Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengumumkan bahwa pihaknya terus menggencarkan tiga inisiatif dalam menangkal penyebaran informasi hoaks pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Dalam acara diskusi “Demi Indonesia Cerdas Memilih” di Batam, Budi Arie menyampaikan upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo. Pertama-tama, melalui Program Gerakan Nasional Literasi Digital, mereka berusaha meningkatkan literasi digital masyarakat untuk membentengi diri dari ancaman hoaks.
Di tingkat menengah, Budi Arie memerintahkan patroli siber selama 1×24 jam secara masif. Langkah ini bertujuan untuk membersihkan konten hoaks dan disinformasi, menjaga ruang digital dari virus hoaks.
“Manakala menemui konten negatif atau hoaks, langsung kami tindaklanjuti dengan men-takedown alias dialmarhumkan dari ruang digital,” tegasnya.
Kementerian Kominfo juga melakukan penerbitan klarifikasi terhadap hoaks secara berkala, dengan memberikan stempel “HOAKS” pada informasi yang memiliki tendensi hoaks dan disinformasi. Di tingkat hilir, mereka mendukung upaya penegakan hukum oleh Polri dengan memberikan data dan informasi.
Budi Arie menegaskan bahwa meskipun telah dilakukan upaya, masih ditemukan penyebaran informasi hoaks dan disinformasi mengenai Pemilu dalam ruang digital. Hasil penelitian The Safer Internet Lab (SAIL) Tahun 2023 menunjukkan bahwa 42 persen masyarakat Indonesia masih percaya disinformasi seputar Pemilu.
Menkominfo mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk tidak menyalahgunakan ruang digital demi kepentingan pribadi dan kelompok. Budi Arie mengajak masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi hoaks, fitnah, atau ujaran kebencian melalui perangkat digital.
“Kesuksesan Pemilu Damai 2024 adalah tanggung jawab kita bersama sebagai warga bangsa. Kita berharap Pemilu 2024 ini menjadi Pemilu yang beradab dan terus meningkat kualitasnya,” pungkasnya.