari setiap grup akan melaju ke perempat final sekaligus memastikan satu tiket ke Piala Dunia U-17 2025.

Dengan semangat Idulfitri dan dukungan dari masyarakat Indonesia di Jeddah, Timnas U-17 diharapkan dapat tampil maksimal dan membawa kebanggaan bagi Tanah Air.

Continue Reading

News

Jadi Pahlawan Karhutla di Korea Selatan, Ini Sosok Sugiyanto

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Aksi heroik dilakukan oleh seorang nelayan asal Indonesia, Sugiyanto, yang turut serta dalam proses evakuasi warga lanjut usia (lansia) saat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda Yeongdok, Korea Selatan.

Bersama kepala desa setempat, Yoo Myung-sin, Sugiyanto membantu menyelamatkan warga dari kobaran api yang mengancam pemukiman mereka.

Mengutip Korea JoongAng Daily, Sugiyanto yang telah delapan tahun bekerja di Korea Selatan, berlari dari rumah ke rumah bersama Yoo Myung-sin pada pukul 11 malam waktu setempat.

Mereka membangunkan warga yang masih tertidur dan segera mengevakuasi mereka ke tempat aman. Beberapa warga lansia bahkan harus digendong keluar dari rumah untuk menghindari bahaya.

Seorang warga berusia 90 tahun mengenang momen menegangkan tersebut.

“Jika bukan karena dia, kami semua pasti sudah meninggal. Saya tertidur saat menonton TV, tetapi saya terbangun karena mendengar teriakan,” ujarnya.

“Ketika saya membuka pintu, Sugiyanto sudah ada di sana, dan dia menggendong saya keluar rumah.”

Sugiyanto, yang memiliki seorang istri dan anak berusia lima tahun di Indonesia, mengaku telah menganggap desa tempat tinggalnya di Korea Selatan sebagai rumah kedua.

“Saya harus kembali ke rumah setelah tiga tahun,” ujarnya dengan penuh haru.

Setelah evakuasi berhasil dilakukan, Sugiyanto menerima telepon dari istrinya di Indonesia yang mengungkapkan rasa bangga atas tindakan heroiknya. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, dan Sugiyanto merasa lega telah berkontribusi menyelamatkan warga desanya.

Aksi keberanian Sugiyanto mendapat apresiasi luas, membuktikan bahwa keberanian dan kepedulian dapat melintasi batas negara.

Continue Reading

Review

Lebaran Usai, Janda Muda Meroket

Setelah Lebaran 2025, Indonesia mengalami lonjakan jumlah janda muda akibat peningkatan perceraian, terutama di Jawa Barat, dengan perselisihan dan masalah ekonomi sebagai penyebab utama.

Published

on

Monitorday.com –Setelah gema takbir mereda dan opor ayam tinggal kenangan di meja makan, Indonesia dihadapkan pada fenomena yang tak kalah menggelegar: lonjakan jumlah janda muda pasca mudik Lebaran 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun 2024 tercatat 394.608 kasus perceraian, dengan Jawa Barat menyumbang angka tertinggi, yakni 88.842 kasus.

Bayangkan, setelah perjalanan mudik yang penuh perjuangan—berdesakan di kereta, terjebak macet berjam-jam, hingga drama rebutan kursi di bus—pasangan suami istri akhirnya tiba di kampung halaman. Namun, alih-alih mempererat tali kasih, momen ini justru menjadi ajang pembuktian bahwa mertua memang selalu benar dan menantu harus selalu siap mental.

