News
Rizieq Dinilai Dukung Anies-Muhaimin
Published
1 year agoon
By
N Ayu AshariMONITORDAY.COM – Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar hadir dalam momentum penting keluarga Habib Rizieq Shihab. Hadirnya Anies-Muhaimin dalam pernikahan putri Habib Rizieq dinilai menjadi isyarat kuat ke mana arah dukungan imam besar eks organisasi FPI tersebut.
Anies mengaku pertemuan tersebut sekadar untuk memenuhi undangan Rizieq Shihab. Menurutnya, tak ada pembicaraan politik di dalamnya. “Kita hadir memenuhi undangan menyaksikan pernikahan, mendoakan dan itu saja,” kata Anies, kemarin.
Bakal cawapres pendamping Anies, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) pun menyatakan hal yang sama. Dia mengatakan, terkait pertemuannya dengan Rizieq Shihab, pada Rabu (27/9/2023), tak ada pembicaraan khusus dengan mantan tokoh nomor satu di organisasi Front Pembela Islam (FPI) yang kini telah dibubarkan tersebut.
Cak Imin menegaskan bahwa pertemuan tersebut digelar dalam rangka menghadiri pernikahan putri Rizieq Shihab. “Tidak ada (pembicaraan khusus), cuma menyaksikan pernikahan putrinya saja,” kata Cak Imin.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut mengaku belum sempat berbicara banyak dengan Rizieq Shihab. Ia juga mengeklaim tak mendapat pesan khusus dari Rizieq Shihab. “Belum sempat, enggak sempat (bicara), ramai, enggak ada pembicaraan apa-apa,” ujar dia.
Rekaman video menampilkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar tengah duduk mengapit Habib Rizieq beredar ke publik. Dalam video tersebut, terlihat Anies dan Muhaimin Iskandar mengenakan peci hitam sementara Habib Rizieq berserban putih. Keduanya terlihat duduk bersila dan bershalawat bersama.
Dia menambahkan, sejak menjadi gubernur DKI Jakarta hingga persiapan maju sebagai calon presiden, Anies terus berkomunikasi dengan seluruh elemen. “Beberapa pekan lalu Anies diundang oleh komunitas Tionghoa. Sebelumnya, sejumlah pendeta Kristen dari Papua menemui Anies. Dalam simpul relawan banyak aktivis beragama Buddha, Hindu, dan Katolik. Inilah keragaman Indonesia yang dengan sadar dikelola Pak Anies dalam bingkai persatuan Indonesia,” katanya.
Pengamat politik, Adi Prayitno menilai, pertemuan Rizieq dengan Anies-Muhaimin membuktikan kalau politik memang tidak mengenal batas atau sekat. “Secara prinsip politik itu tidak kenal batas-batas dan sekat-sekat. Kalaupun dulu seakan HRS dekat Prabowo di pilpres, tapi kita tahu di 2017, FPI khususnya, memang berada di belakang gerakan politik Anies,” kata Adi.
Adi berpendapat, memang ada kecenderungan HRS dan pengikutnya untuk 2024 nanti lebih dekat dengan Anies dibanding Prabowo. Bahkan, kecenderungan itu sudah ditunjukkan elite-elite mereka yang kecewa dengan Prabowo. Terutama, atas keputusan Prabowo merapat ke Joko Widodo.
Adi menuturkan, tidak sedikit dari pengikut-pengikut HRS yang sudah menyampaikan kepada publik mereka sudah tidak lagi menjadi bagian dari Prabowo Subianto. “Jadi, tidak mengherankan kalau untuk 2024, HRS sangat mungkin mendukung Anies,” ujar direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia tersebut.
Meski begitu, ia merasa, banyak publik yang tertarik melihat kehadiran Muhaimin Iskandar. Terlebih, basis konstituen PKB yang mayoritas memang NU selama ini berhadapan dan berseberangan dengan HRS dan pengikutnya. “Ini tentu semua karena urusan politik, jadi politik memang mencarikan semuanya, politik bisa mempertemukan segalanya, setidaknya pada level PKB, Muhaimin bisa duduk bersama bisa hadir di pernikahan anak HRS,” kata Adi.
Adi merasa, ini merupakan sesuatu yang tidak pernah dibayangkan publik sebelumnya. Setelah ini, Adi menekankan, yang paling dinantikan tentu sikap pendukung PKB di bawah atas kedekatan Muhaimin Iskandar dan HRS. Sebab, dari sisi pendukung Anies sudah sangat terbiasa, bahkan banyak yang memang beririsan dengan pengikut HRS. Selain itu, cukup banyak pendukung Anies selama ini yang terafiliasi dengan HRS dan pengikutnya.
Apalagi, ia mengingatkan, selama ini memang HRS dan pengikutnya sangat berjarak secara diametral dan saling berhadapan dengan NU. Artinya, ada tembok besar dan tebal yang memisahkan HRS dan pengikutnya dengan NU. “Dua kutub yang selama ini berbeda, itu spekulasi politik yang bisa kita saksikan ke depan, apakah pendukung Muhaimin Iskandar yang mayoritas NU itu tidak mempersoalkan pertemuan ini atau justru membuat mereka marah,” ujar Adi.