Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan komitmennya terhadap pengembangan pembangkit listrik bertenaga energi baru dan terbarukan (EBT) dalam skala besar. Ini terjadi di tengah upaya untuk menghentikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pada 2023, Kementerian ESDM meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, dan Arifin Tasrif merencanakan untuk melanjutkan pengembangan proyek-proyek serupa. Rencananya mencakup pembangunan PLTS Terapung di danau di 36 lokasi dengan potensi mencapai 74.665 MW.
“Kita bisa memanfaatkan PLTS. Roadmap-nya sudah ada, tetapi implementasinya belum sesuai harapan. Kita harus memerhatikan hal-hal yang menghambat implementasi program ini,” kata Arifin.
Ia menyoroti potensi PLTS Terapung di area bendungan, PLTA, PLTM, dan PLTMH, yang bisa memberikan tambahan potensi lebih dari 446,2 MW. Arifin menjelaskan bahwa pemerintah telah menjadikan EBT sebagai fokus utama, dan roadmap sudah disiapkan untuk menggantikan PLTU batu bara.
Sebagai contoh keberhasilan, proyek kerja sama antara PT PLN dan Masdar dari Uni Emirat Arab dalam PLTS Terapung Cirata menghasilkan lebih dari 200 GWh energi hijau dan memasok listrik untuk lebih dari 50.000 rumah. Proyek ini dianggap sebagai yang terbesar di Asia Tenggara dengan pengurangan emisi sebesar 214.000 ton CO2 per tahun.
“Ini harus menjadi perhatian kita dan bisa secepatnya masuk ke dalam bauran EBT,” tandas Arifin Tasrif.