Kasus dokter gadungan Elwizan Aminudin yang telah menipu banyak klub sepakbola di Indonesia, termasuk Timnas Indonesia U-19, menjadi perhatian serius PSSI. Sekjen PSSI, Yunus Nusi, menegaskan bahwa pihaknya akan memperketat regulasi perekrutan dokter tim untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Pemeriksaan Ketat dan Syarat Baru
Yunus Nusi menyatakan bahwa PSSI akan melakukan pemeriksaan ketat terhadap setiap dokter dan fisioterapis yang ingin bertugas di klub Liga 1, 2, 3, dan Timnas Indonesia.
Selain harus memiliki surat tanda register (STR) dan surat izin praktik (SIP) yang masih berlaku, para dokter dan fisioterapis juga harus menyerahkan fotokopi ijazah dokter yang sudah dilegalisir oleh Fakultas Kedokteran tempat mereka kuliah.
PSSI juga akan melakukan verifikasi ijazah dan pengalaman para dokter dan fisioterapis tersebut kepada lembaga-lembaga terkait, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Kasus Elwizan Aminudin
Elwizan Aminudin, yang mengaku sebagai dokter, telah menipu banyak klub sepakbola di Indonesia selama 8 tahun. Dia bahkan pernah menangani Timnas Indonesia U-19.
Kasus Elwizan Aminudin ini menjadi pelajaran berharga bagi PSSI untuk lebih berhati-hati dalam memilih dokter dan fisioterapis untuk tim-tim sepakbola di Indonesia.
Langkah Preventif PSSI
Upaya PSSI dalam memperketat regulasi perekrutan dokter tim merupakan langkah preventif yang tepat untuk menjaga kualitas dan keamanan para pemain sepakbola di Indonesia.
Dengan regulasi yang lebih ketat, diharapkan kasus dokter gadungan seperti Elwizan Aminudin tidak akan terulang kembali di masa depan.