Tak heran, perselisihan dan pertengkaran menduduki peringkat teratas sebagai penyebab perceraian, dengan 251.125 kasus. Masalah ekonomi menyusul di belakangnya dengan 100.198 kasus. Mungkin, setelah Lebaran, dompet yang menipis akibat tradisi bagi-bagi THR membuat pasangan suami istri sadar bahwa cinta saja tak cukup untuk membayar cicilan motor dan kuota internet.​

Di Jakarta, kota yang tak pernah tidur, angka perceraian juga menunjukkan tren yang menarik. Sepanjang 2021 hingga 2023, lebih dari 45 ribu pasangan memutuskan untuk berpisah. Tiga faktor utama yang mendominasi adalah perselisihan yang tak kunjung usai, masalah ekonomi yang mencekik, dan keputusan salah satu pihak untuk meninggalkan pasangan. Mungkin, hiruk-pikuk ibu kota membuat pasangan lebih memilih berpisah daripada terus-menerus terjebak dalam kemacetan rumah tangga

Namun, tak semua provinsi mengalami nasib serupa. Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatatkan jumlah perceraian paling sedikit pada 2023, hanya 621 kasus. Apakah ini berarti cinta di NTT lebih kuat? Atau mungkin, akses menuju pengadilan yang jauh membuat pasangan berpikir dua kali sebelum mengajukan gugatan cerai?​

Fenomena ini tentu mengundang berbagai spekulasi. Apakah tradisi mudik yang seharusnya mempererat silaturahmi justru menjadi pemicu retaknya rumah tangga? Ataukah, momen kumpul keluarga besar membuka mata pasangan akan realita bahwa mereka lebih bahagia saat berjauhan?

Yang jelas, lonjakan jumlah janda muda pasca Lebaran ini menjadi cerminan kompleksitas dinamika rumah tangga di Indonesia. Mungkin, di masa depan, kita perlu mempertimbangkan untuk menambahkan sesi konseling pernikahan dalam rangkaian tradisi mudik, agar perjalanan pulang kampung tak berakhir dengan perjalanan ke pengadilan agama.

Continue Reading

News

Tiket Pesawat Turun Saat Lebaran, Naik Pasca Lebaran!

Harga tiket pesawat domestik turun saat Lebaran tetapi melonjak tajam setelahnya. Fenomena ini terus berulang, membuat penumpang terkejut setiap tahunnya.

Published

on

Monitorday.com – “Selamat datang di penerbangan pasca-Lebaran! Kami senang Anda kembali bersama kami setelah perjalanan penuh haru dan rindu saat mudik. Harap tetap duduk dan kencangkan sabuk pengaman, karena kita akan segera memasuki zona turbulensi harga tiket yang mendadak naik tanpa aba-aba!”

Para penumpang yang budiman, apakah Anda masih menikmati sisa ketupat dan opor ayam? Atau justru mulai mempersiapkan dompet yang tiba-tiba terasa lebih ringan karena tiket pulang ke perantauan kini lebih mahal daripada koper yang penuh oleh-oleh? Jika Anda merasa terjebak dalam fenomena ini, jangan khawatir, Anda tidak sendirian.

Seperti biasa, harga tiket pesawat domestik memberikan kejutan khas Lebaran. Saat ribuan pemudik berbondong-bondong pulang ke kampung halaman, maskapai murah hati memberi “diskon” dengan harga yang lebih ramah di kantong. Namun, begitu masa cuti berakhir, harga tiket seolah-olah terkena efek jet lag: tiba-tiba melonjak tajam, bahkan lebih tinggi daripada semangat reuni keluarga yang baru saja Anda tinggalkan.

Ambil contoh rute Medan-Jakarta. Jika Anda beruntung membeli tiket saat Ramadan, harga tiketnya hanya sekitar Rp 800 ribu. Namun, jika Anda baru memikirkan perjalanan pulang setelah Lebaran, bersiaplah merogoh kocek hingga Rp 7 juta, setara dengan harga tiket ke Eropa. Ada yang berkata, “Lebih baik naik kapal laut saja!” Sayangnya, waktu tempuhnya tidak secepat naik pesawat, kecuali Anda memang ingin menikmati liburan panjang yang tak terencana.

