Monitorday.com – Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, secara terbuka mengungkapkan bahwa Malaysia dan Singapura tidak senang dengan rencana Indonesia untuk memajukan industri semikonduktor.
Menurut Airlangga, negara-negara tetangga tersebut sering menghambat upaya Indonesia melalui lembaga-lembaga non-profit.
Airlangga menjelaskan bahwa Amerika Serikat sedang mempersiapkan Indonesia untuk masuk dalam pembuatan komponen semikonduktor, sementara China juga tertarik pada bagian wafer semikonduktor.
“Kita akan buat terintegrasi di pulau Rempang dengan investasi sebesar US$ 12 miliar,” kata Airlangga dalam Seminar Ekonomi di Kolese Kanisius, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Namun, upaya ini tidak disukai oleh negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, yang sering mengganjal Indonesia dengan isu lingkungan.
“Singapura dan Malaysia tidak senang, makanya dibuat ribut terus sama NGO-NGO, supaya Indonesia tidak masuk di industri semikonduktor,” ujarnya.
Airlangga juga mengungkapkan bahwa Indonesia sebelumnya pernah memproduksi komponen semikonduktor, namun investor pindah ke Malaysia akibat regulasi yang diterapkan.
“Ekspor electronic-based kita ke Malaysia mencapai 40%, dan Indonesia harus menarik kembali investasi tersebut. Saat ini, semikonduktor Indonesia hanya di hilir, di testing dan assembling,” jelasnya.
Untuk mendukung pembangunan industri semikonduktor, Indonesia membutuhkan banyak insinyur di bidang mikroelektronik.
“Kalau bicara semikonduktor, itu bicara desain chip. Sederhananya, membuat sirkuit elektrik yang dibuat kecil,” katanya.
Menurut catatan Kementerian Perindustrian, Indonesia pernah memiliki pabrik semikonduktor pada tahun 1973 dengan investasi dari Fairchild Semiconductors dan National Semiconductors.
Namun, perubahan model bisnis di industri semikonduktor pada tahun 1980-an, yang memecah bisnis menjadi beberapa segmen seperti Fabless, Foundry, IDM, dan OSAT, menyebabkan investor pabrik semikonduktor pindah ke Malaysia pada tahun 1985.
Sejak saat itu, manufaktur semikonduktor Indonesia kalah bersaing dengan Malaysia dan menjadi pengimpor semikonduktor.
Kehilangan pabrik semikonduktor menjadi kerugian besar bagi Indonesia. Komponen semikonduktor adalah komponen fundamental dalam membangun ekosistem industri elektronik, termasuk mobil listrik.