Monitorday.com – Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi bersama PT Jamkrindo mengelar seminar bertajuk “Literasi Keuangan dan Digital untuk Akselerasi Bisnis Milenial”, di Auditorium Prof. Dr. Malik Fadjar, IBM Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/1).
Acara ini diisi oleh pembicara berkompeten di bidang literasi keuangan dan digital, antara lain Chrisma Wibowo (Digital Strategist Expert Bangun Digdaya), Krisna Johan (Kepala Divisi Hubungan Bisnis Kelembagaan PT Jamkrindo), dan Ramadlan Kurniawan, SE, M.Ec (Praktisi Perbankan).
Rektor IBM Bekasi Dr Jaenudin SAg, M.Pd mengatakan, acara ini digelar untuk mendorong agar para mahasiswa melek dengan perkembangan dunia digital. Menurut dia, berkembangnya teknologi harus bisa dimanfaatkan oleh para mahasiswa agar bisa menghasilkan.
“Ini menjadi sebuah keharusan untuk generasi milenial untuk melek literasi digital dan keuangan. Jangan sampai kita tidak mendapat uang dari sana. Jangan sampai anak muda hanya melihat tiktok dan IG, tapi juga harus bisa menghasilkan,” kata Jaenudin.
Karena itu, dia berharap melalui seminar ini, para mahasiswa bisa menyerap ilmu dari para pembicara agar mempunyai skill baru untuk dapat memanfaatkan teknologi. Jaenudin pun berseloroh bahwa kuliah tidak perlu lama-lama, asalkan mengerti literasi digital.
“Buat apa kuliah lama-lama kalau tidak melek literasi keuangan dan digital,” tukas Jaenudin.
Sementara itu, Ketua BPH IBM Bekasi Prof. Masyitoh Chusnan menyebut bahwa literasi dan digital merupakan dua kata penting dalam perkembangan dunia belakangan ini. Menurut dia, kecerdasan literasi dalah hal wajib yang harus dimiliki setiap orang di era ini.
“Untuk mahasiswa IBM, kecerdasan literasi ini adalah hal urgent dan mendesak harus dimiliki. Skill yang harus dimiliki untuk menghadapi tantangan di era digital ini,” kata Prof Masyitoh.
Meski begitu, dia menekankan bahwa di Indonesia, gelar akademik masih diangap penting. Sehingga, ditekankan kepada para mahasiswa agar tetap memperhatikan dan fokus pada dunia perkuliahan.
“Di indonesia gelar sarjana masih di lihat, dan kuliah masih penting. Gelar menjadi sebuah keniscayaan. Kadang, berkualitas atau tidak, kalau sudah doktor pasti angkat topi. Karenanya ini juga tetap penting diperhatikan, di samping skill-skill baru,” demikian Prof. Masyitoh.