Bagi yang berharap tiket rute Jakarta-Medan tetap murah, ada sedikit kabar baik—setidaknya lebih baik dibanding rekan-rekan dari Medan yang hendak kembali ke ibu kota. Tiket di harga Rp 1 juta masih bisa ditemukan, meski tetap lebih mahal dari harga saat Ramadan. Namun, jangan terlalu gembira dulu! Bisa jadi, harga tiket itu hanyalah anomali sementara sebelum kembali naik lebih tinggi dari angka THR yang baru saja Anda terima.

Lalu, bagaimana dengan rute Medan-Yogyakarta? Oh, kisahnya tak jauh berbeda. Harga tiket pasca-Lebaran melonjak ke angka Rp 4,7 juta, padahal saat Ramadan hanya Rp 1,7 juta. Barangkali, maskapai menganggap bahwa wisata ke Jogja setelah Lebaran adalah pengalaman premium, lengkap dengan nuansa “back to reality” yang mendebarkan.

Sementara tiket domestik makin mahal, tiket ke luar negeri justru memberikan kejutan berbeda. Rute Medan-Kuala Lumpur, misalnya, mengalami penurunan harga hingga Rp 800 ribu setelah Lebaran. Ini bisa menjadi opsi menarik bagi yang ingin liburan murah ke negeri tetangga dibanding pulang ke kota sendiri dengan harga yang lebih mahal. Jangan-jangan, sebentar lagi slogan “Liburan ke luar negeri lebih murah daripada pulang kampung” akan menjadi kenyataan?

Tapi tenang saja, seperti dalam setiap penerbangan, turbulensi harga ini akan berlalu. Maskapai akan kembali “bermurah hati” setelah arus balik selesai dan bandara kembali lengang. Jadi, jika Anda masih di kampung halaman dan enggan merogoh kantong terlalu dalam, mungkin ada baiknya menunda kepulangan sedikit lebih lama. Toh, bekerja dari kampung halaman juga terdengar seperti ide yang menarik, bukan?

Untuk sekarang, harap tetap duduk dengan nyaman, siapkan mental untuk harga tiket berikutnya, dan jangan lupa, tetaplah tersenyum meski dompet mulai menipis. Terima kasih telah terbang bersama maskapai realitas harga, dan semoga perjalanan Anda menyenangkan!

Continue Reading

News

Tol Cisumdawu Gratis! Arus Balik Lancar?

Rencana Jusuf Hamka menggratiskan Tol Cisumdawu saat arus balik Lebaran 2025 membuka peluang perjalanan lebih lancar. Jika disetujui, kebijakan ini bisa menjadi solusi efektif mengatasi lonjakan pemudik.

Published

on

Monitorday.com – Mudik lebaran sudah menjadi tradisi yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Setiap tahun, jutaan orang berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk merayakan Hari Raya bersama keluarga. Namun, setelah kebahagiaan bertemu sanak saudara, tantangan besar pun menanti: arus balik. Kemacetan panjang yang terjadi di berbagai ruas tol kerap menjadi momok menakutkan bagi para pemudik. Tetapi tahun ini, ada kabar baik! Direktur Utama PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT), Jusuf Hamka, mengajukan rencana ambisius: menggratiskan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) guna memperlancar arus balik Lebaran 2025.

Langkah ini bermula dari usulan pemerintah yang meminta diskon tarif tol sebesar 30%. Namun, dengan sikap tegas dan berani, Jusuf Hamka justru mengusulkan untuk menggratiskan sepenuhnya! Menurutnya, kebijakan ini bukan sekadar keringanan finansial bagi pemudik, tetapi juga strategi untuk mempercepat arus kendaraan dan mengurai kemacetan di jalur-jalur utama Jawa Barat. Tentu, rencana ini masih harus mendapat persetujuan dari pemerintah. Tetapi, komitmen yang telah ditunjukkan oleh Jusuf Hamka membuka harapan baru bagi para pemudik.

