Monitorday.com – Sejumlah badan bantuan PBB mulai mengurangi program kemanusiaan mereka setelah Amerika Serikat meninjau ulang dan menangguhkan bantuan luar negerinya, menurut laporan The Guardian pada Rabu (29/1).
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, menginstruksikan para pegawai Badan Pengungsi PBB (UNHCR) untuk segera membatasi pengeluaran. Dalam emailnya, ia meminta penghentian pemesanan pasokan baru kecuali untuk keadaan darurat.
Selain itu, badan tersebut juga diminta untuk membekukan perekrutan, menangguhkan penandatanganan kontrak, serta menghentikan perjalanan udara internasional guna menyesuaikan diri dengan kondisi keuangan yang memburuk.
Diketahui bahwa AS sebelumnya merupakan salah satu donor terbesar UNHCR, dengan kontribusi sebesar 2,49 miliar dolar AS (sekitar Rp40,49 triliun), yang mencakup sekitar 20 persen dari total anggaran badan tersebut.
Penangguhan bantuan luar negeri AS selama 90 hari ini berdampak luas, menyebabkan berbagai lembaga kemanusiaan di seluruh dunia memperlambat operasional mereka dan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap sejumlah karyawan.
Presiden AS Donald Trump pekan lalu menandatangani perintah eksekutif yang menangguhkan semua bantuan pembangunan luar negeri baru selama 90 hari.
Langkah ini dilakukan untuk meninjau kembali kebijakan bantuan luar negeri agar lebih sejalan dengan visi kebijakan luar negeri pemerintahannya.