News
Menyelami Lautan Makna, HISKI Rayakan 100 Tahun AA Navis dalam Sastra Indonesia
Published
2 hours agoon
By
Natsir AmirMonitorday.com – Peringatan seratus tahun kelahiran AA Navis diselenggarakan dengan megah oleh Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) dan Badan Bahasa di Perpustakaan Nasional, Jakarta, pada 27 hingga 30 November 2024.
Dalam rangka mengenang jejak sang maestro sastra Indonesia, acara ini menyuguhkan beragam kegiatan yang menyedot perhatian khalayak, mulai dari pameran karya-karya agung Navis yang memukau hingga peluncuran buku baru yang menyentuh batin.
Diskusi mendalam tentang karya-karya Navis turut menghidupkan kembali pemikiran-pemikirannya yang abadi, sementara kegiatan ilmiah yang digelar menjadi wahana untuk merumuskan visi sastra dan budaya Indonesia yang lebih gemilang di masa depan.
Dalam sambutannya, Ketua Umum HISKI Prof Dr Novi Anoegrajekti mengapresiasi puluhan profesor dan doktor bidang sastra Indonesia. Selain itu, ada pula anggota Dewan Perwakilan Rakyat Bonnie Triyana, Kepala Badan Bahasa E Aminudin Aziz, pejabat eselon 2 jajaran Badan Bahasa, ratusan akademisi yang hadir secara offline serta 500 peserta yang mengikuti via zoom dari Sabang – Merauke.
Pada peringatan seratus tahun kelahiran Aa Navis, sebuah perjalanan panjang pemikiran dan karya seorang sastrawan besar Indonesia, sebuah buku monumental berhasil terbit. Buku tersebut menjadi ruang ekspresi kritis yang melibatkan 44 karya dari 63 penulis, yang berasal dari berbagai penjuru tanah air, bahkan hingga ke Leiden dan Amerika.
Seperti perjalanan sebuah peradaban yang terus berjalan meskipun hanya sekejap dalam hitungan waktu, karya-karya ini menggali lebih dalam tentang pemikiran kritis budaya dan sosial yang diwariskan oleh Aa Navis dalam novel-novelnya yang penuh sindiran tajam dan refleksi tentang dunia yang terus berubah.
Sebagai Ketum HISKI dan koordinator tim editor, Prof Novi pun mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada Profesor Amin yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk berkontribusi dalam memperingati jejak pemikiran Aa Navis.
Keterlibatan HISKI dalam penerbitan buku ini menjadi bukti nyata betapa pentingnya kajian kritis terhadap karya-karya sastra dalam melihat dan menilai kondisi dunia yang terus berubah. Meskipun satu abad telah berlalu, semangat dan kritik tajam dalam karya Aa Navis tetap relevan dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi penerus.
Proses penerimaan abstrak hingga penyusunan buku ini berjalan luar biasa. Sebanyak 150 abstrak yang masuk menjadi indikasi tingginya antusiasme dan rasa hormat terhadap karya Aa Navis, yang menyoroti berbagai dimensi kehidupan manusia dan alam semesta. Dari Aceh hingga Papua, dari masyarakat perkotaan hingga pedesaan, karya-karya ini menggambarkan keragaman namun tetap berpusat pada satu tema besar: pemikiran kritis yang mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan kemanusiaan.
Penyusunan buku ini menjadi sebuah wadah bagi para akademisi dan penulis dari berbagai latar belakang untuk bersatu dalam satu misi: menghidupkan kembali pemikiran Aa Navis dan merayakan seratus tahun perjalanan sastra dan budaya Indonesia. Dari karya-karya ini, kita belajar bahwa sastra bukan sekadar karya seni, melainkan juga kekuatan untuk mendorong perubahan sosial, budaya, dan lingkungan. Sebuah karya yang tak hanya ditulis, tetapi juga hidup, bernafas, dan menyentuh hati banyak orang.