Monitorday.com – Bank HSBC optimis dengan prospek ekonomi Indonesia di tahun 2024. Bank asal Inggris itu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen, lebih tinggi dari perkiraan 5 persen di tahun 2023. Faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan tersebut antara lain peningkatan konsumsi domestik, perbaikan infrastruktur yang terus berlanjut, dan perkembangan investasi.
Hal ini disampaikan oleh Chief India and Indonesia Economist HSBC Pranjul Bhandari dalam konferensi pers HSBC Asian Outlook 2024 di Jakarta, Selasa (16/1). Ia mengatakan bahwa Indonesia menikmati stabilitas makroekonomi dalam beberapa tahun terakhir, dengan inflasi, transaksi berjalan dan defisit fiskal, semuanya terkendali.
“Indonesia merupakan salah satu negara yang kemungkinan pertumbuhan ekonominya akan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan dekade sebelumnya, seiring dengan meningkatnya rantai nilai manufaktur mulai dari bijih besi, hingga logam olahan dan kendaraan listrik,” ujar Pranjul.
Pranjul menjelaskan bahwa berbagai indikator ekonomi Indonesia menunjukkan tren positif di tahun 2024. Indeks Harga Konsumen inti rata-rata diperkirakan sebesar 2,1 persen secara year on year (yoy), masih dalam kisaran sasaran Bank Indonesia. Investasi di Indonesia pada 2024 tumbuh 5,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan perkiraan 4,6 persen (yoy) pada 2023.
Konsumsi swasta juga diperkirakan tumbuh sebesar 5,6 persen (yoy) pada 2024, meningkat dibandingkan proyeksi 5 persen pada 2023. Begitu juga dengan konsumsi pemerintah diproyeksikan naik menjadi 6,1 persen (yoy) pada 2024, lebih tinggi dibandingkan perkiraan 4,8 persen (yoy) pada 2023.
HSBC memperkirakan nominal Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2024 mencapai 1.450 miliar dolar AS, naik dibandingkan perkiraan untuk 2023 sebesar 1.386 miliar dolar AS. Sedangkan PDB Indonesia 2022 bernilai 1.319,10 miliar dolar AS.
Selain itu, pertumbuhan kredit riil sektor swasta diproyeksikan sebesar 5,7 persen (yoy) pada 2024, lebih tinggi dibanding perkiraan untuk tahun 2023 sebesar 5,3 persen. Rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 2024 diperkirakan sebesar Rp15.850 per dolar AS.
Pranjul menambahkan bahwa ada juga penanaman modal asing dalam jumlah besar yang menunggu, yang dapat terwujud setelah pemilihan umum (pemilu) selesai. Investasi asing senilai 30 miliar dolar AS telah terjadi di bidang logam olahan selama beberapa tahun terakhir, dengan jumlah yang sama menunggu, berdasarkan analisis HSBC mengenai niat investasi asing. Sementara itu, niat investasi sebesar 45 miliar dolar AS telah diumumkan di bidang kendaraan listrik yaitu baterai dan otomotif.
“Kami memperkirakan pertumbuhan akan meningkat sebesar 0,5 ppt dalam jangka menengah, fokus yang tajam pada stabilitas makro akan menjadi inti dari hal ini. Pertumbuhan kredit perbankan tampaknya secara keseluruhan, terus kembali ke rata-rata jangka panjang, dan dapat meningkat lebih lanjut jika Bank Indonesia (Bl) menurunkan suku bunga pada 2024,” pungkas Pranjul.