Connect with us

News

Gelar Diskusi Refleksi Akhir Tahun, Lazismu Dorong Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

F Mutia Tri Maharani

Published

on

Monitorday.com – Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar diskusi Refleksi Akhir Tahun dengan tema “Kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia, Apa Peran Lembaga Zakat?” pada Jumat (29/12) secara daring.

Diskusi ini menghadirkan Keynote Speaker Bendahara Umum PP Muhammadiyah Hilman Latief dengan para pembicara yaitu Wisnu Setiadi Nugroho (Koordinator Bidang Kajian Kemiskinan dan Ketimpangan UGM), Herni Ramdlaningrum (Program Manager PRAKARSA), Muarawati Nur Malinda (Wakil Ketua Badan Pengurus Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Lazismu PP Muhammadiyah), dan sambutan oleh Ahmad Imam Mujadid Rais (Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah).

Dalam sambutannya, Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Ahmad Imam Mujadid Rais menyebutkan, Lazismu terus berupaya memperkuat perannya dalam berkontribusi memberantas kemiskinan dan ketimpangan yang terjadi. Harapannya adalah agar zakat yang disalurkan oleh para muzakki dapat berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan.

“Agar kemiskinan tersebut tidak mendorong saudara-saudara kita dalam kekufuran,” ujar Rais.

Kekufuran tersebut, lanjut Rais, dapat dimaknai secara luas. Kaum miskin terkadang tidak memiliki pilihan dalam hidup sehingga mengalami deprivasi sosial dan ekonomi. Akibatnya, hal-hal yang melanggar norma agama pun dilanggar akibat kemiskinan yang dialami tersebut.

Bertindak sebagai Keynote Speaker, Hilman Latief menegaskan, kemiskinan perlu penerjemahan dan pendefinisian yang jelas. Setelah itu baru disusun langkah-langkah dalam pengentasan kemiskinan. Karena bagaimanapun, Lembaga Amil Zakat (LAZ) memiliki peran dalam suatu upaya pengentasan kemiskinan.

Kemiskinan memiliki hubungan erat dengan penghasilan, baik dari individu maupun suatu keluarga. Menurut Hilman, penghasilan ini pun berkaitan dengan tata kelola keuangan. “Literasi keuangan menjadi penting. Kita sudah melakukan pemberdayaan masyarakat dan memberikan modal. Tetapi kita belum melakukan literasi keuangan yang memadai,” tegasnya.

Lebih jauh, sambung Hilman, pemberdayaan bukanlah sebuah proses yang instan. Pemberdayaan membutuhkan waktu, strategi, desain yang kuat, serta fokus.

“Sudah berhasilkah proses pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan yang kita lakukan? Bisakah kita menunjukkan profil keberhasilan dari pemberdayaan ekonomi yang kita lakukan dalam pengentasan kemiskinan? Lazismu ke depan termasuk lembaga-lembaga lain harus berani melakukan evaluasi diri,” imbuhnya.

Wisnu Setiadi Nugroho selaku Koordinator Bidang Kajian Kemiskinan dan Ketimpangan UGM dalam paparannya mengingatkan, pembangunan berkelanjutan harus dilakukan secara bersama dan inklusif. Setiap bagian masyarakat pun harus diangkat oleh gelombang kesuksesan ekonomi.

“Untuk perbaikan sosial yang efektif dan berkelanjutan di Indonesia, fokus kita harus beralih untuk memperkuat modal manusia melalui program perlindungan sosial,” papar Wisnu.

Pendekatan ini juga membentuk dasar untuk produktivitas dan kesetaraan jangka panjang. Di samping itu, Wisnu menambahkan bahwa sistem perlindungan sosial perlu dilengkapi dengan perubahan struktural dan penyesuaian dengan kebijakan makro ekonomi yang lebih luas.

Terkait pengukuran Indeks Kemiskinan Multidimensi (IKM), Program Manager PRAKARSA, Herni Ramdlaningrum dalam paparannya menjelaskan, tujuannya adalah untuk memotret kondisi kemiskinan secara lebih holistik dan tidak berusaha menghilangkan kemiskinan moneter, tetapi memberikan pandangan yang lebih luas dan terukur dalam mengurangi segala aspek kemiskinan.

IKM merefleksikan deprivasi terhadap kapabilitas yang dialami oleh masyarakat miskin, seperti pendidikan, kesehatan, dan standar hidup.

“Pendekatan pengukuran IKM menganalisis dimensi-dimensi dari banyak hal. Konsep kemiskinan multidimensi menawarkan analisis yang mendalam tentang situasi kemiskinan. Karena tidak tunggal berarti ada banyak situasi atau multidimensi,” terang Herni.

