Monitorday.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan peninjauan operasi pasar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Rabu (4/10).
Dalam kesempatan itu, Erick memastikan stok aman jika melihat ketersediaan beras Perum Bulog sebesar 1,7 juta ton beras untuk Oktober dan 2 juta ton beras pada November.
Pemerintah telah menggelontorkan bantuan pangan senilai Rp8 triliun kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). “Jumlahnya besar, mungkin diperpanjang nanti Desember dan Januari,” kata Erick dalam keterangan tertulisnya.
Erick mengatakan proses stabilisasi pangan dengan operasi pasar berjalan seiring dengan penegakan hukum. “Kita akan libatkan semua, satgas, pemda, masyarakat untuk mulai mendorong supaya harga pangan bisa dijaga,” ujarnya.
Kemudian Erick menjelaskan, bahwa kebijakan impor beras harus melihat produksi dalam negeri. Erick menyebut program impor tidak bisa berjalan sendiri dengan mengabaikan produksi dalam negeri.
Menurut Erick, hal ini seiring kali menimbulkan area abu-abu yang bisa dimanfaatkan oknum yang ingin mencari keuntungan sesaat.
“Jadi saya terus mendorong impor dan produksi harus satu data, tidak boleh beda data, kasian rakyat, kasian petani, kalau ‘pemainnya’ begitu-begitu saja selalu cari uang cepat, nah ini harus diberantas. Sudah waktunya kita berantas mereka,” ucap Erick.
Selain itu, Erick menyampaikan pemerintah telah memiliki instrumen melalui satgas pangan yang dapat melakukan tindakan tegas. Erick menekankan kembali, proses stabilisasi pangan dengan operasi pasar berjalan seiringan dengan penegakan hukum.
“Ini lah solusi yang diberikan, bukan hanya bicara-bicara, percuma ada Satgas kita sudah mendorong sama-sama. Wasit aja ketangkep, apalagi penimbunan beras,” tandasnya.