Istilah ‘perasaan tidak bisa dibohongi’ seringkali digunakan untuk menyatakan bahwa perasaan seseorang tidak bisa dibohongi atau dipalsukan.
Perasaan tidak bisa dibohongi ini muncul karena perasaan memang merupakan hal yang sangat subjektif dan sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata.
Bahkan keseleo lidah dan menyebutkan sesorang yang mungkin sebagai rivalnya sebagai sosok yang tepat juga bagian dari alam bawah sadarnya jika sebenarnya Ia sangat mengidolakan pesainya tersebut.
Sebelum Debat Capres terakhir, Minggu (4/1/2024), Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kritiyanto selip lidah dengan menyebut calon presiden Prabowo Subianto yang seharusnya Ganjar Pranowo yang bakal meraih kemenangan yang ditentukan oleh debat capres pamungkas yang dilakukan pada Minggu, 4 Februari 2024.
Pada saat itu, Hasto tengah diwawancarai sejumlah awak media terkait persiapan debat terakhir capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
Pada saat sesi wawancara, awak media bertanya apakah akan ada yang berbeda dari penampilan Ganjar di debat terakhir tersebut. Hasto pun menjawab yakin dengan tema debat kelima ini akan membawa kemenangan bagi pasangan yang diusung PDIP.
Hasto menyebutkan bahwa “Di sini kalau dari sisi temanya karena ada Pendidikan dan Kebudayaan, akan menampilkan karakter sejati seorang pemimpin bahwa budi pekerti, moral, etika dan daya juang seorang pemimpin akan menentukan kemenangan debat kali ini dan itu ada di Pak Prabowo dan di ada di Ganjar”.
Keseleo lidah Hasto diatas menggambarkan saat seseorang merasakan suatu emosi, seperti sedih, senang, marah, atau cinta, maka perasaan tersebut biasanya terasa sangat kuat dan sulit untuk disangkal sehingga muncul pernyataan ‘perasaan tidak bisa dibohongi’.
Hasto seolah mendahulukan Prabowo, baru kemudian Ganjar. Publik pun berasumsi, boleh jadi alam bawah sadar Hasto itu sebenarnya Prabowo, bukan Ganjar.