SUATU HARI, Presiden Jokowi mendapatkan laporan bahwa kekuatan negara sudah disusupi oleh jaringan Bandar Judi besar.
Sebenarnya banyak informasi bahwa uang-uang judi ini bukan saja menjadi modal untuk membiayai bisnis narkoba dan penjualan orang (Human Traficking).
Melainkan juga, uang-uang ini digunakan untuk transaksi jabatan di lingkungan instansi negara.
Kejahatan dan uang hitam ini memang bukan hal mudah dibuktikan secara hukum. Karena banyak instrumen yang bergerak dan menjadi agen-agen perusak sistem negara.
Pada prinsipnya karena industri judi ini tidak/belum diregulasi, maka segala ekosistem keuangannya menjadi begitu gelap.
Uang judi, otomatis digunakan untuk membiayai praktik-praktik gelap perbankan bahkan transaksi kekuasaan birokrasi.
Lebih lagi “Judi Online” yang begitu cepat menyasar masyarakat ekonomi lemah. Mereka (rakyat miskin) distimulan agar mempertaruhkan uangnya untuk mendapatkan yang lebih besar.
Padahal, itu adalah satu metode memiskinkan masyarakat dengan dalih “Judi Online”.
Disinilah kemarahan puncak Presiden Jokowi. Terhadap praktik Judi Online yang secara masif dan sistematis merusak pola kehidupan masyarakat rentan.
Alih-alih mencari tahu, sebenarnya siapa pemain besar Judi Online ini. Dari banyak Investigasi yang masih terus dikumpulkan.
Muncul nama, Jerry Hermawan Lo, siapa dia? Nama ini bukan nama baru di lembah bisnis gelap.
Kedekatannya dengn para pejabat lingkungan pemerintahan, polisi dan militer juga sangat diakui.
Wajar, jika Presiden Jokowi merasa banyak diberikan laporan palsu terkait keberadaan Judi Online.
Ini adalah babak baru, peperangan melawan Judi Online.
Bahkan kabarnya, Presiden Jokowi sudah memerintahkan jajaran penegak hukum untuk memberantas bisnis-bisnis hitam Jerry Hermawan Lo.