Monitorday.com – Survei terbaru dari Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di atas 50 persen, lalu pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di peringkat dua, menyalip pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
“Elektabilitas pasangan nomor urut 2 naik dari 50,3 persen (November) dan kini mencapai 51,7 persen, elektabilitas Anies-Cak Imin mencapai 21,8 persen, terpaut tipis dari Ganjar-Mahfud sebesar 21,3 persen,” kata peneliti senior CPCS Hatta Binhudi dalam rilisnya Sabtu (23/12).
Hatta menambahkan, Anies-Cak Imin mengalami tren peningkatan elektabilitas dari 15,8 persen pada Oktober, sedangkan Ganjar-Mahfud melorot tajam dari sebelumnya menyentuh 30,6 persen.
“Prabowo-Gibran diperkirakan bakal memenangkan Pilpres dalam satu putaran, disusul Anies-Cak Imin yang saat ini menempati posisi runner-up,” ungkapnya.
Menurut Hatta, elektabilitas Prabowo-Gibran yang menjulang lebih dari 50 persen dan berjarak sangat jauh dari kedua pesaingnya membuat kemungkinan Pilpres berjalan dalam satu putaran semakin menguat.
“Dengan masa kampanye yang sangat pendek, tersisa kurang dari dua bulan lagi, agak sulit bagi Anies-Cak Imin ataupun Ganjar-Mahfud untuk bisa mengejar ketertinggalan dari Prabowo-Gibran yang saat ini unggul jauh,” tandas Hatta.
Kemungkinan yang bakal terjadi, lanjut Hatta, adalah persaingan antara Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud untuk memperebutkan peringkat kedua. “Ganjar-Mahfud yang sebelumnya cukup jauh mengungguli Anies-Cak Imin kini malah tersalip,” jelasnya.
Fenomena merosotnya elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud pun tampaknya ditangkap oleh para elite PDIP. “Kubu Ganjar dan PDIP mulai mengurangi intensitas serangan terhadap Presiden Jokowi dan memfokuskan pada Prabowo-Gibran,” jelas Hatta
“Apakah perubahan strategi bisa mengembalikan posisi Ganjar-Mahfud, atau sudah terlambat, masih harus dilihat dalam beberapa waktu ke depan,” pungkas Hatta.
Survei CPCS dilakukan pada 7-14 Desember 2023, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.