Monitorday.com – Seorang pria Rusia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara atas tuduhan pengkhianatan negara.
Pria bernama Nikita Zhuravel sebelumnya divonis 3,5 tahun penjara karena membakar Al-Quran di tempat publik.
Hukuman awal tersebut dijatuhkan oleh pengadilan Chechnya pada Februari lalu atas tuduhan hooliganisme.
Pengadilan di Volgograd kemudian menyatakan Zhuravel bersalah karena melakukan komunikasi dengan Badan Keamanan Ukraina.
Ia dituduh melakukan tindakan yang dianggap melawan keamanan Federasi Rusia melalui komunikasi online.
Jaksa Agung Rusia mengatakan Zhuravel juga mengirim rekaman kereta api yang membawa pesawat tempur.
Selain itu, ia memberikan informasi tentang pergerakan kendaraan terkait pangkalan militer Rusia kepada intelijen Ukraina.
Kasus ini menarik perhatian karena melibatkan video pemukulan oleh putra pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov.
Adam Kadyrov, yang saat itu berusia 15 tahun, terlihat memukuli Zhuravel di dalam penjara.
Peristiwa itu terjadi saat Zhuravel menunggu persidangan atas tuduhan membakar Al-Quran di kampung halamannya, Volgograd.
Kasus pengkhianatan negara di Rusia meningkat drastis sejak perang di Ukraina dimulai.
Badan intelijen Rusia memperketat pengawasan terhadap tersangka mata-mata dan agen asing.
Peningkatan jumlah kasus ini menjadi bagian dari langkah keamanan nasional Rusia.
Tindakan keras tersebut bertujuan untuk melindungi kepentingan Rusia selama konflik berlangsung.
Kasus Zhuravel mencerminkan ketegangan politik dan sosial yang semakin tajam di Rusia.
Isu keamanan dan agama menjadi sorotan utama dalam kasus ini di tengah perang yang berlanjut.