MANUSIA adalah tempat khilaf dan dosa. Ia harus saling menasihati dan mengingatkan agar tidak berada pada jalan yang salah.
Namun muncul beragam reaksi saat manusia dinasihati. Pertanyaannya, saat dinasihati, apakah kita seperti adam atau iblis?
Mari kita simak penjelasannya.
- Saling menasihati adalah perintah Allah SWT
“DemiMu, ya Allah!”, Sekelumit Catatan Perjalanan Seorang Sufi Pemula
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan melampaui batas.” (QS. Al Maidah: 2)
Dalam ayat di atas menjelaskan, jika manusia haruslah saling menasihati dalam kebaikan, artinya ia tidak boleh membiarkan keburukan terjadi.
- Iblis Membangkang saat diperintah Allah SWT
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, Maka merekapun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud. (QS. Al ‘Araf: 11)
menyembah di sini bukan berarti menyembah nabi adam sebagai tuhan, melainkan Allah SWT memerintahkan malaikat bersujud kepada nabi Adam. Menyembah artinya, penghormatan tertinggi yang dilakukan hambanya kepada tuhannya. Sedangkan bersujud, adalah penghormatan kepada yang dimuliakan. Allah SWT memerintahkan malaikat dan iblis dan malaikat untuk bersujud, sebagai penghormatan karena Adam adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna.
Lalu apa yang menyebabkan iblis enggan bersujud kepada Adam?
Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?” Menjawab Iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah. (Q.S. Al-A’raf : 12).
Penyesalan Nabi Adam
Saat nabi adam tergoda untuk memakan buah khuldi yang dilarang, maka Allah langsung mengeluarkan adam dan hawa dari syurga dan memisahkan mereka. Disana nabi Adam merasa bersalah dan beristigfar atas kesalahannya dan memperbaiki kesalahnnya.
Itulah perbedaan nabi Adam dan iblis saat menyikapi suatu kesalahan. Iblis akan membangkang, tidak mengakui kesalahannya dan merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Sedangkan nabi Adam, saat ditegur oleh Allah SWT, dengan cara dikeluarkan dari syurga, maka ia beristighfar dan memperbaiki kesahannya.
Lalu termasuk ke dalam kategori manakah kita? []