Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua menyebut pelaku usaha ternak orang asli Papua (OAP) berperan ikut menjaga inflasi daerah karena senantiasa menjaga ketersediaan ketahanan pangan lokal.
“Sejak pelaku usaha OAP memproduksi telur ayam harganya murah dan terus terjaga inflasi di Biak,” ujar Asisten II Sekretaris Daerah Biak Numfor Otto PH Wanggai menanggapi peran pelaku usaha ternak OAP di Biak, Minggu.
Asisten II Sekda Otto mengatakan, saat ini harga telur ayam hasil produksi peternak pelaku OAP sangat murah sebesar Rp55 ribu hingga 60 ribu/rak dibandingkan harga sebelumnya mencapai Rp80 ribua/rak.
Apalagi jumlah pelaku usaha OAP di Biak Numfor, lanjut dia, telah mencapai 90-an orang pelaku usaha tersebar di berbagai kampung.
Diakuinya, hingga saat Pemkab Biak Numfor melalui bidang peternakan di Dinas Pertanian Ketahanan Pangan terus memberikan pendampingan dan pembinaan kepada pelaku usaha OAP.
Otto mengatakan, jajaran Pemkab Biak Numfor terus menjaga ketersediaan bahan pokok, telur ayam dan cabai di pasaran .
“Dalam upaya menjaga kestabilan inflasi daerah di Kabupaten Biak Numfor,” katanya.
Produk telur ayam pelaku usaha OAP tidak saja memenuhi kebutuhan warga Biak sekitarnya tetapi dipasok ke kabupaten tetangga yakni Kabupaten Supiori,Yapen Keputusan dan Kabupaten Waropen.
Hingga, Minggu (25/2) pukul 18.30 WIT harga telur ayam di pasar tradisional Biak dijual seharga Rp60 ribu/rak sedangkan harga daging ayam Rp37 ribuan/kg.