Monitorday.com – Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) menggelar Kuliah Kebangsaan bersama Capres Ganjar Pranowo di Convention Hall UMC, Jum’at 8 Desember 2023.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Prof. Mukti Fajar Nur Dewata yang merupakan Kader Muhammadiyah dan akademisi UMY.
Di kesempatan tersebut, Prof Mukti mengatakan bahwa Ia diundang oleh Rektor UMC, , Arif Nurudin MT sebagai kader Muhammadiyah untuk menelaah sejauhmana paparan Capres no urut 3 dan dinamika bangsa saat ini.
Usai melihat paparan Capres no urut 3, Prof Mukti menyambut positif cara Ganjar mengajak mienial untuk berdialog yang semata-mata untuk mengetahui harapan dan gagasan anak muda.
Dengan harapan para pemilih muda itu memahami gagasan visioner , sehingga mereka memilih capres atau cawapres nantinya secara rasional bukan emosional, apalagi fanatisme.
“Milenial adalah bagian integral dari masyarakat yang akan membentuk masa depan negara. Saya amati cara paparan Pak Ganjar berdialog dengan milenial sangat bagus dan memenuhi standar kompetensi , sehingga bisa direkomendasi untuk memimpin Indonesia kedepannya, sebagai pilihan bagi warga muhammadiyah dan pemilih milenial. Saya kembali underlined ini sebagai recommendasi yah,” ujar Prof Mukti.
“Generasi muda dalam setiap pemilu sering kali tidak paham dengan gagasan-gagasan yang disampaikan oleh masing-masing pasangan calon yang sedang bertarung.Anak-anak muda itu kepingin tahu calon pemimpin mereka yang ngurus Indonesia dengan segala dinamikanya kan banyak sekali,” tambahnya.
Padahal dari survei-survei yang banyak dilakukan lembaga survei politik yang menunjukkan bahwa gen Z dan milenial adalah kaum yang mendominasi pada pemilu tahun depan.
Oleh karena itu, Prof Mukti kembali memberikan apresiasi kepada UMC yang sudah menggelar kuliah kebangsaan ini sebagai uji publik yang memang juga dilakukan oleh kampus-kampus Muhammadiyah lainnya.
Sementara itu, Rektor UMC, Arif Nurudin MT menuturkan, kampus adalah rahimnya pemimpin masa depan, kehadiran Capres no urut 3 sebagai bentuk dari pendidikan politik yang orientasinya adallah saling bertukar gagasan.
Selain no 3, Arif memastikan, UMC terbuka menyambut kedatangan paslon no urut 1 dan 2 untuk memberikan gagasan terbaik di kampus.
Apalagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) malalui putusannya memperbolehkan capres atau cawapres membedah gagasan maupun visi-misi di kampus dengan catatan tidak memakai atribut partai dan sebagainya untuk menjaga kondusifitas.
Arif juga merujuk ke instruksi PP Muhammadiyah bahwa persyarikatan pada prinsipnya netral dan tidak memihak pada capres atau cawapres dari partai manapun.
“Tidak hanya Capres no urut 3, tapi juga capres dan cawapres lainnya karena sejatinya Kampus menjadi wadah bagi berbagai ide dan pandangan. Semua pihak, termasuk calon presiden dan wakil presiden diminta berbicara dan berbagi pemikiran. Kegiatan yang kami desain berupa curah gagasan karena kami menyadari kampus adalah rahimnya pemimpin masa depan,” pungkas Arif.