Monitorday.com – Dua faksi utama Palestina, Fatah dan Hamas, mengadakan pertemuan di Kairo, Mesir, pada akhir pekan ini untuk membahas pembentukan komite gabungan yang akan mengelola Jalur Gaza setelah konflik yang berkepanjangan.
Dalam laporan Reuters pada Minggu (3/11), pejabat senior dari kedua faksi juga membahas potensi gencatan senjata dengan Israel serta perluasan akses untuk bantuan kemanusiaan internasional.
Seorang pejabat keamanan Mesir yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan kepada Al Qahera News TV bahwa Mesir bertujuan untuk menyatukan barisan Palestina melalui mediasi ini.
“Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan komite publik yang akan mengelola Gaza pascakonflik,” ujar pejabat tersebut, menambahkan bahwa baik Fatah maupun Hamas menghargai langkah Mesir meski tantangan masih ada dalam isu Palestina.
Sebelumnya, dialog rekonsiliasi antar faksi Palestina termasuk Fatah dan Hamas juga telah dilakukan di Beijing dari 21 hingga 23 Juli. Rencananya, pertemuan serupa akan digelar di Kairo bulan lalu, namun ditunda hingga saat ini.
Mousa Abu Marzook, wakil Hamas yang hadir dalam pertemuan di Beijing, menyatakan bahwa deklarasi hasil pertemuan tersebut bisa menjadi langkah bersejarah menuju rekonsiliasi dan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Sementara itu, Israel, yang terus melakukan serangan terhadap Gaza sejak Oktober 2023, menolak untuk mengakui Hamas sebagai pemerintahan sah di wilayah tersebut.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 43 ribu warga Palestina dan menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi, di tengah blokade yang parah yang mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Internasional terkait tindakan brutalnya di Gaza, serta baru-baru ini mengesahkan undang-undang yang melarang badan PBB yang mengelola bantuan kemanusiaan dan pengungsi Palestina (UNRWA) untuk beroperasi.