Monitorday.com – Dalam diskusi yang diadakan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), para ekonom membahas potensi lanjutan inflasi menjelang perayaan Idul Fitri.
Menurut Teuku Riefky, ekonom dari LPEM FEB UI, inflasi kemungkinan akan terus meningkat, terutama karena peningkatan permintaan selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
Riefky menyoroti dua faktor utama yang mempengaruhi peningkatan inflasi, yaitu suplai dan permintaan
Dia mengungkapkan bahwa harga pangan, termasuk beras dan komoditas lainnya, tetap tinggi, sementara permintaan juga meningkat.
Kedua faktor ini dianggap sebagai pendorong utama untuk potensi terus naiknya tingkat inflasi.
Menurut Riefky, meskipun peningkatan inflasi yang didorong oleh permintaan dapat dianggap sebagai tanda baik karena dapat mendorong aktivitas ekonomi, namun kenaikan harga bahan pokok dapat menggerus daya beli masyarakat.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menekan inflasi, termasuk impor dan pemantauan stok pangan.
Namun, dampak dari kondisi El Nino masih berdampak besar, dan perlu dilakukan impor produk-produk yang diperlukan untuk menjaga harga pangan tetap terkendali.
Langkah-langkah strategis lainnya yang akan diambil oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) termasuk mengendalikan inflasi kelompok makanan yang berpotensi volatil agar tetap di bawah 5 persen, menjaga ketersediaan pasokan dan distribusi pangan, serta memperkuat ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas dan hilirisasi pangan.
Selain itu, upaya akan dilakukan untuk memperkuat sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah serta memperkuat komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap terkendali.