Monitorday.com – Indonesia dan China mengintensifkan kerja sama di sektor industri kesehatan, khususnya dalam komersialisasi dan pengembangan obat antikanker. Langkah ini diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama oleh sejumlah perusahaan dari kedua negara, yang berlangsung dalam acara Indonesia-China Healthcare & Biotech Investment Forum di Jakarta pada awal pekan ini.
Salah satu inisiatif kerja sama mencakup pembentukan Prakualifikasi WHO untuk diagnostik molekuler pada penyakit TBC dan hepatitis. Kolaborasi ini dilakukan antara PT Esora Medika Indonesia dan perusahaan bioteknologi China, Sansure.
Sementara itu, PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) menjalin kerja sama dengan perusahaan bioteknologi BeiGene yang berkantor pusat di Beijing. Fokus kerja sama ini mencakup komersialisasi, pengembangan, dan transfer teknologi produk obat kanker imunoterapi Tislelizumab.
Presiden Direktur Etana, Nathan Tirtana, mengapresiasi kolaborasi dengan BeiGene dan menyebutnya sebagai tonggak penting dalam menyediakan pengobatan kanker terkini bagi pasien di Indonesia. Produk Tislelizumab akan dipasarkan di Indonesia dengan nama ETAPIDI, dapat digunakan sebagai pengobatan lini pertama atau kedua bersamaan dengan pengobatan kemoterapi.
Wakil Presiden BeiGene, Adam Roach, menegaskan bahwa kemitraan ini bertujuan untuk membuat obat antikanker buatan mereka dapat diakses oleh lebih banyak pasien di seluruh dunia, terutama di Indonesia yang masih memiliki tingkat kasus kanker yang tinggi.
Penandatanganan MoU ini disaksikan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalusia.