Monitorday.com – Carrefour, perusahaan ritel Prancis, mengumumkan akan menutup semua toko dan cabangnya di Yordania.
Penutupan ini dilakukan mulai 4 November 2024 sebagai respon terhadap boikot yang sedang berlangsung.
Dalam pernyataannya di Facebook, Carrefour menyampaikan rasa terima kasih kepada pelanggannya.
Perusahaan juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh penutupan ini.
Langkah ini sejalan dengan seruan dari gerakan BDS di Yordania yang mendesak pemboikotan terhadap Carrefour.
Boikot ini dilakukan karena tuduhan dukungan Carrefour untuk Israel di tengah perang Gaza yang berlangsung.
Sejak 7 Oktober 2023, boikot terhadap merek internasional telah terjadi di banyak negara Arab dan Islam.
Boikot ini bertujuan menargetkan bisnis yang dianggap mendukung Israel secara langsung atau tidak langsung.
Yordania bukan satu-satunya negara di mana boikot ini memengaruhi merek-merek internasional.
Negara-negara Arab dan Islam lainnya juga melaporkan tantangan dalam mempertahankan operasi bisnis mereka.
Boikot ini mencakup merek besar, barang kebutuhan pokok, dan beberapa jenis obat-obatan.
Israel terus melakukan serangan di Gaza meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata.
Lebih dari 43.000 orang tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, akibat serangan tersebut.
Lebih dari 102.000 orang lainnya terluka dalam konflik ini.
Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.
Penutupan Carrefour di Yordania mencerminkan dampak luas dari aksi boikot di wilayah tersebut.