Monitorday.com – Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami erupsi pada Senin (4/11) dini hari.
Letusan gunung api ini mengakibatkan korban jiwa serta berdampak pada ribuan warga di sejumlah desa di sekitar lokasi.
Berikut adalah beberapa fakta terkait erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki:
1. Sepuluh Korban Jiwa; Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki telah menelan korban jiwa sebanyak 10 orang.
Hingga Senin pagi, sembilan jenazah telah berhasil dievakuasi, sementara satu korban lainnya masih dalam proses evakuasi oleh tim SAR karena tertimpa reruntuhan.
“Per pukul 10.20 WIB, kami mengonfirmasi bahwa jumlah korban meninggal akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki mencapai 10 jiwa,” ungkap Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam konferensi pers daring pada Senin.
2. Ribuan Warga Terdampak; BNPB mencatat sebanyak tujuh desa terdampak akibat erupsi tersebut. Enam desa di Kecamatan Wulanggitang, yaitu Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, dan Boru Kedang, serta Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura. Total warga terdampak mencapai 10.295 jiwa atau 2.734 kepala keluarga.
“Jumlah ini bukan total pengungsi, melainkan warga yang terdampak di tujuh desa tersebut,” jelas Abdul.
3. Penutupan Sementara Empat Bandara; Empat bandara di Pulau Flores terpaksa ditutup sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Bandara yang terdampak adalah Bandara H Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende, Bandara Soa Bajawa, Bandara Gewayantana Larantuka, dan Bandara Frans Seda Maumere di Kabupaten Sikka.
General Manager AirNav Cabang Kupang, I Nyoman Oka Wiraman, menyebut bahwa Bandara Frans Seda Maumere telah ditutup selama lebih dari dua bulan sejak erupsi sebelumnya.
Sementara itu, tiga bandara lainnya ditutup menyusul pembatalan penerbangan oleh maskapai Wings Air yang khawatir terhadap dampak debu vulkanik bagi keselamatan penerbangan.
4. Status Tanggap Darurat Ditetapkan; Pemerintah Kabupaten Flores Timur menetapkan status tanggap darurat mulai 4 November hingga 31 Desember 2024. Keputusan ini dituangkan dalam Keputusan Bupati Flores Timur Nomor: BPBD.300.2.2.5/020/BID.KL/IX/2024.
Selain itu, sejak 3 November pukul 00.00 WITA, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) setelah mengevaluasi aktivitas vulkanik selama periode 23 Oktober hingga 3 November 2024. Pada 1 November, sempat terjadi letusan dengan kolom erupsi setinggi 1.500-2.000 meter di atas puncak.
Situasi saat ini masih dalam pantauan intensif oleh pihak berwenang, dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya lanjutan dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.