Monitorday.com – Delegasi Indonesia mengadakan pertemuan bilateral dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan China untuk mendiskusikan kerja sama di bidang pelayaran. Pertemuan ini berlangsung di sela-sela sidang International Maritime Organization (IMO) Council 132 di London, Inggris.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Antoni Arif Priadi, yang juga Ketua Delegasi Indonesia, menyatakan bahwa pertemuan tersebut bertujuan untuk menindaklanjuti data per Mei 2024, yang mencatat ada 1.192 pelaut Indonesia bekerja di kapal China.
“Indonesia telah memiliki kesepakatan kerja sama dengan China di bidang maritim, termasuk MoU Concerning Recognition of Seafarer’s Certificate under Regulation I/10 Konvensi STCW,” ujar Antoni dalam keterangan di Jakarta, dikutip Kamis (11/7).
Namun, Antoni menjelaskan bahwa MoU yang ada saat ini hanya merupakan pengakuan sepihak, di mana Indonesia mengakui sertifikat pelaut China, tetapi tidak sebaliknya.
“Kami menyarankan agar ketentuan MoU ini ditingkatkan menjadi saling pengakuan sertifikat pelaut oleh kedua negara, dengan tetap menghormati kedaulatan dan tata kelola masing-masing,” jelas Antoni.
Antoni menambahkan bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub dan Maritime Safety Authority (MSA) China sedang menyusun MoU mengenai implementasi Port State dan Flag State.
“MoU ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama bilateral dengan prinsip-prinsip yang menguntungkan, dan kami berharap MoU ini dapat segera ditandatangani,” kata Antoni.