Monitorday.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan rapat terbatas dengan menteri-menteri bidang perekonomian dan beberapa kepala lembaga untuk membahas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Rapat tersebut berlangsung di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis (20/6).
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menjadi yang pertama tiba di lokasi, diikuti oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Ketika ditanya wartawan apakah rapat tersebut membahas pelemahan rupiah, Sri Mulyani menjawab singkat, “Ya.”
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pelemahan rupiah adalah hal yang wajar mengingat perekonomian AS yang membaik dan penguatan dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia.
“Kita monitor saja dinamika atau fluktuasi mata uang dunia, US dollar menguat karena ekonomi Amerika membaik,” kata Airlangga usai acara Konferensi Pers Pengembangan King’s College London di Jakarta, Kamis (20/6).
Terbaru, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat mencapai Rp16.425 per dolar AS. Airlangga menegaskan akan terus mengawasi pergerakan rupiah,
“Kita monitor saja, karena itu Bank Indonesia yang akan terus memonitor secara daily,” ujarnya.
Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan di level 6,25 persen, meskipun sebelumnya pasar memprediksi BI akan menaikkan suku bunga untuk meredam pelemahan rupiah.
Menurut pengamat pasar uang Ariston Tjendra, kenaikan suku bunga mungkin meredam pelemahan, tetapi penguatan rupiah tidak akan signifikan di tengah sentimen kuat terhadap dolar AS.
Ariston juga menuturkan potensi pelemahan rupiah masih ada, dengan nilai tukar bisa mencapai Rp16.450 per dolar AS dan support di kisaran Rp16.350 per dolar AS untuk hari ini.