Keuangan
Mendorong Inklusi dan Literasi Keuangan: Kolaborasi Strategis BRIDS dan OJK
program edukasi yang berkelanjutan dan kolaborasi yang erat antara berbagai pemangku kepentingan,
Published
6 months agoon
Poin Penting:
- Peningkatan Literasi Keuangan di Pasar Modal: Edukasi berkelanjutan untuk anggota Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
- Optimalisasi Peran TPAKD: Sertifikasi dan pengembangan kapasitas untuk mempercepat pemanfaatan produk serta layanan pasar modal.
- Kolaborasi Multistakeholder: Sinergi antara pemerintah, regulator, dan lembaga jasa keuangan untuk mempercepat akses keuangan daerah.
MELALUI program edukasi yang berkelanjutan dan kolaborasi yang erat antara berbagai pemangku kepentingan, Indonesia dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di sektor pasar modal. Ini tidak hanya akan memperkuat stabilitas ekonomi nasional, tetapi juga memberikan kesempatan yang lebih besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pasar keuangan, meningkatkan kesejahteraan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan pembekalan terkait pasar modal dan investasi kepada perwakilan anggota Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) se-Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di sektor pasar modal yang masih relatif rendah.
Direktur Utama BRIDS, Laksono Widodo, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan melalui program-program edukasi yang berkelanjutan. “BRIDS berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan sektor pasar modal di Indonesia melalui berbagai program edukasi yang berkelanjutan,” ujarnya di Jakarta, Selasa. Laksono menjelaskan bahwa kegiatan edukasi ini merupakan penerapan misi perseroan untuk fokus terhadap pengembangan pasar ritel dan memberikan nilai tambah bagi investor di pasar modal Indonesia.
Peningkatan literasi keuangan sangat penting mengingat hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK tahun 2022 menunjukkan tingkat literasi keuangan nasional berada pada angka 49,68 persen, namun literasi di sektor pasar modal masih rendah, yakni 4,11 persen. Tingkat inklusi keuangan nasional mencapai 85,10 persen, tetapi di sektor pasar modal hanya sebesar 16,13 persen. Angka-angka ini menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan dalam pemahaman dan pemanfaatan produk pasar modal di kalangan masyarakat.
Untuk mengatasi hal ini, BRIDS bersama OJK mengadakan rangkaian kegiatan edukasi dan sertifikasi bagi anggota TPAKD. Salah satu kegiatan bertajuk “Optimalisasi Peran dan Fungsi TPAKD Dalam Rangka Akselerasi Pemanfaatan Produk serta Layanan Pasar Modal” bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan anggota TPAKD dalam mengoptimalkan pemanfaatan produk keuangan pasar modal.
TPAKD merupakan forum koordinasi yang terdiri dari pemerintah daerah, regulator, lembaga jasa keuangan, dan akademisi yang bertujuan mempercepat akses keuangan di daerah. Hingga 31 Maret 2024, telah terbentuk 518 TPAKD di seluruh Indonesia, dengan rincian 34 TPAKD pada tingkat provinsi dan 484 tingkat kabupaten/kota. Forum ini berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, menekankan pentingnya sertifikasi sebagai komitmen OJK untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para anggota TPAKD secara berkelanjutan.
Kunci utama dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan adalah kolaborasi dan sinergi antara berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah, regulator, dan lembaga jasa keuangan harus bekerja sama dalam mengembangkan program-program edukasi yang efektif dan menyeluruh. Dalam konteks ini, BRIDS dan OJK menunjukkan contoh kolaborasi yang baik dalam menyelenggarakan program edukasi bagi anggota TPAKD.
Program edukasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang produk dan layanan pasar modal, tetapi juga untuk membantu anggota TPAKD dalam menyusun program kerja yang fokus pada pemanfaatan produk keuangan pasar modal secara optimal. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan, yang dapat memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dalam menghadapi tantangan literasi dan inklusi keuangan, diperlukan upaya yang luar biasa (extraordinary effort) dari semua pihak. Generasi muda, sebagai bagian dari masyarakat yang melek teknologi dan informasi, memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi dan edukasi mengenai pasar modal. Mereka dapat menjadi agen perubahan yang membantu meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan produk pasar modal di kalangan masyarakat luas.