Monitorday.com – Lembaga survei LSI Denny JA telah merilis hasil hitung cepat Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) Pemilu 2024, menunjukkan dua pemenang yang tidak linear dalam kategori pemilihan tersebut.
Menurut LSI Denny JA, dalam hitung cepat tersebut, pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran memimpin dengan angka 58,16 persen dalam Pilpres, sementara PDIP unggul dalam Pileg dengan perolehan suara 16,82 persen.
Padahal PDIP mencalonkan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Di mana pasangan ini berada di posisi terbawah perolehan suara Pilpres menurut hitung cepat.
Peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, mengungkapkan bahwa fenomena split ticket voting, khususnya di PDIP, menjadi faktor utama terjadinya perbedaan pemenang di kedua kategori tersebut.
“Fenomena split ticket voting terjadi di beberapa partai, terutama di PDIP. Survei terakhir menunjukkan dari pemilih PDIP ada 32,80 persen yang memilih Prabowo-Gibran, sementara 60,40 persen tetap memilih Ganjar-Mahfud,” ujar Adjie dalam konferensi pers daring, Kamis (15/2).
Adjie juga menyoroti peran calon legislatif (caleg) dari partai-partai tradisional yang mampu berkontribusi dalam menjaga perolehan suara di Pileg. Dia menekankan bahwa PDIP dan Golkar memiliki caleg yang kuat, mampu mendongkrak suara partai secara nasional.
Meskipun pasangan Prabowo-Gibran unggul di beberapa daerah, loyalitas basis pemilih PDIP tetap terjaga. Adjie mencatat bahwa PDIP tetap unggul di basis utamanya, terlihat dari hasil exit poll di lumbung-lumbung suara PDIP, seperti Jawa Tengah, Bali, dan Sulawesi Utara.
“Faktor loyalitas pemilih di kandang banteng masih tetap terjaga. Di basis-basis utama PDIP, mereka masih unggul dan dapat disimpulkan loyalitas PDIP di kandang banteng masih terjaga,” tambah Adjie.