Monitorday.com – Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) Prof Badri Munir Sukoco menyayangkan pembacaan Manifesto Unair yang menyoroti soal pelemahan demokrasi sepanjang era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia menegaskan bahwa pembacaan manifesto yang dilakukan oleh Guru Besar Unair Prof Hotman Siahaan pada Senin (5/2) tersebut bukan mewakili kampus.
“Kami ingin menyampaikan terkait aktivitas siang hari ini. Yang pertama kami klarifikasi acara hari ini bukan atas inisiasi dan diselenggarakan oleh Unair dan Sekolah Pascasarjana Unair,” kata Badri, dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (6/2/2024).
Badri mengatakan pihaknya juga menyesalkan penggunaan gedung Sekolah Pascasarjana untuk aktivitas publik itu tanpa izin. Menurutnya, manifesto yang dibacakan 120-an guru besar, dosen, alumni dan mahasiswa, tadi juga tidak mewakili sikap civitas academica Unair maupun Pascasarjana Unair.
“Ketiga, perlu kami pastikan, yang disampaikan tadi tidak mewakili Civitas Academica Unair maupun Civitas Academica Pascasarjana Unair. Terakhir kami percaya pemilu 2024 akan terselenggara secara luber jurdil,” ujarnya.
Sementara itu, Akademisi Unair Prof Imam Mustofa menyampaikan beberapa poin sikap mereka terkait Pilpres dan Pemilu 2024. Pertama mereka mendorong terselenggaranya pemilu yang partisipatif, menyerukan jangan golput, dan jaga kondusivitas bebas dari provokasi dan tekanan.
Dia juga menegaskan netralitas serta integritas institusi sembari menghormati kebebasan akademik dalam berfikir beropini dan menentukan pilihan. Selain itu, juga menekankan keutuhan persatuan NKRI dalam menghadapi kontestasi politik.
“Tentu saja semua ini dalam rangka kita semua ingin tetap menjaga keutuhan persatuan NKRI. Jangan sampai kontestasi ini memecah belah kita. Harus satu kesatuan sebagai warga bangsa negara NKRI,” tandasnya.