Tol Cisumdawu sendiri merupakan proyek strategis nasional yang memiliki peran vital dalam konektivitas wilayah. Menghubungkan Jalan Padalarang-Cileunyi dengan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), tol sepanjang 61,75 km ini diharapkan mampu memangkas waktu tempuh Bandung-Bandara Kertajati menjadi hanya sekitar satu jam. Dengan biaya konstruksi yang mencapai Rp 5,5 triliun, tol ini bukan hanya sekadar jalan bebas hambatan, tetapi juga akses utama menuju Bandara Kertajati yang digadang-gadang menjadi pusat penerbangan internasional Jawa Barat.

Jika kebijakan penggratisan Tol Cisumdawu disetujui, dampaknya akan sangat besar. Bagi pemudik, ini berarti perjalanan lebih lancar dan tanpa biaya tambahan. Bagi pemerintah, kebijakan ini bisa menjadi solusi efektif dalam mengatasi lonjakan arus balik, yang menurut survei Kemenhub diperkirakan mencapai 31,4 juta orang. Jika arus lalu lintas dapat diatur dengan baik, dampak ekonomi dari kelancaran perjalanan pun akan dirasakan secara luas, termasuk peningkatan efisiensi distribusi barang dan jasa.

Namun, pertanyaannya kini, apakah pemerintah akan menyetujui usulan berani ini? Jika melihat sejarah kebijakan lalu lintas saat Lebaran, biasanya kebijakan diskon tarif tol lebih sering diambil ketimbang penggratisan total. Hal ini karena pendapatan tol masih menjadi sumber penting bagi operasional jalan bebas hambatan. Tetapi, melihat dampak positif yang bisa dihasilkan, ada kemungkinan besar kebijakan ini dipertimbangkan dengan serius.

Sejumlah pihak tentu menanti keputusan final ini. Pemudik berharap perjalanan mereka lebih nyaman, sementara pengelola jalan tol dan pemerintah harus mempertimbangkan aspek finansial dan teknis dari kebijakan ini. Apa pun hasilnya, satu hal yang pasti: wacana menggratiskan Tol Cisumdawu telah menjadi sorotan dan bukti nyata bahwa ada upaya serius untuk meningkatkan pengalaman mudik masyarakat.

Jika benar-benar terealisasi, inisiatif ini bisa menjadi model bagi kebijakan lalu lintas di masa depan. Bukan hanya tentang penggratisan tol, tetapi bagaimana kebijakan yang inovatif bisa diterapkan untuk meningkatkan mobilitas dan kenyamanan publik. Satu hal yang bisa kita pelajari dari langkah ini: keberanian untuk berpikir di luar kebiasaan bisa membawa dampak besar bagi banyak orang.

Continue Reading

News

Mudik Lebaran 2025: Momentum Emas Dongkrak Ekonomi

Mudik Lebaran 2025 diyakini mampu mendongkrak ekonomi daerah melalui sektor transportasi, kuliner, perhotelan, ritel, dan pariwisata. Perputaran uang dari pemudik menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi lokal.

Published

on

Monitorday.com – Mudik Lebaran selalu menjadi tradisi yang dinantikan jutaan masyarakat Indonesia. Setiap tahunnya, jutaan pemudik kembali ke kampung halaman membawa rindu, harapan, dan tentu saja uang yang siap dibelanjakan. Tahun ini, Komisi V DPR optimistis bahwa arus mudik akan menjadi pendorong signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di daerah.

Wakil Ketua Komisi V DPR, Ridwan Bae, menegaskan bahwa perputaran uang akibat mudik akan memberikan dampak positif yang luar biasa bagi ekonomi lokal. Uang yang dibawa para pemudik akan terserap dalam berbagai sektor, mulai dari transportasi, kuliner, perhotelan, hingga industri kreatif. Masyarakat di daerah tujuan mudik akan merasakan manfaat langsung dari pergerakan ekonomi yang terjadi secara masif selama periode Lebaran.

Tidak dapat dipungkiri, sektor transportasi menjadi yang paling diuntungkan. Tiket pesawat, kereta api, kapal, hingga bus ludes terjual jauh hari sebelum puncak arus mudik. Para pengusaha transportasi mengeruk keuntungan besar, sementara pekerja di sektor ini menikmati peningkatan pendapatan. Begitu juga dengan jasa penyewaan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, yang mengalami lonjakan permintaan signifikan.

