News
Sinergi RI – Vietnam Hasilkan Transformasi Budidaya Lobster Berkualitas
Published
4 months agoon
Monitorday.com – Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sakti Wahyu Trenggono optimis sinergi Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Vietnam akan menghasilkan transformasi budidaya lobster secara menyeluruh di dalam negeri.
Hal itu Wahyu Sakti Trenggona sampaikan usai melihat progres pengembangan budidaya lobster hasil kolaborasi pelaku usaha Indonesia dan Vietnam di perairan Jembrana, Bali.
“Beberapa kemajuan dapat dilihat di antaranya transfer teknologi manajemen budidaya lobster sesuai pengembangan SOP yang diterapkan di Vietnam. Mulai dari teknis kegiatan serta penerapan etos kerja pada kegiatan budidaya,” kata Menteri Trenggono usai bertemu Wakil Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam, Phung Duc Tien, di Denpasar, Bali, Senin (5/8/2024).
Sistem budidaya lobster di Jembrana mengadopsi teknik yang diterapkan di Vietnam berupa penggunaaan kerangkeng dan pemeliharaan di bawah laut.
Benih bening lobster (BBL) juga mendapat treatment khusus seperti penyegaran, seleksi dan kontrol benih di instalasi karantina, sebelum dilepaskan ke keramba budidaya.
Metode budidaya yang diadopsi dari Vietnam diyakini dapat mengurangi nilai risiko kematian. Bahkan, dapat meningkatkan kelangsungan hidup BBL di keramba-keramba budidaya.
Menurut Trenggono, cara budidaya lobster di Jembrana dapat ditiru oleh pembudidaya lain di Indonesia sehingga transformasi budidaya lobster nasional bisa segera terwujud.
“Sistem budidaya ini menjadi contoh, termasuk penerapan etos kerja pada pembudidaya lobster,” ungkap Menteri Trenggono.
Di kesempatan sama, Wakil Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam, Phung Dec Tien, mengapresiasi cepatnya proses adaptasi perusahaan joint venture dalam menerapkan standardisasi budidaya lobster seperti di negaranya.
“Hanya dalam beberapa bulan kegiatan budidaya sudah dapat dilakukan di Indonesia,” ucap Phung Dec Tien.
Tien yakin kerja sama ini akan mengangkat sektor budidaya lobster serta mendorong berkembangnya industri di Indonesia.
Selain meningkatkan perekonomian, hubungan diplomatik dua negara juga semakin erat khususnya dalam upaya memerangi praktik perdagangan BBL ilegal.
“Kami yakin sejak awal bahwa Indonesia adalah mitra strategis untuk membangun ekosistem rantai pasok global lobster,” ujar Tien.
Sementara itu, Juru Bicara PT Idovin Aquaculture International, Adinda Cresheilla, menyatakan bahwa perusahaannya berkomitmen untuk menanamkan investasi sebesar 4 juta dolar Amerika Serikat per tahun, dengan total mencapai 20 juta dolar AS selama lima tahun.
“Investasi ini akan digunakan untuk mengembangkan Keramba Jaring Apung (KJA) dalam budidaya lobster dengan metode ala Vietnam.
Dalam metode ini, wadah budidaya atau kerangkeng diletakkan di kolom air pada kedalaman 3-7 meter dari permukaan,” ujar Adinda.
Adinda menjelaskan beberapa alasan penting di balik penggunaan metode budidaya KJA ala Vietnam. Pertama, lobster sangat sensitif terhadap perubahan salinitas.
Dengan kerangkeng yang ditenggelamkan, lobster akan terlindungi dari pengaruh air tawar yang masuk ke permukaan saat hujan.
Selain itu, kerangkeng yang berada di bawah permukaan air akan lebih aman dari gangguan angin kencang atau angin barat.
“Transfer pengetahuan dan keahlian dalam budidaya lobster yang diberikan para ahli dari Vietnam diharapkan dapat memberi nilai tambah bagi pembudidaya lokal, nelayan, hingga masyarakat setempat,” pungkas Adinda.