PRAKARSA pun mengajak pemerintah untuk menggunakan hasil pengukuran multidimensi ini dalam rangka menentukan prioritas kebijakan atau program penanganan kemiskinan. Selain itu pemerintah juga dapat menggunakannya sebagai dasar perumusan kebijakan atau program serta prioritas anggaran untuk pengentasan kemiskinan.

Mewakili Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Muarawati Nur Malinda menerangkan, ada lima strategi yang diusung oleh Lazismu ke depan. Pertama, terus mendorong masyarakat untuk memercayakan penyaluran zakat, infak, dan sedekah (ZIS) melalui lembaga resmi. Kedua, pendistribusian diupayakan berupa pemberdayaan yang memberikan dampak jangka panjang. Ketiga, mempromosikan keberhasilan program-program pemberdayaan jangka panjang kepada para muzakki. Keempat, mencari inovator-inovator sosial yang akan mengawal proses pendistribusian yang lebih tepat sasaran. Terakhir, mendorong terjadinya kolaborasi dan kemitraan.

Muarawati menyimpulkan, LAZ memiliki peran penting dalam pengentasan kemiskinan dan ketimpangan di masyarakat. “Dengan pengelolaan zakat yang baik dan tepat sasaran, maka lembaga zakat dapat menjadi solusi untuk mewujudkan kesejahteraan umat dan mewujudkan pemerataan keadilan dalam ekonomi,” pungkasnya.

Diskusi yang diikuti lebih dari 150 peserta ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan utuh mengenai konsep kemiskinan baik dengan pendekatan moneter maupun multidimensi serta strategi bersama untuk menanggulanginya, memberikan gambaran peta kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia serta optimalisasi pemanfaatan data kemiskinan untuk program-program intervensi, dan memberikan pemahaman mengenai konsep pengentasan kemiskinan dalam perspektif Muhammadiyah serta optimalisasi peran filantropi Islam.

Selain itu, diskusi ini juga memberikan gambaran program-program penanggulangan kemiskinan yang telah dirumuskan dan dijalankan, serta upaya Lazismu untuk terus berkontribusi dalam penghapusan kemiskinan ekstrem lewat pemberdayaan berbasis kawasan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Monitor Saham BUMN



Sportechment3 hours ago

Kenapa Mobil Hybrid Tak Diberi Intensif? Ini Alasan Kemenkeu

Ruang Sujud3 hours ago

Islamofobia Meningkat, Muslim Inggris Banyak Yang Ingin Pindah

News3 hours ago

Resmi Jadi Ketua KPK, Intip Profil Singkat Setyo Budiyanto

Logistik6 hours ago

Sumbangsih Nyata PT KAI untuk Ribuan Putra-Putri TNI/Polri, Apa Saja?

Ruang Sujud6 hours ago

Resah Karena Ujian Hidup, Begini Nasehat Ustadz Adi Hidayat

News7 hours ago

Budi Gunawan: 97 Ribu Anggota TNI-Polri Diduga Main Judi Online

Logistik7 hours ago

Transformasi Pelindo Dukung Biaya Logistik Kompetitif

News7 hours ago

Pesona Peci Hitam: Gaya Diplomasi Unik Presiden Prabowo di Kancah Internasional

Ruang Sujud9 hours ago

Terjadi Lagi! Amerika Serikat Veto Penolakan Gencatan Senjata Di Gaza

Ruang Sujud12 hours ago

Terjadi Penjarahan Makanan Untuk Pengungsi, Hamas Ambil Langkah Ini

News15 hours ago

Siap-siap! Mendikdasmen Bakal Tempatkan Guru PPPK di Sekolah Swasta

Sportechment15 hours ago

Duduki Posisi 4 Klasemen Sementara, Brasil Optimis Lolos ke Piala Dunia 2026

Sportechment16 hours ago

Deretan Pemenang Piala Citra FFI 2024, “JESEDEF” Borong 6 Piala

Sportechment16 hours ago

Berkat Film Ini Nirina Zubir Sabet Piala Citra 2024 sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik

Sportechment1 day ago

Ivar Jenner Sebut 3 Pemain Timnas Indonesia Ini Layak Berkarier di Eropa

Sportechment1 day ago

Diundang Raffi Ahmad ke Andara, Nathan Tjoe A-On Ajak Rafathar Main Bola

Ruang Sujud1 day ago

Tegas! Ini Pernyataan Wamenlu Di Depan Negara Muslim Terkait Palestina

News1 day ago

PLN Fasilitasi Izin Usaha UMK untuk Kembangkan Ekonomi

News1 day ago

Erdogan: AS Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh Serang Rusia Picu Perang Dunia, Ngeri!

News1 day ago

Usai Hadiri KTT G20 Brasil, Prabowo Terbang ke Inggris Temui Raja Charles III