Monitorday.com – Indonesia bersama tiganegara di Asia Tenggara lainnya, yaitu: Malaysia, Thailand, dan Vietnam, kini resmi menjadi negara mitra BRICS, sebuah organisasi antarpemerintah yang awalnya beranggotakan lima negara: Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
Melalui unggahan di platform X pada Rabu (23/10/2024), akun resmi @BRICSInfo menyatakan bahwa aliansi tersebut telah menambahkan 13 negara sebagai negara mitra. Selain empat negara ASEAN, sembilan negara lainnya adalah: Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Nigeria, Turki, Uganda, dan Uzbekistan.
Negara-negara ini bukan anggota penuh BRICS, melainkan negara mitra. Penambahan negara mitra ini dianggap sebagai langkah untuk memperkuat kelompok negara ekonomi berkembang yang berpotensi menjadi penyeimbang kekuatan Barat.
BRICS sendiri didirikan pada tahun 2006 dengan anggota awal Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok, dengan Afrika Selatan bergabung pada tahun 2010. Tahun ini, keanggotaan BRICS juga diperluas dengan penambahan Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.
Negara-negara anggota BRICS kini mewakili lebih dari 28,5 triliun dollar AS atau sekitar 28 persen dari ekonomi global. KTT BRICS tahunan berlangsung di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, menyatakan bahwa dengan bergabung sebagai mitra BRICS, Malaysia berpotensi menikmati peluang perdagangan yang lebih baik, terutama mengingat populasi gabungan aliansi ini mencapai 3,2 miliar jiwa. Malaysia berkomitmen untuk mendorong agenda negara-negara berkembang dan memperkuat kolaborasi internasional, terutama selama kepemimpinannya sebagai ketua ASEAN pada tahun depan.
Menurut Mohamad Hasan, Malaysia ingin memanfaatkan posisinya di BRICS untuk menegaskan kebijakan dan identitasnya sebagai negara independen dan netral, sekaligus membuka peluang bisnis dan investasi baru.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia yang baru, Sugiono, diharapkan membawa pesan perdamaian dan solidaritas bagi negara-negara berkembang dalam forum tersebut.
“Dalam BRICS Plus, Indonesia akan menyampaikan pentingnya perdamaian dan persatuan negara-negara berkembang,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Selasa (22/10/2024).
Indonesia juga berharap memperkuat solidaritas dan peran negara-negara berkembang dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih inklusif, adil, dan setara.
Analis politik independen, Halmie Azrie, menyebut bahwa keempat negara ASEAN mungkin berupaya memperluas peluang perdagangan dan mendiversifikasi hubungan luar negeri di tengah ketidakpastian geopolitik akibat konflik di Ukraina dan Timur Tengah.
Sementara itu, Dr. Oh Ei Sun, peneliti senior di Singapore Institute of International Affairs, menyampaikan bahwa bagi negara seperti Malaysia dan Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim dan mendukung Palestina, kemitraan dengan BRICS ini juga merupakan upaya untuk mengimbangi Barat yang dinilai lebih cenderung mendukung Israel.
Sementara beberapa pihak khawatir bahwa kedekatan negara-negara ASEAN dengan BRICS bisa membebani ASEAN, Dr. Oh optimistis bahwa status mereka sebagai mitra BRICS tidak akan berdampak besar, selain dinilai sebagai pergeseran yang mempererat hubungan dengan Tiongkok di tengah ketegangan AS-Tiongkok di panggung internasional.