Connect with us

Ruang Sujud

Meniti Jalan Lurus

Published

on

“Ihdinash Shiraathal Mustaqiim. Tunjukan kami jalan yang lurus.”

TIDAK sah shalat kita tanpa membaca surat al-Fatihah di tiap raka’atnya. Tujuh ayat ini, adalah doa kita agar Allah karuniakan petunjuk ke jalan yang lurus. Kita membacanya setiap hari sekurangnya 17 kali, sebab ialah doa terpenting, permohonan terpokok, dan pinta paling utama.

“Jalan Lurus,”.

Sesaat kita mendengar kata itu, mungkin terbayang disebagian benak kita bahwa jalan lurus itu bagus, halus, dan mulus. Kita mengira bahwa shiraatal mustaqiim adalah titian yang gangsar dan tempuhan yang lancar.

Tergambar pula, ia adalah jalan bebas hambatan dan tiada sesak, tanpa rintangan dan tiada onak. Kita menyangka bahwa di jalan yang lurus itu, segala keinginan terkabul, setiap harapan terwujud, dan semua kemudahan dihamparkan.

Frasa “jalan yang lurus” membuat kita mengharapkan jalur yang tanpa deru dan tanpa debu.

Maka kadang kita terlupa, bahwa penjelasan jalan yang lurus itu tepat berada di ayat berikutnya. Jalan yang lurus itu adalah, jalan orang-orang yang telah Kauberi nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Kaumurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

Maka membentanglah Al-Qur’anil Karim sepanjang 113 surah bakda Al-Fatihah untuk memaparkan bagi manusia jalan orang-orang yang telah diberi nikmat itu.

Ialah jalan Adam dan Hawa; jalan Nuh, Hud, dan saudaranya; jalan Dawud dan putranya; jalan Ayyub dan Yunus; jalan Zakariyya dan Yahya, serta Maryam dan ‘Isa. Jalan indah itu sesekali ditingkahi jalan mereka yang dimurka dan sesat; jalan iblis dan Fir’aun, hingga Samiri dan Qarun.

Cerita kehidupan Adam hingga ‘Isa. Kisah mereka memberikan makna-makna yang mengokohkan cipta, rasa, dan karsa Sang Rasul terakhir dan ummatnya yang bungsu. Mereka menghadapi kekejaman Abu Jahl, kekejian Abu Lahab, keculasan Al-‘Ash ibn Wail, tuduhan Al Walid Ibn Al-Mughirah, dongengan An-Nazr ibn Harits, rayuan ‘Utbah ibn Rabi’ah, cambukan ‘Umayyah ibn Khalaf, hingga timpukan ‘Uqbah ibn Abi Mu’ith.

Rasulullah memerah wajahnya pada suatu hari, ketika beliau bangkit dari berbaring berbantal surban di dekat Ka’bah. Seorang lelaki bernama Khabab ibn Al-Arat, lelaki pandai besi yang kerap disksa Abu Jahl dengan diikat pada selongsong logam dan dipanggang di atas bara peleleh besi; hari itu menghadap dan berbisik. “ Ya Rasulullah,” demikian lirih dia berkata, seakan masih merasakan bagaimana punggungnya melepuh pecah, dan arang penyiksa terpadam oleh tetesan cairan luka bakarnya,”tidakkah engkau berdoa atau menolong kami?”

Di antara kedua alis lelaki bertaut junjungnya, ada pembuluh yang kian membiru. Itu pertanda bahwa manusia yang paling pengasih ini marah karena Rabbnya.”Demi Allah,” ujar beliau bergetar,”orang-orang sebelum kalian ada yang disisir dengan sikat besi hingga terpisah daging dari tulangnya, ada yang digergaji tubuhnya hingga terbelah badannya; tapi semua itu tak memalingkan mereka dari’Laa ilaaha illallaah; tiada sesembahan yang benar selain Allah.”

Khabab sama sekali tidak bersalah ketika bertanya. Khabab sungguh harus difahami keseriusannya. Khabbab telah mengorbankan seluruh dirinya; dengan sakit dan luka, dengan suksa dan nista, demi risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Tetapi demikianlah Sang Nabi hendak mengajarkan padanya dan kepada kita, apa makna jalan yang lurus.

Dan sesungguhnya allah adalah Rabbku dan Rabb kalian, maka sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus. (Q.s. Maryam [19]:36)

Jalan lurus itu diikat oleh suatu hakikat. Yakni beribadah hanya kepada allah satu-satunya, tiada sekutu bagi-Nya. Bahwa di dalamnya ada nestapa dan derita, ia penggenap bagi kebersamaan dan cinta. Didalamnya, ada kehilangan dan duka, ia hanya penguat bagi sikap syukur dan menerima. Bahwa di dalamnya ada pedih dan siksa, ia hanya penyempurna bagi rasa nikmat dan mulia.

“Demi Allah, Dia pasti akan menyempurnakan urusan ini,” demikian sang Nabi melanjutkan sabdanya pada Khabbab, kini dengan senyum yang bercahaya,”hingga seseorang berjalan dari Shan’a ke Hadhramaut dan tiada yang ditakutinya selain Allah. Tetapi kalian tergesa-gesa.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ruang Sujud

Kurban di Era Digital: Tren Berkurban Online dan Tantangannya

Published

on

Monitorday.com – Di era digital saat ini, berkurban tidak lagi harus dilakukan secara konvensional. Munculnya platform digital yang menawarkan layanan kurban online membuka kemudahan bagi umat Islam untuk tetap menjalankan ibadah, meski di tengah kesibukan atau keterbatasan jarak.

Layanan kurban online memungkinkan seseorang memilih hewan, membayar secara digital, bahkan melihat proses penyembelihan melalui video. Proses distribusi daging pun dikelola oleh lembaga terpercaya dan didokumentasikan sebagai bentuk transparansi.

Namun, meski menawarkan kemudahan, kurban online juga memiliki tantangan. Salah satunya adalah kepercayaan terhadap pihak penyedia jasa. Oleh karena itu, penting memilih lembaga yang kredibel, berizin resmi, dan memiliki rekam jejak baik.

Tantangan lainnya adalah hilangnya nuansa spiritual karena tidak terlibat langsung dalam prosesi penyembelihan. Padahal, kehadiran secara fisik bisa memberikan pengalaman religius yang mendalam.

Meski begitu, kurban online tetap menjadi solusi bagi masyarakat urban yang ingin tetap beribadah dengan cara praktis. Dengan niat tulus dan pelaksanaan yang sesuai syariat, kurban digital tetap sah dan bernilai ibadah.

Continue Reading

Ruang Sujud

Kurban dan Kepedulian Sosial: Mewujudkan Solidaritas di Hari Raya Iduladha

Published

on

Monitorday.com – Kurban bukan hanya ibadah individual, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang sangat besar. Di hari raya Iduladha, umat Islam diajak untuk lebih peduli terhadap sesama, terutama mereka yang jarang atau bahkan tak pernah mencicipi daging.

Melalui pembagian daging kurban, terjadi redistribusi sumber daya secara merata. Masyarakat miskin merasakan kebahagiaan dan rasa dihargai, sementara yang berkurban belajar untuk tidak terikat pada kepemilikan harta dan lebih peduli terhadap lingkungan sosialnya.

Fenomena ini menjadi momen penting dalam memperkuat solidaritas. Tak ada sekat antara kaya dan miskin, semua duduk bersama dalam sukacita. Bahkan, kurban seringkali menjadi penghubung antar komunitas yang sebelumnya tidak saling kenal.

Banyak lembaga sosial kini memfasilitasi penyaluran kurban ke daerah-daerah pelosok yang jarang mendapatkan bantuan. Ini membuktikan bahwa semangat kurban mampu melampaui batas geografis dan menjadi energi kebaikan kolektif.

Dengan semangat kurban, kita diajak untuk lebih dari sekadar menyembelih hewan: kita menyembelih ego, keserakahan, dan keengganan berbagi. Inilah esensi Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.

Continue Reading

Ruang Sujud

Panduan Lengkap Kurban: Syarat, Waktu, dan Tata Cara Penyembelihan

Published

on

Monitorday.com – Untuk menjalankan ibadah kurban dengan benar, penting bagi umat Islam memahami syarat-syarat dan tata cara pelaksanaannya. Hal ini agar kurban yang dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat dan mendatangkan keberkahan.

Pertama, syarat bagi orang yang berkurban adalah beragama Islam, baligh, berakal, dan mampu secara finansial. Kurban bukanlah kewajiban mutlak, melainkan sunnah muakkad, sangat dianjurkan bagi yang mampu.

Jenis hewan yang bisa dikurbankan adalah kambing, domba, sapi, atau unta. Hewan tersebut harus sehat, tidak cacat, dan telah mencapai umur minimal: domba satu tahun, kambing dua tahun, sapi dua tahun, dan unta lima tahun.

Waktu penyembelihan dimulai setelah salat Iduladha hingga tiga hari tasyrik berikutnya (tanggal 10-13 Zulhijjah). Penyembelihan harus dilakukan dengan menyebut nama Allah dan membaca basmalah. Arahkan hewan ke kiblat dan gunakan pisau yang tajam untuk menghindari penyiksaan.

Daging kurban sebaiknya dibagi menjadi tiga: sepertiga untuk yang berkurban, sepertiga untuk keluarga atau kerabat, dan sepertiga untuk fakir miskin. Namun, tidak mengapa jika keseluruhan daging diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

Continue Reading

Ruang Sujud

Makna dan Hikmah Ibadah Kurban dalam Islam

Published

on

Monitorday.com – Ibadah kurban merupakan salah satu bentuk penghambaan diri kepada Allah SWT yang dilakukan oleh umat Islam pada hari raya Iduladha. Praktik ini bukan sekadar penyembelihan hewan, melainkan simbol dari ketaatan, pengorbanan, dan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah.

Kurban memiliki akar sejarah yang sangat kuat, bermula dari kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan Allah untuk menyembelih putranya, Ismail AS. Namun karena keikhlasannya, Allah mengganti Ismail dengan seekor domba. Kisah ini menjadi simbol pengorbanan tertinggi dan bentuk kepatuhan luar biasa terhadap perintah Tuhan.

Makna utama dari kurban adalah mengasah keikhlasan. Umat Islam diajarkan bahwa nilai kurban bukan pada darah dan dagingnya, tetapi pada takwa yang melekat di hati. Ibadah ini juga menjadi momen refleksi diri: sudah sejauh mana kita bersedia mengorbankan sesuatu yang kita cintai demi kebaikan yang lebih besar?

Selain itu, hikmah kurban juga mencakup aspek sosial. Daging hasil kurban dibagikan kepada yang membutuhkan, memperkuat solidaritas antar sesama muslim. Ibadah ini menjadi bukti nyata bahwa Islam sangat menekankan keadilan sosial dan empati terhadap sesama.

Continue Reading

Ruang Sujud

Pentingnya Memperbanyak Amal di Sepuluh Hari Pertama Zulhijjah

Published

on

MoSepuluh hari pertama bulan Zulhijjah memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam Islam. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada amal yang lebih dicintai Allah pada sepuluh hari pertama Zulhijjah selain amal yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah.” Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya memperbanyak amal ibadah pada waktu tersebut.

Beberapa amal ibadah yang sangat dianjurkan pada sepuluh hari pertama Zulhijjah antara lain adalah memperbanyak puasa, shalat sunnah, bersedekah, dan berzikir. Puasa pada hari-hari ini sangat dianjurkan, kecuali pada hari-hari tertentu seperti Hari Arafah, di mana umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji disunahkan untuk berpuasa.

Selain itu, perbanyaklah membaca takbir, tahlil, dan tahmid. Takbir sangat penting pada sepuluh hari pertama Zulhijjah, sebagai bentuk pujian kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan. Takbir ini juga mengingatkan umat Islam pada perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya, yang kemudian menjadi teladan bagi umat Islam hingga saat ini.

Meningkatkan kualitas ibadah selama sepuluh hari pertama Zulhijjah adalah cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Setiap amal baik yang dilakukan selama hari-hari ini akan mendapatkan pahala yang sangat besar. Oleh karena itu, manfaatkan sepuluh hari pertama Zulhijjah untuk memperbaiki diri dan meningkatkan ketakwaan.nitorday.com –

Continue Reading

Ruang Sujud

Tafsir Tentang Hari Raya Haji dan Makna Kurban pada Bulan Zulhijjah

Published

on

Monitorday.com – Hari Raya Haji, atau Idul Adha, merupakan salah satu momen paling penting dalam bulan Zulhijjah. Idul Adha diperingati sebagai bentuk penghormatan terhadap pengorbanan Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya, Nabi Ismail, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Meskipun pada akhirnya Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba, kisah ini mengajarkan umat Muslim untuk memiliki jiwa pengorbanan yang tinggi.

Pada hari raya ini, umat Islam melaksanakan ibadah kurban dengan menyembelih hewan yang telah memenuhi syarat, seperti sapi, kambing, atau domba. Daging kurban ini kemudian dibagikan kepada orang yang membutuhkan. Ibadah kurban bukan hanya sebatas ritual fisik, tetapi juga sarana untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama, terutama mereka yang kurang mampu.

Dari segi spiritual, kurban memiliki makna mendalam sebagai bentuk pengorbanan dalam hidup untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim. Pengorbanan ini tidak hanya terbatas pada harta benda, tetapi juga mencakup pengorbanan dalam bentuk waktu, tenaga, dan bahkan perasaan demi menjalankan perintah Allah SWT. Kurban adalah simbol dari ketaatan, kesabaran, dan keikhlasan yang patut diteladani oleh setiap Muslim.

Selain itu, ibadah kurban mengajarkan umat Islam tentang kepedulian sosial dan solidaritas. Dengan menyembelih hewan kurban dan membagikan dagingnya, umat Muslim ikut serta dalam meringankan beban sesama, terlebih bagi mereka yang berada dalam kesulitan ekonomi. Ibadah kurban ini menjadi sarana untuk mempererat hubungan antar sesama umat manusia, dengan nilai kasih sayang dan kepedulian sosial yang tinggi.

Continue Reading

Ruang Sujud

Persiapan Haji: Menyambut Zulhijjah dengan Ibadah yang Maksimal

Published

on

Monitorday.com – Bulan Zulhijjah adalah bulan yang sangat dinantikan oleh umat Islam, karena di dalamnya terdapat ibadah haji, salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan bagi yang mampu. Bagi umat Muslim yang akan menunaikan ibadah haji, persiapan yang matang sangat diperlukan agar ibadah ini dapat dilaksanakan dengan sempurna.

Ibadah haji tidak hanya sekedar perjalanan fisik, tetapi juga spiritual. Sebelum berangkat, calon haji perlu mempersiapkan diri secara fisik dan mental, termasuk memahami rukun-rukun haji, doa-doa yang dibaca selama haji, serta tata cara pelaksanaannya. Dengan mempelajari semua itu, jamaah haji dapat menjalani ibadah haji dengan penuh penghayatan dan tanpa kebingungan.

Persiapan fisik juga sangat penting, mengingat haji memerlukan stamina yang baik. Berlatih fisik, seperti berjalan jauh dan melatih daya tahan tubuh, akan membantu jamaah haji untuk menghadapi perjalanan yang panjang dan cuaca yang panas di Tanah Suci. Selain itu, menjaga kesehatan tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan cukup tidur sebelum berangkat sangat penting agar tubuh tetap fit selama ibadah haji.

Selain persiapan fisik dan mental, calon haji juga harus mempersiapkan materi, seperti dana yang cukup untuk perjalanan haji, perlengkapan pribadi, dan sebagainya. Mengurus dokumen perjalanan, vaksinasi, serta memahami kebijakan pemerintah terkait haji juga merupakan bagian dari persiapan yang tidak boleh terlewatkan.

Tidak hanya persiapan duniawi, menyambut bulan Zulhijjah juga berarti menyambut kesempatan untuk memperbanyak ibadah. Setiap amal baik yang dilakukan pada bulan ini, terutama sepuluh hari pertama, sangat dianjurkan dan akan mendapatkan ganjaran yang besar dari Allah SWT. Oleh karena itu, umat Islam yang belum melaksanakan haji dapat memanfaatkan bulan ini dengan meningkatkan kualitas ibadah, seperti memperbanyak shalat, berpuasa, dan bersedekah.

Continue Reading

Ruang Sujud

Makna dan Keutamaan Bulan Zulhijjah dalam Islam

Published

on

Monitorday.com – Bulan Zulhijjah merupakan bulan yang penuh berkah dan memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Zulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Hijriyah, dan menjadi bulan yang sangat dinanti-nanti oleh umat Muslim, terutama karena adanya ibadah haji yang dilaksanakan pada sepuluh hari pertama bulan ini.

Zulhijjah berasal dari kata “Hajj,” yang menunjukkan hubungannya dengan ibadah haji. Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan bagi umat Muslim yang mampu. Setiap tahunnya, jutaan umat Muslim dari seluruh dunia berkumpul di Tanah Suci untuk menjalani serangkaian ibadah yang dimulai dengan wukuf di Arafah, dilanjutkan dengan ibadah kurban, serta berbagai ritual lainnya.

Pada bulan ini, umat Islam juga diajarkan untuk memperbanyak ibadah, doa, dan amal baik. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa tidak ada amal salih yang lebih mulia selama sepuluh hari pertama Zulhijjah selain beribadah kepada Allah. Oleh karena itu, banyak umat Islam yang menganggap sepuluh hari pertama Zulhijjah sebagai waktu yang sangat baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai amal ibadah.

Selain itu, Zulhijjah juga merupakan bulan yang di dalamnya terdapat Hari Raya Haji, yang lebih dikenal dengan Idul Adha. Hari ini dirayakan dengan melaksanakan penyembelihan hewan kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, mengikuti teladan Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya, Ismail, sebagai bentuk pengorbanan yang tulus.

Secara keseluruhan, bulan Zulhijjah adalah waktu yang penuh berkah dan merupakan kesempatan bagi umat Muslim untuk memperbaiki diri melalui ibadah dan amal kebaikan. Keutamaannya sebagai bulan yang penuh rahmat dan pengampunan Allah menjadikannya bulan yang sangat istimewa dalam kehidupan seorang Muslim.

Continue Reading

Ruang Sujud

Kisah Inspiratif Jemaah Haji Indonesia di Tanah Suci

Published

on

Monitorday.com – Setiap musim haji selalu menghadirkan kisah-kisah menyentuh dari jutaan umat Islam yang menunaikan rukun Islam kelima. Dari sekian banyak kisah, pengalaman jemaah haji Indonesia selalu menjadi sorotan karena menyimpan pelajaran tentang kesabaran, keikhlasan, dan keteguhan iman.

Salah satu kisah yang viral di media sosial adalah perjuangan seorang kakek berusia 83 tahun dari pelosok Jawa Timur. Meski tubuhnya renta dan jalannya lambat, ia tetap bersemangat mengikuti setiap rangkaian ibadah haji tanpa menggunakan kursi roda. Ia berkata, “Saya ingin setiap langkah saya jadi saksi cinta saya kepada Allah.” Kesungguhan beliau membuat banyak jemaah terharu dan menjadikannya inspirasi dalam menyempurnakan ibadah.

Ada juga kisah seorang ibu penjual gorengan dari Yogyakarta yang menabung selama 22 tahun demi bisa berangkat ke Tanah Suci. Setiap hari ia menyisihkan sebagian kecil dari penghasilannya, tak peduli untung atau rugi. Ketika akhirnya ia mendapat undangan haji, ia menangis bahagia dan berkata bahwa perjuangan panjangnya tidak sia-sia karena Allah telah menjawab doanya.

Cerita lain datang dari seorang dokter muda asal Sumatera yang rela mengambil cuti panjang untuk menjadi pendamping haji lansia secara sukarela. Di luar tugas medisnya, ia membantu para jemaah berjalan, memberi minum, dan bahkan memandikan mereka yang sakit. Baginya, itu bukan beban, tapi kesempatan untuk berkhidmat kepada tamu-tamu Allah.

Di Tanah Suci, batas-batas sosial dan status ekonomi seolah menghilang. Semua jemaah saling membantu dan menyemangati, menciptakan rasa persaudaraan sejati. Jemaah Indonesia dikenal dengan sikap ramah dan ringan tangan, sehingga sering mendapat pujian dari petugas dan jemaah negara lain.

Kisah-kisah ini membuktikan bahwa ibadah haji bukan hanya soal ritual, tetapi juga soal cinta, pengorbanan, dan kemanusiaan. Setiap langkah dan peluh yang tercurah di sana menjadi saksi ketulusan hati yang ingin lebih dekat kepada Allah.

Semoga kisah-kisah inspiratif ini menjadi pelecut semangat bagi kita semua, bahwa selama masih ada tekad dan doa, tidak ada yang mustahil untuk berangkat ke Baitullah.

Continue Reading

Ruang Sujud

Tips Persiapan Haji: Dari Administrasi hingga Kesehatan Fisik

Published

on

Monitorday.com – Menunaikan ibadah haji membutuhkan persiapan yang matang, baik dari segi spiritual, administratif, maupun fisik. Agar ibadah berjalan lancar dan maksimal, calon jemaah haji perlu memperhatikan beberapa hal penting sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.

Langkah pertama yang krusial adalah menyelesaikan persyaratan administratif, seperti memastikan paspor masih berlaku minimal 6 bulan sebelum keberangkatan, mengurus visa haji melalui instansi resmi, serta mengikuti proses pendaftaran dan pelunasan biaya haji sesuai ketentuan dari Kementerian Agama.

Selanjutnya, ikuti manasik haji yang biasanya diselenggarakan oleh Kantor Kemenag atau biro perjalanan. Dalam kegiatan ini, jemaah akan dikenalkan dengan rukun dan wajib haji, praktik mengenakan ihram, tata cara tawaf, sa’i, hingga tahallul. Manasik sangat penting agar jemaah tidak bingung atau panik saat menjalankan ibadah di Makkah dan Madinah.

Tak kalah penting adalah menjaga kesehatan fisik, karena ibadah haji membutuhkan stamina yang prima. Sebaiknya jemaah mulai berolahraga ringan seperti jalan kaki secara rutin jauh hari sebelum keberangkatan. Selain itu, jemaah juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan mendapatkan vaksinasi seperti meningitis dan influenza sesuai anjuran pemerintah.

Perlengkapan pribadi juga harus dipersiapkan dengan cermat. Pastikan membawa pakaian ihram cadangan, sandal jari yang nyaman, alat mandi, obat-obatan pribadi, masker, hand sanitizer, serta dokumen penting dalam tas kecil yang mudah dibawa. Jangan lupa membawa kantong sandal agar tidak kehilangan alas kaki saat memasuki masjid.

Selain perlengkapan fisik, bekal spiritual tak boleh dilupakan. Perbanyak membaca Al-Qur’an, zikir, dan doa, serta luruskan niat bahwa perjalanan ini semata-mata karena Allah. Mohon restu kepada keluarga, perbanyak sedekah, dan selesaikan segala urusan dunia agar ibadah haji bisa dijalani dengan hati yang tenang.

Tips tambahan, bawalah buku panduan haji saku dan catat jadwal aktivitas harian. Saat di Tanah Suci, tetap ikuti arahan petugas haji dan jaga kebersamaan dengan sesama jemaah. Hindari aktivitas yang berlebihan, jaga pola makan, dan jangan sungkan meminta bantuan jika merasa lelah atau sakit.

Dengan persiapan yang matang dari sisi administratif hingga fisik, calon jemaah akan lebih siap menjalani ibadah haji dengan penuh kekhusyukan dan harapan akan mendapatkan predikat haji yang mabrur.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



Ruang Sujud8 minutes ago

Kurban di Era Digital: Tren Berkurban Online dan Tantangannya

Ruang Sujud3 hours ago

Kurban dan Kepedulian Sosial: Mewujudkan Solidaritas di Hari Raya Iduladha

Ruang Sujud7 hours ago

Panduan Lengkap Kurban: Syarat, Waktu, dan Tata Cara Penyembelihan

News9 hours ago

Prabowo Dorong BIMP-EAGA Jadi Pusat Pangan Regional

News9 hours ago

TNI Siaga Ketat, Kejagung Hadapi Ancaman Baru

Sportechment11 hours ago

Barcelona Ikat Lamine Yamal hingga 2031, Disematkan Klausul Ballon d’Or ala Messi

News11 hours ago

Perang Dagang Trump Bikin Turis Asing Ogah Liburan ke AS

Ruang Sujud11 hours ago

Makna dan Hikmah Ibadah Kurban dalam Islam

Sportechment11 hours ago

BLACKPINK Siap Guncang Jakarta, Lihat Jadwal dan Cara Beli Tiketnya

News12 hours ago

87 Mahasiswa Indonesia Terancam Dideportasi, Kemenlu Siapkan Bantuan Usai AS Larang Mahasiswa Asing di Harvard

News13 hours ago

Vaksin TBC M72: Kontroversi atau Kemajuan Ilmiah?

News14 hours ago

Banteng Murka, Siap Menghajar sosok yang diduga Bekingi Judol

Sportechment21 hours ago

Lesti Kejora Dipolisikan Yoni Dores, Judika Komentar Begini

Sportechment22 hours ago

Gabung TC Timnas, Beckham Putran Dapat Pesan Khusus dari Patrick Kluivert

News23 hours ago

DPR Setujui Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Ruang Sujud24 hours ago

Pentingnya Memperbanyak Amal di Sepuluh Hari Pertama Zulhijjah

News1 day ago

MK Wajibkan Negara Biayai Pendidikan Dasar di Sekolah Negeri dan Swasta

Ruang Sujud1 day ago

Tafsir Tentang Hari Raya Haji dan Makna Kurban pada Bulan Zulhijjah

Ruang Sujud1 day ago

Persiapan Haji: Menyambut Zulhijjah dengan Ibadah yang Maksimal

News1 day ago

Mendikdasmen Beri Apresiasi Para Penggerak dan Inovator Pendidikan Nasional