Monitorday.com – Pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah memberi tanggapan terkait dinamika dalam debat capres ketiga, yang berlangsung pada Minggu (7/1) malam di Istora Senayan, Jakarta.
Dalam debat, capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mendesak Prabowo untuk membuka data terkait pengadaan alat alutsista dan beberapa kebijakan lain di Kemhan.
Teuku Razasyah menilai, capres nomor urut 2, sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memang tak bisa sembarangan membuka data Kementerian Pertahanan (Kemhan) kepada publik, karena ada data yang bersifat konfidensial.
“Pak Prabowo pasti punya data. Beliau sangat tegas menafsirkan data itu konfidensial. Sebenarnya, beliau bisa saja mengatakan data itu bisa dibagi dua, mana yang konfidensial untuk umum dan mana yang harus terbuka dalam negeri,” ujarnya, kepada wartawan, Senin (8/1).
Razasyah menjelaskan, data konfidensial adalah data yang bersifat rahasia dan hanya boleh diakses oleh orang-orang tertentu dengan kepentingan untuk mengaksesnya.
Selain itu, dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran itu juga menyebut bahwa data konfidensial juga hanya dapat dibuka oleh orang-orang tersumpah serta memiliki kompetensi dan keahlian untuk mengelola data tersebut.
“Orang tersebut harus tersumpah untuk membaca data itu dan tidak semua orang Kemhan bisa membaca data (konfidensial), dan menhan juga tersumpah untuk tidak membuka data itu ke kalangan umum,” tandasnya.