Monitorday.com — Keputusan pemerintah Arab Saudi untuk tidak menerbitkan visa haji furoda pada tahun ini menimbulkan dampak besar bagi calon jemaah dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah akibat pembatalan mendadak tersebut.
Naufal (31), salah satu calon jemaah haji furoda asal Kebumen, Jawa Tengah, mengaku telah mendaftar dan membayar ratusan juta rupiah kepada biro travel sejak Ramadan lalu. Ia dan istrinya telah mengikuti seluruh rangkaian persiapan haji, termasuk manasik. Namun hingga akhir Mei, visa mereka belum juga terbit.
“Travel belum memberikan kepastian. Mereka masih berharap sampai tanggal 31 Mei. Kami pun hanya bisa pasrah,” kata Naufal, dikutip dari detikHikmah, Kamis (29/5).
Jika visa tak juga keluar, Naufal menyatakan akan mendaftar ulang tahun depan. Namun ia berharap pihak travel dapat mengembalikan seluruh dana, meski memahami jika ada potongan untuk biaya manasik dan persiapan yang sudah dilakukan.
Travel Alami Kerugian Besar
Kerugian tak hanya dirasakan calon jemaah, tapi juga pihak penyelenggara. Ketua Bidang Humas dan Media DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI), Abdullah Mufid Mubarok, mengatakan banyak travel yang telah membayar layanan akomodasi seperti di Arafah, Muzdalifah, dan Mina—berdasarkan asumsi bahwa visa furoda akan tetap dikeluarkan.
“Banyak yang sudah input data dan membayar layanan Masa’ir, tapi visanya tidak keluar. Ini tentu sangat merugikan,” kata Mufid.
Beberapa travel bahkan sudah memesan tiket pesawat dan hotel, sebagian di-upgrade ke kelas bintang lima. Beberapa jemaah bahkan sudah berada di Jakarta dengan harapan visa terbit di saat-saat terakhir.
“Kerugian bisa mencapai ratusan juta, bahkan miliaran rupiah jika jumlah jemaahnya lebih dari 50 orang,” ujar Mufid, yang juga merupakan pemilik biro travel haji dan umrah.
Pemerintah Masih Upayakan Komunikasi
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa pihaknya masih berupaya melakukan komunikasi dengan pemerintah Arab Saudi agar visa furoda dapat diterbitkan.
“Kami masih menunggu dan terus bantu komunikasikan, meski ini di luar kewenangan kami,” ujar Nasaruddin saat ditemui di Kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat.
Menurutnya, sebagian kecil visa furoda telah keluar, namun masih banyak calon jemaah yang masuk dalam daftar tunggu. Kementerian Agama memastikan terus menjalin komunikasi dengan otoritas terkait di Arab Saudi, meskipun prosesnya diakui tidak mudah.
Kepastian bahwa visa furoda tidak akan diterbitkan tahun ini dikonfirmasi langsung oleh Ketua Umum DPP AMPHURI, Firman M Nur. Ia menyatakan pihaknya telah melakukan verifikasi langsung ke Kementerian Haji dan Umrah di Makkah, Kantor Urusan Haji (KUH) di Jeddah, hingga sistem elektronik Masar Nusuk.
“Ya betul, pemerintah Saudi tidak menerbitkan visa furoda tahun ini,” tegas Firman, Rabu (28/5).