Monitorday.com – Presiden Suriah Bashar Al Assad dilaporkan melarikan diri dari negaranya pada Minggu (8/12) bersama keluarganya ke Moskow, Rusia.
Pelarian ini terjadi setelah pemberontak berhasil menguasai ibu kota Damaskus, menandai berakhirnya kontrol rezim Assad di Suriah.
Kabar ini dikonfirmasi oleh komandan militer Suriah yang menyatakan bahwa Al Assad meninggalkan Suriah di tengah konflik yang semakin memanas.
Menyusul peristiwa ini, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) segera menggelar rapat darurat tertutup di Markas PBB, New York, pada Senin (9/12) pukul 15.00 waktu setempat, seperti dilaporkan AFP.
Dalam pernyataan resmi yang dikutip oleh Al Jazeera, pemberontak Suriah mengumumkan berakhirnya era pemerintahan Bashar Al Assad yang telah berkuasa selama 13 tahun.
“Setelah 50 tahun penindasan di bawah pemerintahan Baath dan 13 tahun kejahatan, tirani, serta pengungsian, kami mengumumkan hari ini, 8 Desember 2024, berakhirnya era kelam itu dan dimulainya era baru bagi Suriah,” bunyi pernyataan tersebut.
Pemberontak juga menegaskan keberhasilan mereka merebut Damaskus.
“Kami mengumumkan akhir dari era kegelapan dan dimulainya era baru Suriah. Di era baru ini, semua orang akan hidup berdampingan dengan damai, keadilan ditegakkan, dan kebenaran ditegaskan,” lanjut pernyataan itu.
Damaskus Jatuh, Rezim Assad Runtuh
Seorang pejabat keamanan Suriah kepada CNN menyebutkan bahwa Damaskus secara militer telah jatuh ke tangan pemberontak. “Rezim Assad sudah runtuh,” ujar sumber tersebut.
Penguasaan Damaskus oleh pemberontak menandai titik balik signifikan dalam konflik berkepanjangan di Suriah.
Selama lebih dari satu dekade, perang saudara di negara itu telah menyebabkan ratusan ribu korban jiwa dan jutaan warga mengungsi.
Rapat darurat DK PBB diharapkan membahas langkah-langkah selanjutnya untuk mengatasi kekosongan kekuasaan di Suriah dan memastikan transisi yang damai menuju era baru.