Tokoh Adat Papua, Max Ohe, mengajak masyarakat setempat untuk tidak terprovokasi oleh ancaman boikot Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Menurutnya, Pemilu lima tahun sekali merupakan bagian penting dari upaya memajukan Bumi Cenderawasih.
Dalam pernyataannya di Jayapura pada hari Minggu, Max Ohe menegaskan bahwa Pemilu 2024 merupakan kesempatan bagi semua orang Papua, termasuk lansia, pemuda, dan perempuan, untuk turut serta dalam proses demokrasi dengan mencalonkan diri sebagai legislatif di DPR baik di tingkat kabupaten, kota, provinsi, maupun pusat.
“Para calon legislatif perlu diapresiasi atas partisipasi mereka dalam membawa perubahan positif bagi kemajuan tanah Papua,” ujarnya.
Max juga menekankan bahwa kehidupan adat tidak boleh dianggap sebagai penghalang bagi kemajuan. Sebaliknya, masyarakat Papua yang berakar pada budaya adat juga harus turut serta dalam mendukung penyelenggaraan Pemilu 2024.
“Dengan berpartisipasi dalam proses demokrasi ini, kita semua turut menentukan arah kemajuan Papua ke depannya,” katanya.
Dia menambahkan bahwa penolakan atau boikot terhadap Pemilu hanya akan merugikan Papua. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk memanfaatkan momentum Pemilu dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri, menyatakan bahwa pihaknya telah menggelar sejumlah kegiatan dalam rangka menyediakan lingkungan yang kondusif menjelang Pemilu 2024. Kegiatan tersebut meliputi KKR di beberapa Kabupaten dan Kota, Doa Lintas Agama, serta kegiatan berkah pada hari Jumat dan Minggu.
“Kegiatan ini bertujuan untuk membangun persatuan dan kesatuan, serta memastikan bahwa Pemilu dapat berlangsung dengan damai, tanpa polarisasi, hoaks, isu SARA, atau kampanye hitam,” katanya.