Selain transportasi, sektor kuliner juga mengalami peningkatan transaksi yang mencolok. Warung makan, restoran, hingga pedagang kaki lima kebanjiran pelanggan. Setiap pemudik yang singgah di warung makan membawa serta perputaran uang yang langsung dinikmati oleh pedagang lokal. Bahkan, beberapa daerah mencatat lonjakan omzet hingga dua kali lipat dibanding hari biasa.

Perhotelan dan penginapan turut merasakan dampak positif dari arus mudik. Banyak pemudik yang memilih menginap di hotel atau homestay jika rumah keluarga tidak cukup menampung. Hal ini membuat tingkat hunian kamar di berbagai daerah melonjak tajam. Industri pariwisata lokal pun ikut terkena efek domino dari fenomena ini. Destinasi wisata penuh sesak dengan wisatawan domestik yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Mulai dari pantai, gunung, hingga tempat wisata budaya dipadati pengunjung, menciptakan gelombang ekonomi yang menguntungkan bagi masyarakat sekitar.

Di sisi lain, sektor ritel dan oleh-oleh juga mengalami peningkatan permintaan yang luar biasa. Pemudik tidak hanya membawa pulang cerita dan kenangan, tetapi juga oleh-oleh khas daerah. Sentra oleh-oleh seperti batik, makanan khas, hingga kerajinan tangan menjadi sasaran belanja. Hal ini menjadi peluang besar bagi para pelaku UMKM untuk meningkatkan omzet mereka. Bahkan, beberapa produk lokal mendapatkan eksposur lebih luas karena dibawa oleh pemudik ke berbagai penjuru negeri.

Namun, pertumbuhan ekonomi dari mudik Lebaran tidak terlepas dari tantangan yang harus dihadapi. Salah satu kekhawatiran utama adalah kondisi infrastruktur jalan. Ridwan Bae mengungkapkan bahwa meskipun ada efisiensi anggaran di Kementerian Pekerjaan Umum untuk perbaikan jalan, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa arus mudik tetap berjalan lancar. Penurunan angka kecelakaan menjadi indikator bahwa infrastruktur dan kesiapan transportasi lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Dinamika mudik Lebaran 2025 juga menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelancaran serta kenyamanan perjalanan. Koordinasi antarinstansi, mulai dari kepolisian, dinas perhubungan, hingga penyedia jasa transportasi, menjadi kunci keberhasilan dalam mengelola arus mudik yang setiap tahunnya semakin meningkat.

Optimisme terhadap dampak positif mudik Lebaran terhadap perekonomian daerah memang beralasan. Setiap rupiah yang dibelanjakan pemudik bukan sekadar transaksi, tetapi juga bentuk investasi dalam roda ekonomi lokal. Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar dampaknya bisa berkelanjutan, bukan sekadar lonjakan sesaat. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, mudik tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga katalisator bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

Continue Reading

News

B61-13, Senjata Nuklir Baru AS yang Mengguncang Dunia

Amerika Serikat mempercepat produksi senjata nuklir B61-13, menambah ketegangan geopolitik global. Dengan daya ledak 360 kiloton, bom ini menjadi simbol baru dominasi militer AS.

Published

on

Monitorday.com – Ketegangan dunia kembali meningkat. Amerika Serikat mempercepat produksi senjata nuklir terbaru mereka, B61-13, tujuh bulan lebih cepat dari jadwal. Keputusan ini memicu perhatian global, terutama di tengah konflik geopolitik yang semakin meruncing. Dengan daya ledak mencapai 360 kiloton, B61-13 menjadi simbol baru dominasi militer AS di era modern.

Laboratorium Nasional Sandia (SNL), lembaga riset di bawah Departemen Energi AS, mengonfirmasi percepatan ini dalam siaran pers resminya. Target produksi awal B61-13 selama tujuh bulan pertama diproyeksikan mencapai 25 persen dari total unit yang direncanakan. Ini bukan sekadar upgrade teknologi, melainkan strategi geopolitik yang mengirimkan pesan kuat kepada dunia.

