Isu mengenai kemungkinan mundurnya 15 menteri di Kabinet Indonesia Maju (KIM) belakangan ini mencuat, setelah disampaikan oleh ekonom Faisal Basri pada Kamis (18/1/2024). Namun, isu tersebut disebut sebagai spekulasi politik yang dilancarkan oleh lawan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggoyang kestabilan pemerintahan.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, menilai isu tersebut tidak lebih dari strategi politik untuk merusak citra Jokowi dan memperkeruh situasi politik menjelang Pemilihan Presiden 2024.
“Sebenarnya isu itu spekulatif ya, belum tentu kebenarannya. Namanya juga isu. Ini kelihatannya untuk menghantam Jokowi dari lawan politiknya,” ungkap Ujang Komarudin seperti dikutip Beritasatu pada Minggu (15/01).
Meski isu tersebut mencuat, Ujang menegaskan bahwa fakta di lapangan menunjukkan kabinet Jokowi justru solid dan masih kompak. Selain itu, Presiden Jokowi dan para menteri yang diisukan akan mundur juga telah membantah dan menyatakan bahwa hubungan antarmenteri berjalan baik.
“Ini bagian dari dinamika politik menjelang pencoblosan pada 14 Februari 2024. Jadi pertarungannya semakin kencang,” tambah Ujang, yang juga merupakan dosen Ilmu Politik Universitas Al Azhar Indonesia.
Presiden Jokowi sendiri menepis isu tersebut dan menegaskan bahwa kabinetnya masih berjalan dengan baik. Jokowi mengungkapkan bahwa setiap hari terdapat rapat internal dan rapat terbatas bersama menteri, serta mengajukan pertanyaan bagaimana kabar isu tersebut pertama kali muncul.
“Ya, namanya bulan politik. Tahun politik ya semua hal akan berkaitan dengan hal-hal yang bersifat politik, tetapi biasa kok kita kerja biasa, kerja rutin biasa,” tegas Presiden, menyingkap sisi politis di balik isu tersebut.
Hingga saat ini, belum ada konfirmasi atau bukti konkret bahwa ada menteri yang benar-benar akan mengundurkan diri. Isu tersebut dianggap sebagai bagian dari dinamika politik yang semakin intens menjelang Pemilihan Presiden 2024.