News
Nama-nama Menteri Pendidikan Prabowo Ini Mencuat untuk Gantikan Nadiem
Published
6 months agoon
Monitorday.com – Sejumlah nama telah mencuat untuk mengisi jabatan menteri di Kabinet Prabowo-Gibran mendatang. Salah satunya nama-nama yang bakal mengisi Menteri Pendidikan menggantikan Nadiem Makarim.
Berdasarkan beberapa sumber, nama-nama yang muncul antara lain, Sektretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, Rektor UMM Malang, Fauzan, dan Rektor IPB Arief Satria, serta Menko PMK, Muhadjir Effendy.
Nama-nama tersebut sempat mencuat beberapa waktu lalu ketika santer terdengar narasi penggantian Menteri Pendidikan, dan kini berpotensi bakal mengisi jabatan itu di kabinet Prabowo.
1. Abdul Mu’ti
Abdul Mu’ti merupakan akademisi Islam Indoensia yang menjabat sebagai sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027.
Pria berusia 55 tahun ini, pernah mengenyam pendidikan di Flinders University, Australia, dan juga merupakan guru besar pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Fauzan
Merupakan seorang akademisi yang saat ini menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ini adalah periode keduanya menjadi rektor UMM sejak dilantik pada tahun 2016.
Dia merupakan guru besar di bidang Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM Malang, yang dikukuhkan pada Mei 2023 lalu.
3. Arief Satria
Arief Satria juga merupakan seorang akademisi yang kini menjabat sebagai Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB). Dia tengah menjalani sebagai rektor IPB periode kedua sejak terpilih tahun 2017.
Dia memperoleh gelar doktor pada tahun 2006 dari Department of Marine Social Science Universitas Kagoshima. Pada tahun 2019, ia diangkat menjadi guru besar tetap dalam bidang ekologi-politik di IPB.
4. Muhadjir Effendy
Saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sejak 23 Oktober 2019 pada Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma’ruf Amin.
Pria kelahiran lahir 29 Juli 1956 ini juga pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla.
Sebelumnya, Muhadjir juga pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tiga periode yaitu tahun 2000–2016.
Polemik Nadiem Soal Pendidikan Tinggi
Seperti diketahui, masa jabatan Nadiem Makarim akan berakhir seiring masa jabatan Presiden Joko Widodo pada Oktober 2024 nanti. Namun belakangan ia tengah menjadi sorotan.
Pertama dia disoroti soal polemik bahwa pendidikan tinggi merupakan kebutuhan tersier. Hal ini mulanya diungkapkan oleh Sekretaris Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Thitjik Sri Tjahjani.
Namun karena hal ini, Nadiem bahkan didesak mundur oleh anggota DPR Anggota Komisi X DPR, Elnino M Husein Mohi. Menurutnya, hal ini telah membunuh mimpi anak-anak yang ingin menempuh perguruan tinggi.
“Kalau saya jadi Nadiem, saya sudah mengundurkan diri,” tegas Elnino Mohi dalam keterangannya, Sabtu (18/5).
Politisi Gerindra ini mengungkap, menempuh pendidikan tinggi dan menjadi sarjana adalah cita-cita setiap anak bangsa.
“Memang tidak semuanya jadi sarjana, tapi itu karena terpaksa harus begitu. Bukan karena kampus itu hanya mimpi bagi anak orang kaya. Di situlah fungsi negara hadir melalui Menteri Pendidikan,” ujar Elnino.
Tak hanya itu, Nadiem juga dikritik soal kebijakan yang tertuang dalam Permendikbud Ristek Nomor 2/2024 yang mengatur tentang biaya kuliah.
Regulasi tersebut mengakibatkan nilai Biaya Kuliah Tunggal (BKT), UKT dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) naik fantastis.
Elnino mengaku amat kecewa karena di saat ekonomi sulit, Nadiem malah menelurkan kebijakan yang membuat rakyat semakin sulit.
“Kebijakan yang buta konteks seperti ini. Padahal jabatan politik itu punya prinsip. Kalau tidak bisa bikin orang banyak senang, maka jangan mempersulit satu orang pun,” tegasnya.
Bagi Elnino, Permendikbud Ristek Nomor 2/2024 menyulitkan banyak orang. Khususnya orang-orang yang berada di kalangan menengah ke bawah.