Monitorday.com – Penyanyi terkenal Celine Dion telah melayangkan protes terkait penggunaan lagu hitsnya, My Heart Will Go On, dalam kampanye presiden Donald Trump tanpa izin.
Lagu yang dikenal luas sebagai soundtrack film Titanic ini dinyanyikan di acara kampanye kandidat Partai Republik Donald Trump di Montana pada 10 Agustus 2024.
Dalam sebuah pernyataan resmi yang diposting di Instagram pada 11 Agustus, Dion bersama tim manajemennya dari Sony Music Entertainment Canada Inc., mengungkapkan ketidaksetujuan mereka.
“Hari ini, tim manajemen Celine Dion dan label rekamannya menyadari penggunaan tidak sah dari video, rekaman, pertunjukan musik, dan kemiripan Celine Dion dalam kampanye Donald Trump/JD Vance di Montana,” tulis pernyataan tersebut.
Dion menegaskan bahwa penggunaan lagu tersebut untuk kampanye apapun tidak diizinkan dan tidak mewakili dukungannya.
Kehadiran lagu tersebut di kampanye Trump memicu komentar-komentar pedas, termasuk sindiran tentang relevansi lagu dalam konteks acara politik.
My Heart Will Go On yang dirilis pada 1997, mendapatkan penghargaan Oscar untuk Best Original Song pada 1998, dan sejak itu menjadi salah satu lagu paling ikonik.
Protes Dion menambah daftar panjang artis yang tidak setuju dengan penggunaan karya mereka dalam kampanye Trump. Pada April 2024, perwakilan mendiang Sinead O’Connor juga mengecam Trump karena menggunakan lagu Nothing Compares 2 U.
Artis lain yang telah mengeluarkan protes termasuk Pharrell, Johnny Marr, Adele, Guns N’ Roses, Aerosmith, dan banyak lagi.
Ini bukan kali pertama Celine Dion menolak keterlibatannya dengan Trump. Pada pelantikan presiden Trump pada 2016, Dion juga menolak permintaan untuk tampil, meski perwakilan Steve Wynn mengklaim tidak ada komitmen resmi untuk penampil tertentu pada acara tersebut.
Pernyataan Dion menggarisbawahi ketidaksetujuan artis terhadap penggunaan karya mereka untuk tujuan politik tanpa persetujuan yang jelas.