Siang itu Rasulullah dan dua orang sahabatnya, Abu Bakar dan Umar bin Khatab sedang bekunjung ke rumah salah seorang sahabat yakni Abu Ayub al-Ansari. Sang tuan rumah menyambut tiga tamu agung tersebut dengan menyuguhkan satu tandan kurma dan susu kambing, kemudian disusul dengan hidangan kambing muda dilengkapi dengan roti yang lembut.
Sebelumya, Rasulullah dan dua sahabatnya tersebut bertemu secara kebetulan di masjid. Pada siang yang terik itu Rasulullah keluar rumah lalu ke masjid karena rasa lapar disebabkan di rumahnya tidak terdapat makanan yang bisa dimakan. Pada saat itu Madinah memang tengah dilanda paceklik.
Begitupun Abu Bakar dan juga Umar bin Khatab, mereka keluar rumah menuju masjid karena lapar dan tidak terdapat makanan dirumahnya.
“Apa yang menyebabkan kalian keluar rumah saat cuaca seperti ini wahai sahabatku,” tanya Rasulullah kepada dua orang sahabatnya tersebut.
“Karena rasa lapar wahai Rasulullah,” jawab keduanya.
Setelah berbincang ketiganya sepakat untuk berkunjung ke rumah salah seorang sahabat mereka yakni Abu Ayub al-Ansari. Setelah sampai mereka di sambut dengan penuh kegembiraan dan kehangatan oleh sang tuan rumah karena tamu yang datang adalah para sahabatnya yang mulia.
Setelah dipastikan bahwa putri beliau yakni Fatimah menerima kiriman makanan dari Abu Ayub barulah Rasulullah menyantap makanan yang dihidangkan, tetapi ketika tengah menyantap makanan tersebut Beliau berhenti kemudian air matanya meleleh.
“Mengapa engkau menangis wahai Rasul Allah?” tanya Abu bakar.
Lalu Rasulullah bersabda, “Sungguh Allah akan menanyai ini (makanan) nanti dipengadilanNya.”
Mata yang mulia itu menangis, berderai air mata karena mengingat akan nikmat Allah berupa makanan.