Monitorday.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat apresiasi tinggi dari publik atas kinerjanya selama dua periode memimpin Indonesia. Survei indEX Research menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi mencapai 82,4 persen, dengan 12,7 persen di antaranya menyatakan sangat puas.
Survei yang dilakukan pada 10-15 Januari 2024 dengan melibatkan 1.200 responden secara nasional ini juga menemukan bahwa hanya 15,8 persen yang merasa tidak puas, termasuk 2,0 persen yang menyatakan tidak puas sama sekali, dan sisanya 1,8 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni mengatakan tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi menunjukkan bahwa publik bakal memilih capres yang didukung Jokowi dan komitmen soal keberlanjutan.
“Mayoritas publik akan cenderung memilih pasangan capres-cawapres yang paling kuat komitmen soal keberlanjutan, dan tentunya didukung oleh Jokowi sendiri,” kata Vivin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Vivin mengatakan dengan tingkat kepuasan publik yang sangat tinggi, praktis publik menaruh harapan besar bahwa program-program Jokowi yang sudah berjalan selama ini dapat dilanjutkan oleh kepemimpinan nasional baru hasil Pemilu 2024.
Dalam konteks Pilpres 2024, Vivin mengatakan sikap Jokowi yang terus-menerus melakukan cawe-cawe dalam pemilu kali ini demi memastikan keberlanjutan program selama dua periode berjalan.
Dukungan Jokowi kepada Prabowo-Gibran
Belakangan Jokowi kembali dituding berpihak setelah menjamu makan malam Prabowo. Selain dengan Prabowo, pertemuan juga dilakukan dengan pimpinan partai-partai yang berasal dari koalisi pengusung Prabowo-Gibran.
“Jokowi ingin mengirim pesan adanya dukungan terhadap pasangan Prabowo-Gibran yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM),” kata dia.
Demikian pula dengan ketidakhadiran Jokowi dalam peringatan ulang tahun PDIP yang ke-51.
“Perpecahan antara Jokowi dengan PDIP yang mengusung pasangan Ganjar-Mahfud makin nyata, padahal sebelumnya Jokowi dan PDIP merupakan simbiosis mutualisme,” ujarnya.
Jokowi diusung PDIP sejak menjabat Wali Kota Solo hingga masuk ke DKI Jakarta dan bertarung pada Pilpres 2014 dan 2019.
Sebaliknya, Jokowi pula yang memastikan PDIP memenangkan dua kali pemilu berturut-turut, setelah sebelumnya dua periode menjadi oposisi.
Harus dicatat pula, pada Pilkada DKI Jakarta 2012 yang membawa Jokowi dari Solo ke Jakarta juga ada Gerindra. Saat itu koalisi terbangun antara PDIP dan Gerindra, di mana Megawati dan Prabowo maju berpasangan pada Pilpres 2009.
Dukungan dan keberpihakan yang ditunjukkan Jokowi kepada Prabowo-Gibran ditujukan untuk mempertebal dukungan kepada pasangan nomor urut dua itu.
“Upaya itu sekaligus untuk memastikan Pilpres berjalan dalam satu putaran, di mana suara yang diperoleh Prabowo-Gibran diproyeksikan menembus 50 persen,” ujar Vivin.
Wacana agar Pilpres berlangsung satu putaran terus digaungkan oleh koalisi partai-partai dan relawan.