Sejarah mencatat bahwa jumlah persenjataan nuklir AS dan Rusia berkurang drastis pasca-Perang Dingin. Namun, realitasnya, kedua negara masih menyimpan sekitar 5.000 hulu ledak nuklir aktif. Di tengah dinamika ini, China juga semakin gencar memperkuat sistem pertahanan nuklirnya, sementara perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan memperburuk ketidakpastian global. Ditambah lagi dengan pendekatan Presiden Donald Trump yang semakin konfrontatif terhadap kebijakan luar negeri, dunia berada di ambang krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

B61-13 sendiri bukan proyek yang baru. Bom ini adalah hasil pengembangan dari B61-7 dan telah dikembangkan sejak 2023 di bawah pengawasan Badan Keamanan Nuklir Nasional AS (NNSA). Dengan biaya produksi sekitar 92 juta dolar AS, senjata ini menggabungkan teknologi mutakhir dalam dunia persenjataan nuklir. B61-13 merupakan bom gravitasi nuklir yang dijatuhkan dari pesawat udara tanpa pendorong mandiri, tetapi dengan sistem “tail kit” yang memungkinkannya mengarahkan diri ke target setelah dijatuhkan.

Daya ledaknya yang mencapai 360 kiloton menjadikannya salah satu senjata nuklir paling mematikan yang pernah dibuat AS. Sebagai perbandingan, bom atom “Little Boy” yang menghancurkan Hiroshima pada 1945 hanya memiliki daya ledak sekitar 12-18 kiloton, sementara bom “Fat Man” yang dijatuhkan di Nagasaki berkisar antara 18-23 kiloton. Dengan demikian, B61-13 memiliki daya hancur hingga 24 kali lebih kuat dari kedua bom atom yang pernah digunakan dalam sejarah peperangan manusia.

Produksi B61-13 yang dipercepat ini jelas menimbulkan pertanyaan besar: Apakah AS tengah bersiap menghadapi ancaman nyata? Atau ini sekadar taktik unjuk kekuatan dalam percaturan politik global? Di sisi lain, langkah ini juga dapat memicu perlombaan senjata nuklir yang lebih luas, mengingat Rusia dan China tentu tidak akan tinggal diam melihat peningkatan kapasitas militer AS.

Dunia kini menghadapi realitas yang tidak bisa diabaikan. Dengan semakin tegangnya situasi di Ukraina dan pergeseran kebijakan luar negeri AS yang lebih agresif, langkah-langkah seperti percepatan produksi B61-13 bisa menjadi pemantik konflik yang lebih besar. Sejarah telah membuktikan bahwa keseimbangan kekuatan nuklir bisa menjadi pedang bermata dua: menjaga perdamaian atau justru memicu kehancuran.

Apakah dunia akan kembali ke era Perang Dingin dengan potensi perang nuklir yang lebih mengerikan? Ataukah ini hanya bagian dari strategi tekanan diplomatik yang dimainkan AS? Yang jelas, keputusan ini membawa dampak besar bagi stabilitas global, dan kita semua hanya bisa menunggu bagaimana babak baru dalam persaingan senjata nuklir ini akan berlanjut.

Continue Reading

News

Israel: Pengkhianatan Tanpa Henti terhadap Palestina

Israel terus mengkhianati Palestina dengan agresi brutal, membantai ribuan warga sipil meski berbicara tentang gencatan senjata. Dunia harus berhenti diam dan menuntut keadilan bagi Palestina.

Published

on

Monitorday.com – Sejak fajar menyingsing, langit Gaza dipenuhi raungan pesawat tempur Israel yang menebarkan kehancuran. Puluhan nyawa melayang, ratusan lainnya luka-luka. Di tengah puing-puing dan jeritan pilu, satu hal semakin jelas: pengkhianatan Israel terhadap Palestina bukanlah hal baru, melainkan skenario yang terus terulang.

