Monitorday.com – Aksi gelombang protes terkait penusukan santri Krapyak mencuat ke publik.
Santri dan alumni Krapyak dari berbagai kota berdatangan ke Yogyakarta untuk mendukung kasus ini.
Musibah yang terjadi di Prawirotaman, Jalan Prangtritis-Yogyakarta pada 23 Oktober menarik perhatian Rabitah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PWNU DIY.
Ketua RMI PWNU DIY, KH Muh Nilzam Yahya, menyatakan bahwa kekerasan ini telah menciptakan rasa takut di kalangan santri.
Peristiwa ini menciptakan keresahan di kalangan santri, orang tua, serta masyarakat pesantren, ujar Nilzam Yahya.
RMI mendesak aparat segera menangkap pelaku penusukan tersebut.
Mereka berharap pelaku segera diproses hukum dan diberikan hukuman yang setimpal.
RMI juga meminta aparat menertibkan peredaran Minuman Keras (Miras).
Pihak RMI percaya peredaran miras menjadi salah satu faktor penyebab tindakan kriminal ini.
Anggota DPD RI meminta Pemda DIY dan kepolisian meninjau perizinan toko miras.
Menurut anggota MUI, Pemda DIY harus memperketat izin toko-toko miras.
Senator asal DIY menyebut Pemda memiliki banyak sumber pendapatan selain dari toko miras.
Peristiwa penusukan terjadi pada Rabu (23/10/2024) di Jalan Parangtritis, Prawirotaman Yogyakarta.
Dua korban remaja mengalami luka-luka akibat penusukan tersebut.
Insiden ini bermula saat sekitar 25 orang nongkrong dan mengkonsumsi miras di sebuah kafe.
Penusukan terjadi ketika sejumlah orang menyeberang ke tempat penjual sate dan menyerang korban yang sedang membeli.