Connect with us

Talk

Political Fatigue dan Perkembangan Politik di Indonesia: Fenomena yang Meningkat di Era Demokrasi Digital

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Berbicara politik tak pernah mengenal bahasa ‘usai’. Ia menjelma menjadi bahasan dinamis dengan narasi menarik di setiap zaman dan sesuai pelaku sebagai penentu drama kepolitikan itu sendiri. Meskipun secara teori umum, berpolitik pasti mengenal strategi dan taktik yang bisa dipelajari, akan tetapi teori itu tidak serta merta bisa difungsikan dengan baik secara otomatis.

Teori itu butuh diterjemahkan ke dalam ranah spesifik sesuai lokus dan kasus. Maka, kepiawaian dalam membaca situasi bagi seorang yang ‘berani’ memilih di jalur politik menjadi keharusan. Saking dinamisnya, gerak politik melebihi kecepatan waktu yang kita lalui, begitulah kebanyakan orang berseloroh demikian. Sehingga, politisi yang handal pasti diidentikan dengan sikap yang santai, mampu mengendalikan emosi, siap disalip dan menyalip, bahkan yang tidak kalah penting adalah memiliki jiwa petarung, siap bertarung sampai titik darah penghabisan.

Dalam konteks politik kekinian, baik nasional maupun daerah. Alur sejarah kepolitikan tetap mengikuti siklus yang sama seperti perjalanan politik-politik sebelumnya. Politik akan selalu diwarnai dengan konflik, keterpurukan suatu rezim, lalu hadir satrio piningit, hadir generasi penikmat, dan berakhir generasi perusak sebagai akhir dari siklus ini. Lalu siklus berikutnya akan hadir lagi sebagai generasi perintis, membangun fondasi peradaban yang lebih beretika dengan segala kebaruan dari model politik sebelumnya, dan terus menerus sesuai tahapan baku.

Beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan transformasi signifikan dalam dunia politik Indonesia. Reformasi yang membawa angin segar demokrasi di era pasca-Orde Baru kini telah menghadapi tantangan tersendiri. Salah satu fenomena yang kian mencolok adalah munculnya political fatigue, atau kelelahan politik, di kalangan masyarakat Indonesia. Kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden dengan segala dinamika sensasional, drama partai politik yang terus terjadi putus nyambung dalam koalisi menjadikan hiruk pikuk di kalangan Masyarakat, menyita perhatian dan melelahkan untuk diamati. Sehingga, kelelahan itu menjadi fenomena kini atau Bahasa lainnya yaitu political fatigue.

Apa Itu Political Fatigue?

Political fatigue adalah kondisi di mana masyarakat merasa lelah, jenuh, dan tidak antusias terhadap isu-isu politik. Fenomena ini terjadi ketika warga negara merasa bahwa keterlibatan politik tidak memberikan perubahan berarti atau malah menimbulkan konflik yang berlarut-larut. Dalam konteks demokrasi Indonesia, yang penuh dinamika dan sering kali diwarnai dengan polarisasi politik, political fatigue menjadi relevan dan makin nyata.

Adapun beberapa penyebab Meningkatnya Political Fatigue di Indonesia, diantaranya; pertama, Polarisasi Politik yang Berkelanjutan. Polarisasi yang sangat terlihat, terutama selama dan setelah pemilu, telah membuat masyarakat terpecah dalam kubu-kubu ideologis yang sulit didamaikan. Pemilu presiden 2014 dan 2019 misalnya, meninggalkan warisan polarisasi pada masa-masa berikutnya cukup lumayan. Diskursus politik yang terjadi di media sosial sering kali bersifat antagonistik, penuh serangan pribadi, dan minim diskusi substantif, sehingga membuat banyak orang merasa jenuh.

Kedua, Overload Informasi dan Penyebaran Hoaks. Era digital mempercepat aliran informasi politik, tetapi juga membuat publik kewalahan. Masyarakat Indonesia terus dibombardir oleh berita politik, baik melalui media mainstream maupun media sosial, dengan informasi yang sering kali tumpang tindih. Penyebaran hoaks dan berita palsu semakin memperburuk keadaan, membuat warga sulit memisahkan antara fakta dan manipulasi. Hal ini mengakibatkan frustrasi dan apatisme terhadap isu-isu politik.

Ketiga, Janji Politik yang Tidak Terpenuhi. Dalam sistem demokrasi, politik adalah arena harapan dan janji. Namun, ketika janji-janji politik terus-menerus tidak terpenuhi, kekecewaan masyarakat semakin menumpuk. Banyak warga yang merasa bahwa suara mereka tidak berdampak signifikan pada perubahan kebijakan. Kelelahan politik ini berujung pada sikap skeptis terhadap politisi dan partai-partai yang ada.

Dampak Political Fatigue pada Demokrasi

Fenomena political fatigue memiliki dampak langsung terhadap kualitas demokrasi. Ketika warga semakin apatis terhadap proses politik, partisipasi dalam pemilu dan kegiatan politik lainnya bisa menurun. Demokrasi yang sehat membutuhkan partisipasi aktif dan keterlibatan warga negara dalam proses pengambilan keputusan. Jika political fatigue terus meningkat, dikhawatirkan hal ini dapat menurunkan legitimasi institusi politik dan memperkuat oligarki politik, di mana kekuasaan politik hanya berputar di lingkaran elite tertentu.

Mengatasi Political Fatigue

Untuk mengatasi political fatigue, perlu adanya perbaikan sistemik dalam berbagai aspek politik. Pertama, penting untuk mengurangi polarisasi politik dengan mendorong diskusi yang lebih inklusif dan berorientasi pada solusi. Media, sebagai pilar demokrasi keempat, harus memainkan peran penting dalam menyediakan informasi yang akurat dan berimbang serta menghindari sensasionalisme yang memperburuk polarisasi.

Kedua, pendidikan politik perlu ditingkatkan, terutama dalam memberikan pemahaman yang mendalam mengenai hak-hak warga negara dan cara efektif untuk berpartisipasi dalam demokrasi. Hal ini dapat membantu membangun kembali kepercayaan warga terhadap proses politik dan meningkatkan partisipasi mereka.

Ketiga, politisi dan partai politik harus memperlihatkan komitmen yang nyata dalam memenuhi janji-janji kampanye mereka. Akuntabilitas dan transparansi dalam pemerintahan harus ditegakkan, agar warga merasa bahwa suara mereka memang berdampak pada perubahan positif.
Political fatigue adalah tantangan yang nyata bagi perkembangan politik di Indonesia. Demokrasi yang sehat membutuhkan partisipasi aktif dari warga negara, tetapi kelelahan politik yang melanda dapat mengancam masa depan demokrasi itu sendiri.

Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari semua pihak—baik pemerintah, partai politik, media, maupun masyarakat luas—untuk membangun kembali kepercayaan dan meningkatkan kualitas dialog politik di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia bisa terus berkembang menuju demokrasi yang lebih matang dan inklusif.

Nanan Abdul Manan
Akademisi Universitas Muhammadiyah Kuningan

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Monitor Saham BUMN



News39 mins ago

Delegasi Lazismu yang Tergabung Dalam POROZ, Akan Salurkan Bantuan Kemanusiaan Ke Palestina Lewat Pintu Jordania

Sportechment6 hours ago

Akui Batik dari Indonesia, Berapa Harta Kekayaan Youtuber IShowSpeed?

Sportechment7 hours ago

Dejan/Gloria Otw Perempat Final China Open 2024 Usai Sikat Wakil Malaysia

Migas7 hours ago

Pertamina Optimistis Kembangkan Sustainable Aviation Fuel di Indonesia

Perkebunan7 hours ago

PTPN IV Regional III Raih Penghargaan di Ajang Tribun Digital Awards 2024

Sportechment8 hours ago

Klasemen PON XXI Aceh-Sumut 2024: Jabar Gusur Jakarta

Telekomunikasi8 hours ago

Telkom: Antares Eazy Sematkan AI, Apa Saja Manfaatnya?

Sportechment8 hours ago

Stefano Pioli Resmi Asuh Ronaldo Cs, AC Milan Ketiban Untung

Logistik10 hours ago

PT KAI Operasikan Kereta Ekonomi New Generation di KA Logawa

Review11 hours ago

Suka Duka Belajar di Era Layar

Sportechment18 hours ago

Ngebet Undang Khabib Nurmagomedov ke Indonesia, Alasan Oki Setiana Dewi Jadi Sorotan

Keuangan20 hours ago

Resmikan Mandiri Digital Tower, Erick Thohir Tekankan Pentingnya Cyber Security

Sportechment21 hours ago

Bek Persib Bandung Antusias Jamu Port FC di Stadion Si Jalak Harupat

News21 hours ago

Kominfo Terus Dorong Pelaku UMKM Beralih ke Platform Digital

Ruang Sujud1 day ago

Jelaskan Potensi Industri Halal Di Indonesia, Ini Kata Jokowi!

Pariwisata1 day ago

InJourney Tata Ulang Kawasan Borobudur, Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia

Sportechment1 day ago

Segini Harga Tiket Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-20 2025

Ruang Sujud1 day ago

Gila! Mossad Ledakkan Pasukan Hizbullah Dengan Cara Ini

News1 day ago

Ingin Berkunjung ke IKN? Simak Cara Masuknya

Sportechment1 day ago

Man City vs Inter Milan: Haaland Berpeluang Pecahkan Rekor Ronaldo