Janji demi janji Israel untuk menghormati perjanjian damai selalu berujung pada pengkhianatan. Mereka berbicara tentang gencatan senjata, tetapi yang terjadi adalah bom yang meluluhlantakkan rumah-rumah warga sipil. Mereka menyebut perundingan sebagai jalan keluar, tetapi dalam diam, mereka terus merampas tanah dan memperluas pemukiman ilegal.

Lihatlah tragedi terbaru ini. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 1.000 nyawa melayang dalam dua minggu terakhir akibat agresi Israel. Hanya dalam satu malam, serangan udara menghancurkan tiga rumah di Khan Yunis, membantai 10 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya. Tiga anak kecil tewas dalam serangan di Jalan Jaffa, sementara dua lainnya meregang nyawa di Khan Yunis. Apakah ini yang dimaksud Israel sebagai “pertahanan diri”?

Israel kerap memainkan peran sebagai korban di panggung dunia, tetapi tindakannya justru mencerminkan watak agresor sejati. Setiap kali dunia mengutuk serangan brutalnya, mereka berlindung di balik dalih keamanan, padahal realitasnya adalah proyek pemusnahan dan penjajahan yang sistematis. Israel tidak hanya menghancurkan bangunan, tetapi juga harapan, masa depan, dan kehidupan rakyat Palestina.

Di tengah gelombang kematian, Netanyahu dan pemerintahannya tetap bergeming. Mereka terus membombardir Gaza, sambil menawarkan “kesepakatan” yang penuh tipu daya. Mereka menyebut gencatan senjata, tetapi hanya jika itu menguntungkan mereka. Hamas diminta menyerah, sementara Israel terus melanggengkan penjajahannya. Ini bukan perundingan damai, ini adalah diktat dari pihak yang lebih kuat, yang ingin Palestina tetap tertindas.

Tidak ada moralitas dalam perang yang Israel lancarkan. Mereka menargetkan rumah, rumah sakit, bahkan kamp pengungsi. Tidak ada tempat aman bagi warga Palestina. Bahkan saat dunia merayakan Idul Fitri dengan sukacita, Gaza justru dihujani peluru dan rudal. Pengkhianatan ini bukan hanya soal pelanggaran perjanjian, tetapi juga tentang penghancuran sistematis terhadap hak asasi manusia.

Lebih dari 50.000 nyawa telah melayang sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023. Di balik angka ini, ada keluarga yang hancur, anak-anak yang kehilangan orang tua, dan masa depan yang dirampas secara brutal. Sementara itu, dunia seolah terpaku dalam kebisuan, membiarkan Israel bertindak sesuka hati.

Hamas telah menyerukan tekanan internasional terhadap Israel agar menghentikan agresi. Namun, selama ini, dunia tampaknya lebih memilih berdiam diri atau sekadar mengeluarkan kecaman tanpa tindakan nyata. Inilah yang membuat Israel semakin berani mengkhianati Palestina. Tanpa sanksi yang tegas, tanpa langkah nyata dari komunitas internasional, Israel tahu bahwa mereka bisa terus membantai tanpa konsekuensi.

Kejahatan Israel bukan sekadar peristiwa sesaat, melainkan pola yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Mereka berbicara tentang hak mereka atas tanah yang “dijanjikan,” sementara pada saat yang sama mereka mencabut hak hidup rakyat Palestina. Israel ingin dunia percaya bahwa mereka mencari perdamaian, tetapi tindakan mereka berbicara sebaliknya.

Kini, pertanyaannya bukan lagi apakah Israel akan mengkhianati Palestina lagi, tetapi sampai kapan dunia akan membiarkan pengkhianatan ini terus terjadi. Rakyat Palestina tidak butuh simpati semata, mereka butuh keadilan. Dan selama dunia menutup mata terhadap kejahatan ini, Israel akan terus mengulang pengkhianatan mereka—tanpa rasa bersalah, tanpa pertanggungjawaban.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN