Monitorday.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa jumlah penduduk usia produktif Indonesia pada tahun 2045 justru akan berkurang. Hal ini disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR-RI, Rabu (5/6/2024).
Menurut Sri Mulyani, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 diperkirakan akan mencapai 324 juta orang.
“Saat itu, penduduk usia muda dapat berkontribusi pada perekonomian, tetapi di sisi lain penduduk usia produktif akan berkurang,” ujarnya.
Menkeu juga menegaskan bahwa untuk mencapai target menjadi negara maju pada 2045, Indonesia masih harus mengejar banyak ketertinggalan, baik dari sisi pertumbuhan ekonomi maupun pendapatan per kapita.
“Saat ini, tingkat pendapatan penduduk Indonesia baru mencapai USD 4.806 per kapita,” katanya. Sementara itu, di negara maju, pendapatan per kapita sudah mencapai USD 26 ribu.
Sri Mulyani kemudian membandingkan capaian pertumbuhan ekonomi sejumlah negara Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, Tiongkok, dan Taiwan, dengan Indonesia.
Menurutnya, negara-negara tersebut relatif lebih cepat meraih predikat negara maju dengan pendapatan per kapita tinggi.
“Rata-rata mereka membutuhkan waktu sekitar satu dekade, bahkan kurang,” jelasnya.
Sedangkan negara-negara yang masih terperangkap dalam pendapatan kelas menengah (middle income trap) membutuhkan proses yang lebih panjang.
“Untuk menjadi negara maju, Indonesia yang masuk kategori tersebut kemungkinan juga mengalami hal itu,” tambahnya.
Menkeu memberikan contoh Korea Selatan yang dalam waktu 10 tahun pendapatan per kapitanya tumbuh sebesar 8,8 persen.
Sementara itu, tingkat investasinya tumbuh 10,6 persen dan industri manufakturnya berkembang 10,7 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021-2023 baru mencapai rata-rata 4,7 persen. Tingkat investasi hanya tumbuh 4 persen dan industri manufaktur tumbuh 4,3 persen.
“Ini tentu menjadi tantangan serius untuk mengejar ketertinggalan tersebut,” kata Sri Mulyani. “Indonesia harus melihat perbandingan ini untuk beradaptasi mengikuti perkembangan yang terjadi.”
Selain itu, Sri Mulyani menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia harus diakselerasi untuk mencapai status negara maju.
“Kalau sekarang masih di kisaran 5 persen, harus didorong ke level 6-8 persen per tahun,” tutupnya.